Australia dan Belanda Menuntut Rusia atas Jatuhnya Malaysia Airlines MH17 pada 2014

  • Oleh : Redaksi

Kamis, 07/Apr/2022 22:40 WIB
Gambar yang diambil pada 19 Juli 2014 memperlihatkan puing Malaysia Airlines MH17, dua hari setelah pesawat itu jatuh di Rassipnoe, kawasan yang dikuasai pemberontak di timur Ukraina. Sebanyak 298 tewas dalam insiden ketika pesawat hendak terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur. Foto: kompas.com. Gambar yang diambil pada 19 Juli 2014 memperlihatkan puing Malaysia Airlines MH17, dua hari setelah pesawat itu jatuh di Rassipnoe, kawasan yang dikuasai pemberontak di timur Ukraina. Sebanyak 298 tewas dalam insiden ketika pesawat hendak terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur. Foto: kompas.com.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Australia dan Belanda mengumumkan pada Senin (15/3/2022) bahwa mereka memulai proses hukum terhadap Rusia di Organisasi Penerbangan Sipil Internasional.

Ini dilakukan kedua negara terkait jatuhnya Malaysia Airlines Penerbangan MH17 pada tahun 2014 yang mengakibatkan kematian hampir 300 orang.

Baca Juga:
Batik Air Terbang Langsung Bali-Adelaide Australia, Ini Jadwalnya!

"Kami telah menyatakan sejak Mei 2018 bahwa Federasi Rusia bertanggung jawab berdasarkan hukum internasional atas jatuhnya Penerbangan MH17," kata kantor Perdana Menteri Australia Scott Morrison, dilansir The Hill.

"Aksi bersama Australia dan Belanda hari ini merupakan langkah maju yang besar dalam perjuangan kedua negara untuk kebenaran, keadilan, dan pertanggungjawaban atas tindakan kekerasan yang mengerikan ini, yang merenggut nyawa 298 korban, 38 di antaranya menyebut Australia sebagai rumah," tambahnya.

Baca Juga:
Hilang Sejak Lama, Keberadaan Pesawat Malaysia Airlines MH370 Segera Terungkap

Pada tahun 2014, penerbangan Malaysia Airlines yang membawa 283 penumpang dan 15 awak ditembak jatuh saat terbang di atas Ukraina timur.

Awaknya terdiri dari orang Malaysia, sedangkan sebagian besar penumpangnya adalah orang Belanda.

Baca Juga:
Ditjen Hubud dan Australia Kolaborasi Menggelar National Contigency Exercise

Warga negara Australia, Inggris dan Malaysia juga termasuk di antara penumpang.

Australia menyatakan bahwa pesawat itu ditembak jatuh oleh sistem rudal Rusia setelah sistem itu diangkut ke wilayah Ukraina yang dikendalikan oleh separatis yang didukung Rusia.

Pada tahun 2018, baik Australia dan Belanda menganggap Rusia bertanggung jawab.

Pada tahun 2020, Rusia menarik diri dari negosiasi mengenai jatuhnya penerbangan tersebut.

"Invasi Rusia yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan ke Ukraina dan eskalasi agresinya menggarisbawahi perlunya melanjutkan upaya abadi kami untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional," tulis kantor Morrison.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Belanda Wopke Hoekstra juga mengatakan pernyataan terkait hal ini.

"Pemerintah akan terus melakukan segala daya untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas jatuhnya penerbangan MH17 dan untuk menegakkan ketertiban hukum internasional," ujarnya.

"Kami tidak bisa dan tidak akan membiarkan kematian 298 orang, termasuk 196 warga negara Belanda, dibiarkan begitu saja. Peristiwa terkini di Ukraina menggarisbawahi pentingnya hal ini," tambahnya. (dn/sumber: kompas.com)