Norwegia Apresiasi Cara Indonesia Atasi Sampah Laut

  • Oleh : Fahmi

Jum'at, 01/Jul/2022 08:18 WIB
Anne Beathe Tvinnereim Menteri Pembangunan Internasional Norwegia, bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono. Anne Beathe Tvinnereim Menteri Pembangunan Internasional Norwegia, bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.

LISBON (BeritaTrans.com) - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menegaskan  komitmennya dalam mengurai permasalahan sampah di laut, salah satunya dengan merilis program Bulan Cinta Laut (BCL) sejak awal tahun lalu. 

Program ini pun gencar digaungkan KKP pada konferensi internasional bikinan PBB, United Nation Oceans Conference (UNOC) 2022 yang berlangsung di Lisbon, Portugal pada 27 Juni - 1 Juli 2022. 

Baca Juga:
Kementerian-KP Galang Dukungan Internasional, Perluas Kawasan Konservasi Laut

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan, program Bulan Cinta Laut mendapat banyak apresiasi dari sejumlah peserta UNOC 2022. 

Anne Beathe Tvinnereim yang merupakan Menteri Pembangunan Internasional Norwegia, salah satunya. 

Baca Juga:
KKP Temui Kejagung, Minta Pendampingan Peraturan Pengelolaan Lobster?

"Saat bertemu Anne saya sampaikan komitmen Indonesia mengatasi sampah laut melalui program BCL. Dia menilai program tersebut brilian karena mampu menyeimbangkan dua kepentingan yakni ekologi dan ekonomi," ungkap Menteri Trenggono dalam rilis resmi KKP, Kamis (30/6/2022). 

Bentuk apresiasi itu bahkan ditujukkan dengan siap memberi dukungan kepada Indonesia untuk kegiatan membersihkan sampah di laut. "Ini kesempatan baik yang mendorong gerakan yang dilakukan menjadi lebih kuat lain. Tapi poinnya adalah negara kita punya komitmen dan implementasi penyelesaiannya kita jalankan," tambahnya. 

Baca Juga:
Kementerian-KP Raih Pengakuan Standar Internasional Anti Suap

Dalam akun twitter resmi Kementerian Luar Negeri Norwegia yang dibagikan kembali oleh Anne menyebutkan dua negara memiliki semangat yang sama dalam menciptakan laut bersih, sehat, dan produktif. 

"Kami juga mengapresiasi upaya Indonesia untuk memperkuat agenda ASEAN dalam pengelolaan laut dan sampah laut," tulis akun twitter resmi Kementerian Luar Negeri Norwegia @NorwayMFA yang di-retweet oleh Anne. 

Selain Anne, delegasi Norwegia lainnya Director Norwegian Agency for Development Cooperation Mr. Bard Vegar Solhjell juga memberi apresiasi. 

NORAD bersama Ditjen Pengelolaan Ruang Laut (PRL) KKP bahkan belum lama ini telah menandatangani perjanjian kerja sama Kelautan untuk pembangunan yang salah satu isinya untuk memerangi sampah di laut. 

"Bertemu dengan menteri perikanan Indonesia @saktitrenggono di #UNOC. Kami baru-baru ini menandatangani perjanjian Kelautan untuk Pembangunan meliputi perencanaan ruang laut, pengelolaan perikanan, dan memerangi sampah laut @noradno," tulis Bard dalam akun twitternya. 

Asisten Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Doni Ismanto yang ikut dalam pertemuan tersebut mengungkapkan, Menteri Trenggono memiliki harapan besar kepada pemerintah Norwegia untuk mendukung aksi Indonesia dalam mengatasi sampah laut atau marine litter. 

"Kita tahu Norwegia memiliki knowledge dan financial yang kuat untuk membantu Indonesia di sektor kelautan dan perikanan. Dalam pertemuan itu, Pak Menteri menegaskan "Diskusi harus berubah menjadi aksi" untuk keberlanjutan laut sehat bagi Indonesia dan dunia,"katanya. 

Sebagai informasi, Program Bulan Cinta Laut yang digagas KKP berupa gerakan bersama untuk membersihkan sampah-sampah yang ada di pesisir, pantai dan lautan dengan melibatkan semua kalangan, termasuk para nelayan. 

KKP pertama kali melangsungkan program ini pada akhir Januari 2022 di Yogyakarta. Program ini menjadi bagian komitmen Indonesia dalam mengurangi sampah laut hingga 70% pada tahun 2025. 

KKP tengah mengembangkan program ini menjadi gerakan nasional, di mana akan ada waktu tertentu bagi para nelayan untuk melaut namun tujuannya bukan mencari ikan melainkan membersihkan sampah-sampah yang ada di lautan. Sampah yang ditangkap rencananya akan dihargai seperti harga ikan per kilogramnya.(fhm)