Stasiun Manggarai Akan Jadi Stasiun Sentral Pada 2025, Bakal Layani KRL, Kereta Jarak Jauh, KA Bandara

  • Oleh : Redaksi

Jum'at, 08/Jul/2022 10:13 WIB
Suasana Stasiun Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan pada Senin (6/6/2022). (KOMPAS.com/Muhammad Isa Bustomi) Suasana Stasiun Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan pada Senin (6/6/2022). (KOMPAS.com/Muhammad Isa Bustomi)

JAKARTA (Beritatrans.com) - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan menjadikan Stasiun Manggarai sebagai stasiun sentral yang melayani KRK kereta api jarak jauh (KAJJ), dan KA bandara

Untuk mewujudkannya, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri mengatakan, harus diselesaikan proyek double double track (DDT/jalur dwi ganda) Manggarai-Cikarang. Sebab, proyek DDT ini nantinya akan memisahkan antara jalur KRL dan KAJJ.

Baca Juga:
Menhub Temui MILT dan JICA, Bahas Perkembangan Sejumlah Infrastruktur Transportasi dengan Jepang

"Nantinya Stasiun Manggarai akan memiliki 18 jalur aktif untuk melayani KRL, KA Jarak Jauh, dan KA Bandara," ujarnya saat acara Ngobras di Gedung Kemenhub, Jakarta, Kamis (7/7/2022).

Masih akan ada beberapa tahapan lagi yang perlu dilakukan sebelum akhirnya Stasiun Manggarai dapat selesai dibangun menjadi stasiun sentral pada tahun 2025.

Baca Juga:
Hari Kedua Kunker Menhub di Jepang, Siap Fasilitasi Investasi TOD MRT Jakarta

Setelah switch over (SO) 5 dilakukan beberapa waktu lalu, masih akan ada SO 6 yang direncanakan akan dilaksanakan pada Oktober 2023, hingga SO 8 yang direncanakan akan dilaksanakan pada Juli 2025.

"Oleh sebab itu kami berharap rekan-rekan sekalian dapat memahami pembangunan yang sedang berlangsung dan bersabar atas kondisi yang dialami untuk menyambut Stasiun Manggarai yang lebih megah dan nyaman," ucapnya.

Baca Juga:
Menhub Temui Sejumlah Pihak di Jepang, Bahas Kerja Sama Transportasi

Dia menjelaskan, alasan pengembangan Stasiun Manggarai menjadi stasiun sentral karena kondisi Stasiun Manggarai terbatas untuk melayani perjalanan kereta api dan lonjakan jumlah penumpang yang cukup signifikan setiap tahunnya.

Stasiun Manggarai sebelum dikembangkan, hanya memiliki 8 jalur untuk lintasan KRL Jabodetabek dan 2 jalur untuk kereta api antarkota.

Dengan jumlah jalur yang terbatas tersebut, stasiun ini harus menanggung beban 726 perjalanan KA setiap harinya dengan total 1,2 juta penumpang, sehingga menyebabkan penumpukan dan antrian kereta untuk masuk ke Stasiun Manggarai.

Oleh karenanya, dengan penambahan jalur lintasan menjadi 18 jalur, dia optimistis pembangunan Stasiun Manggarai ini dapat menyelesaikan permasalahan dalam layanan kereta api komuter di kawasan aglomerasi Jabodetabek.

Integrasi antarmoda

Zulfikri menuturkan, DJKA akan bersinergi dengan Pemerintah Daerah dan stakeholder terkait untuk menata lingkungan di sekitar Stasiun Manggarai untuk menunjang operasional stasiun ini.

Integrasi antarmoda juga akan menjadi fokus utama pengembangan Stasiun Manggarai agar memudahkan mobilitas masyarakat sekaligus meningkatkan ridership yang melalui stasiun ini.

"Kami terus berkoordinasi dengan Pemda DKI Jakarta terkait akses dan penataan ruang di sekitar Stasiun Manggarai untuk memaksimalkan fungsi stasiun sebagai kawasan transit oriented development (TOD) di lahan seluas 2,4 hektar ini," tuturnya.     (ny/Sumber:Kompas.com)