Oleh : Redaksi
JAKARTA (Beritatrans.com) - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan menjadikan Stasiun Manggarai sebagai stasiun sentral yang melayani KRK kereta api jarak jauh (KAJJ), dan KA bandara
Untuk mewujudkannya, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri mengatakan, harus diselesaikan proyek double double track (DDT/jalur dwi ganda) Manggarai-Cikarang. Sebab, proyek DDT ini nantinya akan memisahkan antara jalur KRL dan KAJJ.
Baca Juga:
Menhub: Kebijakan Diskon Tarif Transportasi untuk Gerakkan Ekonomi
"Nantinya Stasiun Manggarai akan memiliki 18 jalur aktif untuk melayani KRL, KA Jarak Jauh, dan KA Bandara," ujarnya saat acara Ngobras di Gedung Kemenhub, Jakarta, Kamis (7/7/2022).
Masih akan ada beberapa tahapan lagi yang perlu dilakukan sebelum akhirnya Stasiun Manggarai dapat selesai dibangun menjadi stasiun sentral pada tahun 2025.
Baca Juga:
Pengamanan KAI Gagalkan Pencurian Trafo di Eks Gardu LAA Stasiun Manggarai, 2 Pelaku Ditangkap
Setelah switch over (SO) 5 dilakukan beberapa waktu lalu, masih akan ada SO 6 yang direncanakan akan dilaksanakan pada Oktober 2023, hingga SO 8 yang direncanakan akan dilaksanakan pada Juli 2025.
"Oleh sebab itu kami berharap rekan-rekan sekalian dapat memahami pembangunan yang sedang berlangsung dan bersabar atas kondisi yang dialami untuk menyambut Stasiun Manggarai yang lebih megah dan nyaman," ucapnya.
Baca Juga:
Mudahkan Mobilitas Masyarakat, Kemenhub Siapkan Kereta Feeder LRT Jabodebek dan MRT
Dia menjelaskan, alasan pengembangan Stasiun Manggarai menjadi stasiun sentral karena kondisi Stasiun Manggarai terbatas untuk melayani perjalanan kereta api dan lonjakan jumlah penumpang yang cukup signifikan setiap tahunnya.
Stasiun Manggarai sebelum dikembangkan, hanya memiliki 8 jalur untuk lintasan KRL Jabodetabek dan 2 jalur untuk kereta api antarkota.
Dengan jumlah jalur yang terbatas tersebut, stasiun ini harus menanggung beban 726 perjalanan KA setiap harinya dengan total 1,2 juta penumpang, sehingga menyebabkan penumpukan dan antrian kereta untuk masuk ke Stasiun Manggarai.
Oleh karenanya, dengan penambahan jalur lintasan menjadi 18 jalur, dia optimistis pembangunan Stasiun Manggarai ini dapat menyelesaikan permasalahan dalam layanan kereta api komuter di kawasan aglomerasi Jabodetabek.
Zulfikri menuturkan, DJKA akan bersinergi dengan Pemerintah Daerah dan stakeholder terkait untuk menata lingkungan di sekitar Stasiun Manggarai untuk menunjang operasional stasiun ini.
Integrasi antarmoda juga akan menjadi fokus utama pengembangan Stasiun Manggarai agar memudahkan mobilitas masyarakat sekaligus meningkatkan ridership yang melalui stasiun ini.
"Kami terus berkoordinasi dengan Pemda DKI Jakarta terkait akses dan penataan ruang di sekitar Stasiun Manggarai untuk memaksimalkan fungsi stasiun sebagai kawasan transit oriented development (TOD) di lahan seluas 2,4 hektar ini," tuturnya. (ny/Sumber:Kompas.com)