Kebijakan Satu Bus Dijatah 200 Liter per Hari, PO: Operasional Terganggu!

  • Oleh : Redaksi

Rabu, 07/Sep/2022 12:44 WIB
Foto:Istimewa Foto:Istimewa

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Selain kenaikan harga BBM, kebijakan jatah 200 liter solar buat satu bus per hari dirasa kurang oleh manajamen bus di Indonesia. Salah satu yang menyuarakannya adalah PO SAN.

Direktur Utama PT. SAN Putra Sejahtera (PO SAN), Kurnia Lesani Adnan, menyebut bahwa jatah solar sebanyak itu dirasa mengganggu operasional perusahaan. Kebijakan oleh BP Migas dan Pertamina itu pun dirasa sangat mengganggu dan menggantung.

Baca Juga:
Rayakan HUT ke-33, PO SAN Terapkan Tiket Bus Rp330.000 untuk Seluruh Rute Jarak Jauh

"Satu lagi yang menggantung adalah kuota 200 liter solar, per hari per bus. Nah ini sangat mengganggu," kata pria akrab disapa Sani kepada wartawan, Selasa (6/9/2022).

"BPH Migas dan Pertamina kami minta untuk segera menyesuaikan kebijakan karena mengganggu operasional," tegas dia yang jelas diamini PO-PO lain.

Baca Juga:
Ini 5 PO Bus Asal NTB Jajal Trayek Pulau Jawa, Rute Panjang Armada Tangguh

Ia lalu memberi contoh perjalanan salah satu busnya. Kata dia, bus yang berangkat pagi hari akan mengisi BBM di tengah perjalanan, lalu tidak akan bisa mengisi lagi bila harus balik pada hari yang sama.

"Contohnya trayek Bengkulu-Padang Pariaman, itu 700 kilometer, solar diisi penuh jam 10 pagi, belum ganti hari tambah 150 liter. Kalau kuota sudah digunakan kami tidak bisa mengisi lagi, dan ketika di tujuan mengisi lagi ini yang jadi masalah" terang Sani.

Baca Juga:
Keberangkatan Bus ALS dari Bekasi Mulai Ramai Pemudik

"Contoh lagi bus jurusan Jakarta-Solo, sampai pukul 14.00. Lalu jam 6 balik lagi ke Jakarta nggak mungkin karena solar akan habis di tengah perjalanan. Mereka seperti tidak melakukan analisa mendalam," kata imbuh dia.

Sebelumnya, kenaikan harga BBM juga mengerek harga tiket bus. Salah satu perusahaan otobus yang beroperasi lintas Jawa-Sumatera sudah menaikkan tiketnya sebesar 30%.

"Jadi dengan kenaikan BBM kami harus menaikkan tarif. Karena BBM adalah biaya langsung agar operasional perusahaan tetap berjalan," kata dia.

"Kami menaikkan harga tiket hampir 30%, kurang lebihnya sebesar itulah kira-kira," imbuh Sani.(fhm/sumber:detik)