ASDP Respon Positif Masukan dan Kritik untuk Perbaikan Layanan

  • Oleh : Naomy

Minggu, 25/Sep/2022 18:47 WIB
Layanan ASDP di Pelabuhan Layanan ASDP di Pelabuhan

 

JAKARTA (BeritaTrans.com) - PT ASDP Indonesia Ferry merespon positif masukan dan kritik dari regulator dan akademisi terkait dengan perubahan layanan di Pelabuhan utama, yakni di Pelabuhan Merak dan Bakauheni yang kerap menarik perhatian karena sebagai "penghubung" dua Pulau terbesar, Sumatera dan Jawa. 

Baca Juga:
Sepanjang Libur Lebaran, Penumpang ASDP Naik 3%, Kendaraan 9%

Hal ini untuk menjawab masukan dari akademisi Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Sumatera Ilham Malik.

Dia mengatakan, untuk mengurai kepadatan di Pelabuhan Merak saat libur Natal dan Tahun Baru dan agar peristiwa saat musim mudik Lebaran 2022 tidak terulang, maka Pemerintah harus memperkirakan arus kendaraan yang akan menyeberang lewat pelabuhan tersebut untuk menentukan pola pengaturan yang tepat.

Baca Juga:
Selama Angleb, ASDP Layani Hingga 4,14 Juta Penumpang di 8 Lintasan

"Pemerintah bersama seluruh pihak pengelola lalu lintas darat dan laut diimbau untuk mengantisipasi kepadatan di Pelabuhan Merak, Banten saat libur Nataru," ujar dia.

Hal ini pun membutuhkan penerapan berbagai skema lalu lintas untuk mengantisipasi potensi kepadatan yang dapat terjadi.

Baca Juga:
ASDP: Hampir 100 Persen Pemudik dari Sumatera via Penyeberangan Telah Kembali ke Jawa

Tentu saja katanya, survei ini harus dilakukan dengan baik untuk mengetahui berapa demand atau kebutuhan yang harus dilayani oleh pihak pelabuhan, untuk area penampungan baik diluar dan didalam pelabuhan, jumlah kapal penyeberangan yang beroperasi, dan termasuk juga penyambutan di Pelabuhan Bakauheni. 

"Jadi saya kira apa yang harus diperbaiki itu adalah kemampuan kita dalam memperkirakan suplai dan demandnya," ungkap Ilham.

Dia melanjutkan, penerapan pola tersebut di atas perlu didukung perbaikan sistem tiket menggunakan Ferizy, sehingga pengemudi kendaraan bisa mengetahui giliran waktu masuk ke dalam pelabuhannya sehingga dapat menghindari penumpukan kendaraan di pelabuhan. 

Pemerintah pun perlu melakukan sosialisasi penerapan sistem tiket tersebut untuk mendukung kelancaran operasional dan pelayanan di pelabuhan penyeberangan.

"Pendekatan untuk pola sosialisasi pembelian tiket online melalui Ferizy harus dilakukan secara masif oleh pemerintah, agar masyarakat dapat melakukan pemesanan tiket dari jauh hari sebelum jadwal perjalanannya dan masuk ke pelabuhan dengan jadwal waktu yang sudah dipilih sehingga tidak perlu mengantre di Pelabuhan Merak seperti yang terjadi beberapa waktu lalu," imbuhnya.

Menurut Ilham, kelancaran arus penyeberangan tidak hanya dibebankan pada ASDP, sebab perusahaan tersebut hanya berperan sabagai penyedia jasa pelabuhan dan kapal penyeberangan. 

Perlu peran pemerintah dan lembaga lain yang berperan untuk mengatur traffic pemeriksaan tiket online di luar pelabuhan (bufferzone), mengatur volume kendaraan yang akan masuk ke pelabuhan, dan mengatur arus lalu lintas di jalan tol sebelum memasuki pelabuhan. 

Ilham mengungkapkan, untuk menjaga kelancaran penyeberangan saat libur Natal dan tahun baru pemerintah bisa meniru pola yang diterapkan pada arus balik dari Pelabuhan Bakauheni ke Merak saat libur lebaran 2022, yaitu dengan menerapkan delaying system pada rest area yang telah disediakan.

"Saya kira apa yang dilakukan oleh pihak Polda bersama ASDP serta Hutama Karya dan kawan-kawan di Pulau Sumatera pada saat arus balik lebaran beberapa bulan yang lalu menciptakan perjalanan yang lancar dimana hal ini terjadi karena dampak dari mereka menerapkan delaying system di masing-masing rest area. Saya kira skema ini bisa diterapkan oleh pemerintah untuk di Merak dan bahkan menjadi sangat mendesak untuk penerapan semacam itu karena ada traffic yang cukup tinggi di sana," tutupnya. (omy)