KNKT-ITS Gelar Simposium Keselamatan Pelayaran Nasional

  • Oleh : Naomy

Senin, 24/Okt/2022 21:50 WIB
Simposium terkait Kespel Simposium terkait Kespel

 

JAKARTA (BeritaTrans.com)  - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bersama ITS Surabaya menggelar Safemode Symposium, “Human Factors in Maritime Safety” di Jakarta, Senin (24/10/2022).

Baca Juga:
KNKT Sebut Angkutan ODOL Membahayakan Keselamatan Penyeberangan

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menyampaikan, human factor atau faktor manusia masih menjadi utama pada kecelakaan dan keselamatan pelayaran nasional. 

“Permasalahan krusial ini belum menjadi perhatian serius dan ditangani secara baik oleh operator, sehingga masih terjadi kecelakaan kapal di perairan nasional,” ujar Soerjanto.

Baca Juga:
Tingkatkan Keselamatan Pelayaran Tradisional, KNKT Soroti Kebutuhan Kredit Usaha Nelayan

Untuknya melalui simposium ini, pihaknya ingin mendapatkan informasi dan mengadopsi bagaimana implementasi human factors di negara lain, salah satunya Inggris, bisa dilaksanakan di dunia pelayaran Indonesia.

Simposium menghadirkan pembicara dari dalam dan luar negeri, antara lain Aleik Nurwahyudi dari KNKT, Alif Hastono, Independent Marine Survayor, Setyo Nugroho dari ITS, Maria Carrera dari World Maritime University, Sweden, Rafael Emek Kurt dari University of Strathdyde, UK, dan dua pembicara kunci yaitu Osman Turan dari University of Strathdyde, UK serta Eko Budi Djatmiko dari ITS Surabaya.

Baca Juga:
KNKT Sebut Asap Kontribusi Kecelakaan Tol Pejagan-Pemalang

Soerjanto menjelaskan, simposium ini adalah salah satu bentuk dari upaya untuk mendapatkan informasi penting terkait keselamatan pelayaran, oleh karena itu KNKT selain menghadirkan pembicara dari ITS Surabaya juga mendatangkan akademisi dari Inggris. 

Menurutnya, jika mencermati paparan yang disampaikan para pembicara dari luar negeri, banyak yang perlu diperhatikan oleh operator pelayaran untuk meningkatkan keselamatan di laut. 

“Implementasi human factors di Inggris sudah sedemikian jauh melebihi kita, dan ini yang perlu kita adopsi untuk meningkatkan keselamatan pelayaran dalam negeri,” tuturnya.

Dia mengatakan, kecelakaan di laut selama ini banyak disebabkan oleh hal-hal sepele yang disebabkan human factor itu. 

Contohnya kata dia, bagaimana mekanisme komunikasi yang tidak efektif antara satu dengan lainnya di satu pelayaran. 

“Seharusnya, pada momen-momen tertentu mereka kru kapal harus saling mengingatkan, misalnya jangan main handphone ketika mau saandar, dan sebagainya,” ungkapnya.

Lebih lanjut dia mencontohkan, kecelakaan kapal di Balikpapan beberapa waktu lalu, yang terjadi akibat tidak adanya hubungan yang baik antara kapten kapal dengan anak buahnya, dan pada moment tertentu tidak saling mengingatkan, akibatnya terjadilah kecelakaan itu.  

“Masalah komunikasi ini begitu penting dalam meningkatkan keselamatan pelayaran,” tegas Soerjanto.

Dia berharap, unsur regulator yang terlibat dalam kegiatan ini dapat mengadopsi berbagai masukan, sehingga hal-hal krusial dalam dunia pelayaran bisa diimplementasikan untuk meningkatkan keselamatan pelayaran. (omy)