Bengkel Pesawat Milik Lion Air di Batam Diproyeksikan Hemat Devisa 26 T per Tahun

  • Oleh : Fahmi

Selasa, 08/Nov/2022 14:28 WIB
Suasana pusat perawatan dan pengerjaan penanganan perbaikan pesawat udara atau Maintenance, Repair, Overhaul (MRO) Batam Aero Technic (BAT) milik Lion Air Group di area Bandara Hang Nadim, Kepulauan Riau. (Istimewa) Suasana pusat perawatan dan pengerjaan penanganan perbaikan pesawat udara atau Maintenance, Repair, Overhaul (MRO) Batam Aero Technic (BAT) milik Lion Air Group di area Bandara Hang Nadim, Kepulauan Riau. (Istimewa)

BATAM (BeritaTrans.com) - Pusat perawatan dan pengerjaan penanganan perbaikan pesawat udara atau Maintenance, Repair, Overhaul (MRO) Batam Aero Technic (BAT)-milik Lion Air Group diproyeksikan menghemat devisa rata-rata 30-35 persen dari perawatan maskapai nasional. Nilainya mencapai Rp 26 triliun per tahun.

Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro, menjelaskan BAT saat ini menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sejak diperkenalkan pada 12 Juni 2021. Sesuai PP No 67 Tahun 2021 dan memenuhi kualifikasi rencana bisnis yang mampu memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi nasional khususnya industri aviasi.

Baca Juga:
Maskapai Lion Air, Batik Air dan Super Air Jet Kerja Sama dengan Airbus untuk Tingkatkan Layanan

“Pengembangan KEK ini diharapkan dapat menghemat devisa 30-35 persen dari kebutuhan MRO maskapai penerbangan nasional senilai Rp 26 triliun per tahun yang selama ini mengalir ke luar negeri,” ujar dia lewat keterangan tertulis yang dikutip pada Ahad, 6 November 2022.

Menurut Danang, KEK BAT optimis akan mampu mendorong perseroan untuk terus meningkatkan utilisasi dan optimalisasi dari kapabilitas yang dimiliki saat ini. Dia berharap BAT bisa mewujudkan perawatan pesawat yang terintegrasi sehingga menekan angka pekerjaan berbagai perawatan pesawat ke luar negeri.

Baca Juga:
Lion Air Group Tawarkan Opsi Umrah dan Wisata, Terbang Langsung dan Transit di Kuala Lumpur

Bengkel pesawat yang mulai beroperasi pada 2014 itu bakal membangun delapan hanggar yang bisa menampung 24 pesawat udara tipe berbadan sedang (narrow body) seperti Boeing 737 dan Airbus 320. Sehingga meningkatkan serapan kebutuhan perawatan pesawat nasional dan internasional, serta meminimalisir jumlah pekerjaan MRO yang dikirim ke luar negeri.

“BAT didukung kurang lebih 2.000 personil dengan target nilai investasi pada 2023 yaitu Rp 1,24 triliun. Serta nilai investasi mencapai Rp 7,29 triliun serta dapat menyerap tenaga kerja berkisar 9.976 orang pada 2030,” kata Danang.

Baca Juga:
Alasan Penumpang Tidak Boleh Bercanda Bom di Pesawat!

Danang juga menargetkan kemampuan dan kapabilitas BAT mampu mendukung dan memenuhi pasar Asia Pasifik. Prediksinya mempu mendukung sekitar 12.000 unit pesawat udara dengan nilai bisnis berkisar US$ 100 miliar pada 2025.

BAT yang kini menjadi salah satu KEK, kata Danang, merupakan sinergi positif bagi sektor aviasi. Iklim usaha yang diciptakan oleh pemerintah, menurut dia, sangat mendukung pertumbuhan dan pengembangan di Indonesia.

“Dalam hal ini, pelaku usaha di bidang industri penerbangan khususnya jasa angkutan udara sangat merasakan bantuan dan dukungan dari pemerintah,” ucap Danang.(fhm)