Keren, BPTD Maluku Utara Miliki 5 Srikandi Syahbandar Pembantu di Pelabuhan Penyeberangan

  • Oleh : Naomy

Kamis, 10/Nov/2022 08:29 WIB
Syahbandar Pembantu Pelabuhan Bastiong Syahbandar Pembantu Pelabuhan Bastiong

TERNATE (BeritaTrans.com) - Keren, Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) wilayah XXIV Maluku Utara (Malut) Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan miliki lima Srikandi Syahbandar Pembantu di empat Pelabuhan Penyeberangan.

Baca Juga:
Antisipasi Kepadatan Arus Balik, Lintas Panjang - Ciwandan Akan Dioperasikan

Satu di Pelabuhan Penyeberangan Bastiong yakni Kartina A Domu dan dua di Pelabuhan Rum, Tidore Nuryan Samad dan Lily Sultani.

Selanjutnya di Pelabuhan Makian Fadhilah Hakim dan di Pelabuhan Penyeberangan Dowora Fahria.

Baca Juga:
Ditjen Hubdat Terus Dorong Penyeberangan Perintis jadi Komersil

Nuryan yang sudah tiga tahun bertugas di BPTD XXIV, saat ini diamanahkan menjadi Syahbandar Pembantu Rum, Tidore.

"Saya sudah lima bulan bertugas di sini. Sebelumnya di Pelabuhan Bastiong dengan jabatan sama," tuturnya.

Baca Juga:
Libur Nataru, Penumpang di 11 Lintasan Penyeberangan Meningkat Dibanding Tahun Lalu

Untuk pelaksanaan tugas dibagi dua hari masuk dua hari libur, jadi dalam satu minggu empat hari.

Ibu tiga anak ini mengaku berusaha membagi waktu antara pekerjaan dan sebagai ibu rumah tangga. 

Bahkan di sela kesibukannya pun dia menyempatkan untuk menerima pesanan kue secara online.

"Meski saya lelah tetapi membuat kepuasan tersendiri bagi saya saat bisa menjalankan hobi mengolah kue," ungkap dia.

Syahbandar Pembantu Kartina menyampaikan, tantangan utama yang harus dihadapi adalah keselamatan pelayaran penyeberangan.

"Kita harus tegas dalam menentukan apakah SPB dapat diterbitkan atau tidak sebelum keberangkatan," tuturnya.

Hal itu dengan melihat kondisi cuaca apakah aman untuk berlayar atau tidak.

Selain itu juga mengecek dokumen kapal apakah masih berlaku atau sudah melewati masa.

Hal senada juga diungkapkan Syahbandar Pembantu Lily yang bertugas di Pelabuhan Penyeberangan Rum.

"Pengguna jasa dan cuaca adalah tantangan," ungkapnya.

Untuk pengguna jasa, tantangannya kata dia adalah pada saat terjadi keterlambatan kedatangan atau keberangkatan kapal penyeberangan yang tidak sesuai jadwal.

Dengan kebijaksanaan, Lily menghadapi mereka dan memberikan pengertian alasan terjadinya keterlambatan.

Hebatnya sepak terjang para srikandi Malut ini bisa menjadi contoh positif bagi insan wanita transportasi.

Seperti diketahui, di wilayah BPTD XXIV terdapat 31 pelabuhan penyeberangan, 25 untuk layanan perintis dan enam komersil. (omy)