AirNav - Wika Duet Lestarikan Kura Kura Leher Ular Rote di NTT

  • Oleh : Naomy

Rabu, 21/Des/2022 16:34 WIB
Kerja sama Airnav dan Wika untuk pelestarian hewan Kerja sama Airnav dan Wika untuk pelestarian hewan

 

KUPANG (BeritaTrans.com) -  Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia bersama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, meresmikan Pusat Konservasi Kura Kura Leher Ular Rote KHDTK Oelsonbai di Kupang, Nusa Tenggara Timur,  Rabu (21/12/2022).

Baca Juga:
AirNav Berangkatkan Gratis 2.000 Pemudik dari Pelabuhan Gilimanuk-Bali

Head of TJSL AirNav Indonesia Hermawansyah menjelaskan, program konservasi satwa endemik dengan nama latin Chelodina Mccordi tersebut, dijalankan kedua BUMN bersama Balai Penerapan Standar Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPSILHK) Kupang serta Yayasan Dampak Sosial Indonesia.

Termasuk pula dalam kerja sama tersebut, Badan Riset dan Inovasi Nasional serta Yayasan Konservasi Nusa Palapa (KONUPA).

Baca Juga:
Airnav Hadir di Kampung Manyaifun, Mutus, dan Pulau Yefkabu Raja Ampat

 "Bagi AirNav dan PT Wijaya Karya, program ini merupakan bagian dari Program Bakti BUMN untuk Indonesia, yaitu sebagai salah satu upaya mendukung program Pemerintah dalam menjaga kelestarian Kura Kura Leher Ular Rote dari kepunahan," jelas Hermawansyah.

Melalui program konservasi tersebut, populasi Kura Kura Leher Ular Rote di habitat aslinya di masa depan diharapkan bisa bertambah.

Baca Juga:
Airnav Hadirkan UMKM Indonesia ke Panggung Global via Pameran Travel Trade & Fair Vakantiebeurs 2024

"Di dalam fasilitas yang diresmikan hari ini, selain sebagai wahana edukasi dan penelitian, diharapkan pula Kura Kura Leher Ular Rote bisa ditangkar dan dibudidayakan, untuk kemudian dikembalikan ke habitat aslinya," ujar dia.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Badan Standarisasi Instrumen Kementerian LHK, Nur Sumedi menyampaikan apresiasi kepada AirNav dan Wika yang berkolaborasi mendukung terealisasinya pembangunan Pusat Konservasi Kura Kura Leher Ular Rote di Kupang.

"Kami sangat bangga melihat antusiasme yang cukup tinggi dari seluruh pihak yang terlibat, khususnya Airnav Indonesia dan Wika. Ini adalah bentuk nyata kepedulian kita terhadap kelestarian kura kura leher ular Rote," tuturnya.

Nur Sumedi yang hadir mewakili Kepala Badan Standarisasi Instrumen Kementerian LHK menambahkan, NTT tercatat sebagai salah satu wilayah dengan kekhasan flora dan fauna endemik yang cukup berlimpah.

Salah satunya adalah kura kura leher ular Rote, yang seiring waktu mengalami penurunan populasi secara drastis dan terancam punah.

Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Oelsonbai menjadi dipilih sebagai lokasi pusat konservasi satwa endemik yang masuk dalam Red List IUCN dengan status konservasi  critically endangered  (CR) sejak tahun 2000 tersebut.

Bukan tanpa alasan, pelbagai penelitian konservasi ex situ kura kura leher ular Rote sendiri telah dilakukan para peneliti BPSILHK Kupang di Oelsonbai sejak 2009," tuturnya.

Di lokasi ini, sejumlah fasilitas dikembangkan, antara lain meliputi kolam display untuk sarana eduwisata bagi masyarakat. Kemudian ada pula kolam reintroduksi sebagai  mimiatur habitat asli, kolam rehabilitas, serta kolam pakan.

Sebagai informasi, pada sekitar tahun 2004, kura-kura leher ular diusulkan untuk dimasukkan dalam daftar Appendix II CITES.

Hal ini mengingat nilai ekonomi dari kura-kura leher ular yang cukup tinggi. Ciri fisiknya yang unik seperti lehernya yang panjang menyerupai ular, menjadikan satwa ini menjadi banyak target perburuan dan perdagangan internasional.

Sementara dilansir dalam laman resmi BBKSDA NTT, peran yang dimiliki kura-kura leher ular termasuk penting dalam ekosistem, yaitu sebagai penjaga kesehatan perairan dengan memakan hewan perairan yang sudah mati.

Selain itu, bekas sarang bertelur dari satwa ini juga berperan dalam menyuburkan dan menambah kandungan nutrisi tanah. (omy)