MTI Soroti Subsidi Kendaraan Listrik: Lebih Baik Sediakan Bus Listrik Gratis dan Perbanyak Infrastrukturnya

  • Oleh : Fahmi

Sabtu, 31/Des/2022 14:10 WIB
Tory Darmantoro ketua MTI Pusat saat paparan Outlook Transportasi 2023 di Hotel Mercure Sabang, Jakarta Pusat, Jumat (30/12/2022). Tory Darmantoro ketua MTI Pusat saat paparan Outlook Transportasi 2023 di Hotel Mercure Sabang, Jakarta Pusat, Jumat (30/12/2022).

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menyoroti tentang subsidi kendaraan listrik yang diwacanakan oleh Pemerintah.

Ketua MTI Pusat Tory Darmantoro mengatakan pihaknya lebih menilai untuk adanya subsidi  transportasi umum berbasis kendaraan listrik. Menurutnya masyarakat lebih banyak yang tertarik untuk beralih ke angkutan umum karena unitnya lebih bagus dan baru.

Baca Juga:
Biskita Trans Depok Resmi Beroperasi, Pengamat: Layanan BTS di Bodetabek Bisa Diperluas

"Kalau kemudian sekarang kendaran-kendaran umum itu gratis, kendarannya diganti jadi kendaraan listrik baru, yang disubsidi oleh Pemerintah. Jadi kendaraanya baru, lebih tertarik lagi menggunakan kendaraan listrik," kata Tory dalam konperensi persnya pada paparan Outlook Transportasi 2023 di Jakarta, Jumat (31/12/2022).

Menurut Tory, saat ini subsidi kendaran angkutan umum listrik belum ada terealisasi. Pemerintah saat berwacana untuk memberi subsidi kendaran listrik pribadi.

Baca Juga:
Saat Tepat Benahi Layanan Angkutan Umum Perkotaan

Tory menambahkan, MTI menilai kalau tujuan pemerintah untuk pengembangan penggunaan kendaraan listrik, maka diharuskan subsidi diberikan lebih kepada ke infrastuktur seperti charging station.

"Nah ini yang kami dorong dari MTI, kalau memang Pemerintah ini memberikan atau alasannya untuk mengembangkan penggunaan kendaraan listrik, yang kami dorong dari MTI adalah ke subsidi infrastrukturnya," kata Tory.

Baca Juga:
Perlunya Dana Alokasi Khusus Pembiayaan Angkutan Umum

Tory mencontohkan, saat ini sebelum adanya subsidi untuk kendaraan listrik pribadi, sudah banyak ditemukan terlihat kendaraan-kendaran listrik di kota maupun di daerah. "Kendaraan listrik selalu terlihat di jalan, yang ada selama ini tanpa adanya subsidi sudah banyak," ucapnya.

Dia juga membandingkan harga yang di negara asal mobil listrik dan di Tanah Air sangat jauh berbeda, namun tanpa subsidi sudah banyak masyarakat membeli dan menggunakannya untuk bermobilitas.

Menurut Tory, masyarakat sendiri bisa menilai mana yang lebih hemat untuk penggunaan BBM dan KWH listrik. Untuk itu dia meminta kepada Pemerintah untuk membuatkan banyak tempat pengisian daya untuk kendaraan listrik.

"Akan lebih banyak,yang beli kalau masyarakat merasa tidak cemas untuk menggunakan. Jadi sebetulnya kalau harga itu sudah sama, itu secara logis masyarakat akan memilih yang paling bermanfaat bagi untuk mereka," ujar Tory.

Dia mencontohkan, pengguna kendaraan pribadi dengan BBM yang biasa menempuh Yogya sampai Wates menghabiskan biaya Rp100 ribu, namun jika menggunakan kendaraan listrik hanya membayar Rp24 ribu untuk perjalanan yang sama. 

"Belum ada subsidi masyarakat juga akan berhitung sendiri, apalagi kalau kemudian Yogya sampai Wates itu banyak sekali charging-charging station, yang kemudian menghilangkan kecemasan masyarakat dalam menggunakan kendaraan listrik," sebutnya. (fahmi)