Fitrianti, dari Ibu Rumah Tangga Biasa Jadi Mahir Bawa Bus Transjakarta

  • Oleh : Redaksi

Senin, 30/Janu/2023 17:38 WIB
Fitrianti, pengemudi bus Transjakarta rute Bekasi Timur-Cawang. Foto: BeritaTrans.com. Fitrianti, pengemudi bus Transjakarta rute Bekasi Timur-Cawang. Foto: BeritaTrans.com.

BEKASI (BeritaTrans.com) — Menjadi pengemudi bus tidak hanya digeluti kaum pria saja, namun juga oleh kaum perempuan.

Seperti Fitrianti, pengemudi bus Transjakarta yang BeritaTrans.com temui di Terminal Induk Kota Bekasi. Dirinya telah belasan Tahun menggeluti profesi pengemudi bus.

Baca Juga:
Tarif Bus TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soetta Diusulkan Rp 5.000

“Kalau diseluruhnya saya masuk di 2007, perusahaan saya dulu kontrak 10 Tahun sebelum di PPD. Terus saya disuruh balik lagi ke PPD untuk kerjasama lagi sampai sekarang. Hampir 16 Tahun lah saya di Transjakarta, mulai dari bekerja di koridor 7 rute Kampung Rambutan-Kampung Melayu, Koridor 5 rute Kampung Melayu-Ancol, PGC-Ancol, PGC-Harmoni yang terakhir ini rute Bekasi Timur-Cawang,” ungkapnya kepada BeritaTrans.com, Senin (30/1/2023).

Ibu dua orang anak yang tinggal di Jatimulya, Kota Bekasi ini menceritakan, bahwa dirinya pertama kali bergabung sebagai pengemudi bus Transjakarta tidak sama sekali memiliki kemahiran untuk mengendarai kendaraan besar tersebut.

Baca Juga:
Transjakarta Rute Bandara Soekarno-Hatta Bakal Berhenti di Dua Lokasi

“Nggak ada basic, sebelumnya hanya ibu rumah tangga saja. Waktu promonya pak Sutiyoso, bahwa pramudinya itu wanita. Pas waktu itu koridor 1 launching, saya jalan-jalan sama anak saya. Saya melihat sopir itu wanita dan saya menanyakan ada lowongan tidak. Pas waktu itu juga lagi buka lowongan. Saya coba sampai sekarang,” ceritanya.

Lanjut dia bercerita, saat mulai bergabung sebagai pengemudi bus Transjakarta, dirinya mendapatkan tes dan pelatihan khusus selama berbulan-bulan cara mengendarai bus secara benar dan aman. 

Baca Juga:
Masih Ada Transjakarta Dini Hari di Terminal Kalideres, Ini Jadwalnya!

“Kalau dulu Tahun 2007 kita ngetes ada yang ngajarin dulu sebelum kita dilepaskan. Nanti sudah belajar untuk bawa bus, baru kita ikut tes lagi untuk perkenalan yang mandiri sendiri. Saya waktu itu tes hampir 4 bulan, sampai akhirnya mahir bawa bus,” ucapnya.

Selama 16 Tahun menjadi pengemudi bus Transjakarta, dia mampu menyekolahkan anak-anaknya sampai perguruan tinggi. “Alhamdulillah, hasil dari bus Transjakarta bisa sekolahin anak yang paling besar sampai kuliah, kalau yang kedua masih sekolah SMA.”

Menurut dia menjadi seorang pengemudi bus tidaklah mudah, seperti harus memberikan pelayanan terbaik sampai mendengar komplainan dari para penumpang.

“Penumpang itu pelayanan harus lebih bagus, lebih nyaman. Kondisi nyamankan dilihat dari kondisi perjalanan, kalau penumpang kepinginnya spesial semua. Kalau rem mendadak saja dikomplain, HP, dompet hilang juga dikomplain. Rintangannya banyak. Untuk masalah pelecehan saya belum pernah ketemu. Karena penumpang itu kita atur, apalagi sudah penuh yah, kita atur untuk belakang isi, depan isi jangan sampai numpuk di tengah,” tutupnya. (Dan/Sof)