Biaya Penerbangan Haji 2023 Jadi Rp32,7 Juta, Dirut Garuda Indonesia: Mohon Pengertiannya, Kami Hanya Ambil 2,5 Persen

  • Oleh : Dirham

Rabu, 15/Feb/2023 11:39 WIB
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra memaparkan hasil sidang homologasi terkait proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra memaparkan hasil sidang homologasi terkait proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Direktur Utama Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra mengaku, pihaknya hanya mengambil persentase keuntungan (margin) sebesar 2,5 persen, usai usulan biaya penerbangan haji 2023 dipangkas menjadi Rp32.743.992

Adapun pemangkasan ini merupakan kesepakatan antara perusahaan pelat merah tersebut bersama Kementerian Agama (Kemenag). 

Semula, usulan biaya penerbangan haji mencapai Rp33,4 juta. 

Penurunan usulan biaya penerbangan haji sudah dinegosiasi hingga tiga kali. Pada negosiasi pertama, biaya penerbangan ibadah haji 2023 turun Rp 500.000. Pada negosiasi kedua, biaya turun lagi sebesar Rp 500.000. Pada negosiasi ketiga, ia kembali memutuskan untuk menurunkan lagi sekitar Rp 212.900.

Oleh karena itu, ia meminta pengertian semua pihak. "Jadi mohon pengertian, kita memang akan mengambil hanya 2,5 persen margin. Ada risiko di kita, tapi kita akan coba manage semaksimal mungkin," kata Irfan dalam rapat Panja bersama Kemenag dan Komisi VIII DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (14/2/2023). 

Irfan mengungkapkan, perusahaan pelat merah itu sudah mempertimbangkan dan mengambil risiko dari penurunan biaya itu.

Setidaknya kata dia, ada 3 hal utama yang menjadi pertimbangan. Komponen pertama adalah harga avtur yang ditetapkan 93 sen per liter, lebih rendah dari harga avtur saat ini di kisaran 97 sen per liter. 

"Asumsi yang kita pakai adalah ada kemungkinan penurunan dari sisi avtur. Walau tahun lalu kita alami kerugian akibat peningkatan harga avtur pada waktu musim haji. Kita gunakan angka 84 sen ternyata mencapai puncaknya di 112 sen per liter," tutur Irfan. 

Komponen kedua adalah kurs dollar AS yang dipatok Rp 15.150/dollar AS, sesuai dengan kesepakatan Kemenag dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). 

"Maaf ini memang banyak komponen kita yang sifatnya dollar yang berjalan. Jadi kita juga enggak bisa misalnya beli dollar hari ini di Rp 15.020, kemudian kita bayarkan karena pembayaran sewa pesawat maupun maintenance maupun avtur sambil berjalan," ucap dia. 

Ketiga, soal harga sewa pesawat. Irfan menuturkan menggunakan harga sewa pesawat sama tahun 2018 dengan dengan asumsi kondisi normal. Namun, harga sewa ini belum dinegosiasikan sama sekali. Ia pun mengaku kaget karena mendapat kabar bahwa harga sewa pesawat naik 30 persen. 

"Nah, ini tapi kita tetap di dalam hitungan gunakan harga sewa tahun 2019. Saya mohon pengertiannya dan pemahaman bersama. Kami juga sampaikan berulang kali ke Kemenag," jelas Irfan. (ds/sumber Kompas.com)