Pantau 51 Bandara, Kemenhub Dukung Kelancaran Angkutan Udara Lebaran 2023

  • Oleh : Naomy

Selasa, 28/Feb/2023 15:15 WIB
Ramp check pesawat jelang angleb Ramp check pesawat jelang angleb

JAKARTA (BeritaTrans.com) – Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) akan melakukan pemantauan pada 51 bandara selama periode angkutan udara lebaran (angleb) tahun 2023. 

Baca Juga:
Masyarakat Sekitar Bandara, Yuk Waspada Kebakaran, Bisa Ganggu Penerbangan, Lho!

51 bandara yang dilakukan pemantauan tersebut, 16 di antaranya merupakan bandara internasional (entry point). 

Pihaknya juga mendirikan posko angkutan udara lebaran yang akan memberikan pelayanan transportasi udara kepada masyarakat selama arus mudik dan balik.

Baca Juga:
Ditjen Hubud Gelar Lomba Bandara Idaman 2023 dan Umumkan Pemenangnya

Direktur Jenderal Perhubungan Udara M. Kristi Endah Murni  mengatakan, pemantauan di 51 bandara dilakukan terkait aspek keselamatan keamanan penerbangan, peningkatan jumlah penumpang, pergerakan pesawat, kendala teknis dan faktor lainnya.

51 bandara tersebut terdiri dari 14 bandara yang dikelola oleh Unit Penyelenggara Bandar Udara, 15 bandara dikelola oleh PT Angkasa Pura I, 20 bandara dikelola oleh PT Angkasa Pura II, satu bandara dikelola oleh Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) Batam dan satu bandara yang dikelola oleh Pemerintah Daerah. 

Baca Juga:
Kebakaran di Area Runway Bandara Tunggul Wulung Berhasil Dipadamkan

Sedangkan untuk pelayanan rute penerbangan, telah disediakan 270 rute domestik yang menghubungkan 122 kota (penerbangan dalam negeri), dan 112 rute internasional yang menghubungkan 48 kota di luar negeri dari 22 negara. 

Adapun untuk kesiapan armada, saat ini telah disiapkan sebanyak 394 pesawat untuk penerbangan reguler dan akan bertambah pada saat pelaksanaan angkutan udara lebaran 2023 nanti. 

Kristi menuturkan, beberapa strategi antisipasi telah disiapkan oleh Ditjen Hubud di antaranya menjaga dan meningkatkan pemenuhan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan; meningkatkan kapasitas angkutan udara (supply side); menjaga pertumbuhan demand; meningkatkan pelayanan penumpang; mengantisipasi kondisi kahar atau darurat lainnya; dan melakukan komunikasi efektif dan massif kepada pengguna jasa transportasi udara.

Untuk mengatasi lonjakan penumpang, maka akan dilakukan penambahan kapasitas tempat duduk melalui extra flight atau mengganti pesawat dengan ukuran yang lebih besar. 

"Kami juga memastikan kesiapan armada, jam operasi bandara, utilisasi jam terbang pesawat, serta tidak ada pekerjaan yang dilakukan pada sisi udara," ungkap Kristi.

Terkait pelayanan tarif angkutan udara, maka akan dilakukan pengawasan oleh para inspektur dari direktorat teknis terkait kepada maskapai dan ground handling. 

"Tugas kami memastikan pelayanan sebelum, selama dan setelah penerbangan (pre-in-post flight) berjalan sesuai dengan prosedur penerbangan," ujarnya.

Dia menegaskan, agar pemantauan ini berjalan dengan baik, maka perlu kolaborasi dan kerja sama yang baik dengan stakeholder penerbangan, sehingga apabila ditemukan kendala dapat dengan cepat mengambil langkah antisipatif.

"Saya minta operator penerbangan agar merespon cepat semua keluhan yang disampaikan penumpang. Bersama-sama kita ciptakan angleb 2023 dengan penerbangan yang selamat, aman, dan nyaman,” pungkas Kristi. (omy)