Oleh : Dirham
SOLO (BeritaTrans.com) - Kecelakaan melibatkan Honda CR-V yang menabrak truk boks Isuzu di Km 472+800, pada Sabtu (15/4) pukul 15.00 WIB, di Tol Semarang - Boyolali menewaskan tiga orang dan menyebabkan satu orang luka ringan.
Kasat Lantas Polres Boyolali, Herdi Pratama mengatakan seluruh korban merupakan pengemudi dan penumpang Honda CR-V bernomor polisi BG 1963 OG. Kendaraan tersebut diketahui berasal dari Bekasi.
"Di mobil ada empat orang, tiga meninggal dunia, satu luka," kata Herdi.
Mobil itu dikemudikan Supriyono dengan tiga penumpang, dua di antaranya Sugihartatik dan Nuzulul Rahmat Fauzi. Ketiganya meninggal dunia karena luka di bagian kepala.
Sementara satu penumpang lainnya yang belum teridentifikasi mengalami luka ringan.
"Kita mau coba minta keterangan tapi masih syok. Jadi kita masih menunggu untuk mendapat keterangan lebih lanjut," kata Herdi.
Kecelakaan terjadi saat mobil yang dikendarai Supriyono melaju dari arah barat ke timur (Semarang-Solo). Mobil tersebut tiba-tiba menabrak truk boks, dikemudikan Samlawi, yang berada di depannya hingga hingga bagian kap mesin masuk ke kolong truk.
"Keterangan sopir (truk) tadi dalam posisi jalan. Jadi posisi sama-sama jalan. Sopir kaget tiba-tiba ada yang menabrak," katanya.
Saat ini keempat korban kecelakaan telah dievakuasi ke RS Pandan Arang, Boyolali. Sementara pengemudi dan penumpang truk atas nama Samlawi dan satu penumpangnya, Slamet dinyatakan selamat.
"Mereka masih kita mintai keterangan," katanya.
Peristiwa ini terjadi tak lama dari kecelakaan beruntun yang melibatkan delapan kendaraan di Tol Semarang-Solo pada Jumat (14/4). Kecelakaan yang terjadi di Km 487+600 tersebut merenggut delapan korban jiwa.
Herdi mengatakan banyaknya kecelakaan di ruas tol tersebut disebabkan karena berada di titik lelah pengemudi yang berangkat dari Jabodetabek. Apalagi, saat ini arus mudik mulai bergerak menjelang hari raya Lebaran sehingga menimbulkan kepadatan di beberapa titik.
"Ini kan arusnya sudah mulai meningkat. Kemungkinan dari Bekasi sana sudah mengalami perlambatan. Sehingga mungkin saja (di boyolali) sudah mencapai titik lelah pengemudi tersebut," katanya.
Ia menekankan pentingnya istirahat yang cukup bagi para pengemudi. Sesuai panduan perjalanan jarak jauh, satu orang hanya boleh mengemudi maksimal 8 jam dalam sehari. Setiap empat jam ia harus beristirahat setidaknya 30 menit.
"Istirahatnya tidur ya. Kalau istirahat sambil ngobrol-ngobrol, tidak tidur, bukan istirahat namanya," katanya. (ds/sumber CNNIndonesia.com)