Kereta Api Sulsel: Fasilitas Layanan Penumpang Prioritas Belum Lengkap

  • Oleh : Fahmi

Selasa, 13/Jun/2023 16:16 WIB
Foto:Istimewa Foto:Istimewa

MAKASSAR (BeritaTrans.com) - Animo masyarakat untuk menggunakan kereta api sebagai alat transportasi terus meningkat. Hal tersebut menjadi tantangan bagi Balai Kereta Api Daerah Sulawesi Selatan untuk melengkapi fasilitas dan layanan prioritas baik di stasiun maupun dalam gerbong kereta.

Dikutip BeritaTrans.com dari pantauan Harian Rakyat Sulsel Sabtu 10 Juni 2023, beberapa layanan prioritas memang sudah disiapkan oleh pihak BKAD Sulsel. Salah satunya, akses untuk para penyandang disabilitas.

Baca Juga:
Cara Naik Kereta Api Sulsel, Harga Tiket, serta Jadwal Keberangkatan

Sebut saja, guiding block atau jalur pemandu yang dipasang untuk membantu penyandang disabilitas khususnya tuna netra. Jalur pemandu ini, hanya dipasang sebagai penanda batas jarak untuk semua penumpang sehingga belum dapat berfungsi sebagai pemandu bagi tuna netra yang kebetulan beraktivitas di wilayah stasiun.

Guiding blok tersebut belum sepenuhnya dapat menjadi jalur pengarah bagi penyandang tuna netra ketika akan melakukan pembelian tiket secara mandiri. Belum ada marka pemandu dari akses pintu masuk ke stasiun, ke arah loket pembelian tiket, pun dari loket menuju peron untuk menaiki kereta api.

Baca Juga:
Kereta Api Makassar Segmen Barru-Maros Diresmikan, Gubernur Sulsel Harapkan Dorong Perekonomian dan Pariwisata

Selanjutnya, untuk beberapa akses masyarakat yang menggunakan kursi roda, baik lansia maupun difabel itu mesti disediakan loket khusus untuk lebih memaksimalkan pelayanan prioritas.

Pengamat Transportasi, Qadriathi menyatakan BKAD Sulsel seharusnya sudah punya opsi lain untuk transaksi tiket, selain manual.

Baca Juga:
Operasional Kereta Api di Sulawesi, Ini Jadwal & Rutenya

Selain itu, BKAD harus memikirkan untuk pengadaan loket tiket khusus pelayanan prioritas.

"Untuk mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap penggunaan kereta api, pihak BKAD harus menyediakan loket dan pegawai yang melayani khusus untuk masyarakat yang membutuhkan layanan khusus, baik disabilitas maupun lansia, pun dengan ibu hamil dan sebagainya," kata Qadriathi.

Menurut dia, akses layanan prioritas itu juga harus dimulai dari hal paling mendasar seperti pembelian tiket. Bahkan, kata dia, itu akan sangat menunjang dan tetap akan menjadi pilihan masyarakat jika pelayanan yang baik itu dapat dinikmati semua kalangan.

"Meski mayoritas penumpang itu normal tapi para penyandang disabilitas itu juga perlu mendapat perhatian," ujar dia.

Humas BKAD Sulsel, Riyan meminta masyarakat memberi pendampingan kepada para lansia maupun disabilitas untuk melakukan aktivitas pembelian tiket maupun saat berada di dalam kereta.

"Setiap petugas itu sangat mengedepankan layanan prioritas seperti lansia, ibu hamil, penumpang yang pakai kursi roda. Namun untuk petugas khusus itu belum disiapkan," ujar Riyan.

Dia mengatakan, saat ini untuk layanan disabilitas masih belum dapat diadakan secara penuh. Pihaknya lebih memperkuat sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih mengutamakan lansia dan ibu hamil untuk menaiki kereta ataupun pelayanan lainnya.

Sementara itu, di dalam kereta juga sudah dilengkapi dengan layanan seperti kursi prioritas untuk ibu hamil, lansia, dan disabilitas. Riyan mengatakan, dibutuhkan kerja sama masyarakat untuk mengutamakan pemberitan layanan prioritas tersebut bagi penumpang yang membutuhkan.

Di dalam gerbong juga telah disiapkan alat pemadam api ringan, alat pemecah kaca,

"Ada juga rem darurat di dinding gerbong yang dapat diraih langsung oleh penumpang maupun petugas jika memang dalam keadaan darurat," kata Riyan.

Untuk sisi keamanan barang, Riyan mengatakan belum pernah terjadi pencurian ketika perjalan kereta sedang berlangsung, selama kereta beroperasi.

"Karena setiap akan memulai dan mengakhiri perjalan dari stasiun satu dan stasiun lainnya itu pihak kami, mengimbau untuk selalu memeriksa barang bawaan, yang disampaikan melalui pusat informasi kereta," ujar dia.

Riyan mengatakan sebelumnya pihaknya telah mengimbau kepada para penumpang untuk tidak membawa bawaan yang memiliki aroma yang tajam. Hanya saja, berdasarkan pantauan, masih terdapat penumpang yang membawa bekal liburan, lalu disantap ketika kereta sedang bergerak.

Ada juga penumpang yang membawa rantang berisi santapan khas Sulsel seperti ayam palekko dan buras. Ada juga yang membekali diri dengan bakso untuk disantap selama dalam perjalanan.

"Untuk barang bawaan seperti air mineral itu bisa dengan syarat penumpang tetap menjaga kebersihan agar gerbong kereta tetap bersih dan nyaman," tutur dia.

Ia mengakui, transisi kebiasaan lama masyarakat secara lambat laun akan terus bergeser seiring beroperasinya kereta api Sulsel.

"Kami berharap masyarakat juga akan beradaptasi dengan kebiasaan baru minimal kebiasaan untuk mengantre," imbuh Riyan. (fhm/sumber:rakyatsulsel)