Delegasi Indonesia, Malaysia dan Singapura Bahas Peningkatan Keselamatan Navigasi Pelayaran SOMS di Forum TTEG ke 46

  • Oleh : Naomy

Jum'at, 04/Agu/2023 09:39 WIB
Peserta Forum TSEG 2023 di Singapura Peserta Forum TSEG 2023 di Singapura

 

SINGAPURA (BeritaTrans.com). Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut bersama dengan Pemerintah Singapura dan Malaysia menghadiri pertemuan The 46th Tripartie Technical Experts Group  (TTEG) yang diselenggarakan oleh Malacca Straits Council (MSC) selama dua hari 2 - 3 Agustus di Singapura. 

Baca Juga:
Kemenhub Fokus Pengembangan Kenavigasian Pelayaran, Dukung Pertumbuhan Ekonomi di NTT

Pertemuan diselenggarakan untuk meningkatkan keselamatan navigasi dan perlindungan maritim di Selat Malaka atau Straits of Malacca and Singapore (SOMS).

Pertemuan selama dua hari ini membahas beberapa agenda penting, termasuk pertukaran informasi mengenai kemajuan Mekanisme kerja sama dan pelaporan perkembangannya.

Baca Juga:
Kemenhub Teken Perjanjian Kerja Sama dengan BKI untuk Pemeliharaan KN Kenavigasian

Direktur Kenavigasian Capt. Budi Mantoro selaku Delegasi Indonesia dalam pertemuan tersebut menyampaikan, Indonesia turut serta secara aktif membahas dan memfinalisasi beberapa inisiatif baru terkait pengembangan SOP keselamatan pelayaran di Selat Malaka dan agenda lainnya.

"Kami memberikan beberapa masukan penting dalam finalisasi Proyek 14, yang merupakan inisiasi baru tentang Pengembangan SOP untuk Aids to Navigation Virtual di SOMS dan Proyek 15 tentang Pengembangan SOP untuk mengatasi insiden kontainer jatuh di SOMS. Kami juga telah membahas rencana revisi sistem rute kapal dan sistem pelaporan kapal, serta membahas lebih lanjut Proyek 13 yang diinisiasi oleh MSC dalam perpanjangan TTEG atau Bagian Dua Pertemuan ke-46 TTEG pada Januari/Februari 2024," ungkapnya, Jumat (4/8/2023).

Baca Juga:
Ditjen Hubla Segera Perbarui Alur Pelayaran Masuk Pelabuhan Tarakan

Capt. Budi menjelaskan, selama ini Selat Malaka atau SOMS berfungsi sebagai salah satu jalur pelayaran yang paling strategis dan penting di dunia. 

Volume lalu lintas yang besar, panjangnya jalur, dan karakteristik geografisnya telah menjadi tantangan yang tiada henti bagi tiga Negara Pesisir untuk memastikan keselamatan navigasi dan perlindungan lingkungan di Selat tersebut.

"Mengakui hal tersebut, kami sangat menghargai apa yang disepakati Indonesia, Malaysia, dan Singapura pada tahun 1977, yang mengarah pada pembentukan TTEG," katanya. 

Selama hampir lima dekade, tiga negara pesisir telah menjaga kemitraan yang sangat baik dalam hal-hal yang menyangkut Selat ini, dan TTEG telah terbukti menjadi platform yang efektif untuk mengimplementasikan langkah-langkah koordinasi guna menjaga keselamatan, kebersihan, dan keamanan pelayaran di Selat tersebut.

Bahasan lainnya terkait inisiatif  rencana untuk mengubah Sistem Pelaporan Kapal Wajib yang ada dan juga Sistem Rute Kapal di SOMS, serta menjajaki peningkatan pelayanan pemanduan di SOMS guna meningkatkan keselamatan navigasi dan perlindungan lingkungan laut di SOMS.

SOMS berfungsi sebagai salah satu jalur pelayaran yang paling strategis dan penting di dunia. Volume lalu lintas yang besar, panjangnya jalur, dan karakteristik geografisnya telah menjadi tantangan yang tiada henti bagi tiga Negara Pantai  untuk memastikan keselamatan navigasi dan perlindungan lingkungan di Selat tersebut.

"Komitmen yang dicapai dalam pertemuan ini tidak hanya ditujukan untuk tiga negara pantai, melainkan juga Organisasi Internasional, Negara Pengguna, dan para pemangku kepentingan lainnya untuk meningkatkan keselamatan navigasi dan perlindungan lingkungan di Selat Malaka," imbuhnya.

Pihaknya ingin menegaskan kembali bahwa menjaga SOMS adalah tanggung jawab internasional dan tidak dapat hanya menjadi tanggung jawab Negara Pesisir saja, seperti yang ditetapkan oleh Pasal 43 UNCLOS.

Capt. Budi menyampaikan apresiasi kepada Singapura selaku tuan rumah dan seluruh delegasi yang hadir dalam pertemuan tersebut.

"Kami menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan tulus kami kepada Pemerintah Singapura, khususnya MPA Singapura, atas penyelenggaraan pertemuan ini. Penghargaan yang sama juga kami sampaikan kepada para delegasi yang terhormat dari Malaysia, para pengamat dari IMO, Negara Pengguna, serta organisasi internasional yang terlibat dalam kerja sama di Selat Malaka dan Selat Singapura (SOMS). Mari kita bersama-sama menjaga SOMS tetap terbuka, aman, dan bersih untuk perdagangan internasional," tutup Capt. Budi.

Turut hadir sebagai Delegasi Indonesia dalam pertemuan tersebut, Kasubdit Perambuan dan Perbengkelan, Kasubdit Perencanaan Teknis Kenavigasian, Atase Perhubungan di Malaysia, Atase Perhubungan di Singapura serta perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dan Pelindo Jasa Maritim. (omy)