Erick Thohir Ungkap Rencana Tekan Biaya Logistik Nasional di BUMN

  • Oleh : Naomy

Senin, 21/Agu/2023 18:12 WIB
Menteri BUMN Menteri BUMN

 

TOKYO (BeritaTrans.com) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terus mengupayakan agar biaya logistik di Indonesia menurun, sehingga semakin meringankan dunia bisnis.

Baca Juga:
Rencana Merger Citilink dan Pelita Air, Erick Thohir Buka Suara

Erick mendorong agar efisiensi terus menjadi agenda utama pada perusahaan-perusahaan milik negara yang dipimpinnya. 

Setelah melakukan rangkaian program efisiensi pada empat Pelindo, Erick menegaskan akan melanjutkan ke BUMN pada klaster lain, yaitu maskapai penerbangan.

Baca Juga:
Jokowi Setujui PMN Garuda Indonesia Rp 7,5 Triliun, Erick Thohir: Akan Ada 120 Pesawat di Akhir 2022

"Saat ini, terdapat tiga BUMN yang bergerak di bidang penerbangan, yaitu Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air," ujarnya di Tokyo, Senin (21/8/2023).

Garuda Indonesia, kata Erick, telah diselamatkan! setelah nyaris dibubarkan. Garuda pada akhirnya dipertahankan karena Indonesia perlu tetap memiliki flag carrier.  

Baca Juga:
Perintah Jokowi ke Budi Karya dan Erick Thohir: Turunkan Harga Tiket Pesawat!

Garuda diselamatkan melalui rangkaian restrukturisasi paling rumit dalam sejarah penyelamatan korporasi Indonesia. 

Saat Garuda diperjuangkan, Erick menjelaskan, di waktu yang sama telah dipersiapkan Pelita Air. 

"Dengan tujuan agar Indonesia tetap memiliki flag carrier nasional jika Garuda gagal diselamatkan," ungkapnya.

Kini, kata Erick, Indonesia masih kekurangan sekitar 200 pesawat. Perhitungan itu diperoleh dari perbandingan antara Amerika Serikat dan Indonesia.

Di Amerika Serikat, sebut Erick, terdapat 7.200 pesawat yang melayani rute domestik. Di mana terdapat 300 juta populasi yang rata-rata GDP (pendapatan per kapita) mencapai USD 40 ribu. 

Sementara di Indonesia terdapat 280 juta penduduk yang memiliki GDP USD 4.700.

"Itu berarti Indonesia membutuhkan 729 pesawat. Padahal sekarang, Indonesia baru memiliki 550 pesawat. Jadi perkara logistik kita belum sesuai," ujar Erick.

Dia menyampaikan hal itu saat berbicara dalam acara Indonesia Cafetalk dengan tema 'Indonesia Diaspora Network Bersama Erick Thohir'. 

Dalam acara yang digelar di Cafe Kopi Kalyan ini, dijelaskan juga soal BNI Diaspora Solution dari BNI.

Hadir pada kesempatan tersebut, Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade dan Wakil Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang John Tjahjanto Boestami.

Untuk mengurangi ketertinggalan jumlah pesawat tersebut, Erick bilang, tidak menutup kemungkinan adanya penggabungan ketiga maskapai BUMN ini. 

"BUMN terus menekan logistic cost. Pelindo dari empat (perusahaan) menjadi satu. Sebelumnya, logistic cost mencapai 23 persen, sekarang jadi 11 persen. Kita juga upayakan Pelita Air, Citilink, dan Garuda merger untuk menekan cost," ungkapnya. 

Sebelumnya, merger Pelindo secara resmi telah terlaksana, dengan ditandatanganinya Akta Penggabungan empat BUMN Layanan Jasa Pelabuhan. 

Keempatnya adalah Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia I, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia III, dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia IV. 

Mereka melebur ke dalam Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia II yang menjadi surviving entity. (omy)