Oleh : Naomy
JAKARTA (BeritaTrans.com) - PT Angkasa Pura II, pengelola 20 bandara di Indonesia, mengenalkan platform artificial intelligence (AI) untuk meningkatkan efisiensi operasional bandara dan penerbangan.
Baca Juga:
IDSF Sarankan Bandara Agar Miliki Keamanan Siber Andal
Platform AI yang diberi nama AeroBuddy itu mengintegrasikan seluruh data-data operasional bandara yang dimiliki AP II.
Dengan kata lain, AeroBuddy memiliki basis pengetahuan (knowledge) Big Data AP II, sehingga dapat menjadi asisten pintar terbaik bagi personel AP II.
Baca Juga:
Meriahkan Hari Pelanggan Nasional, Injourney Group Hadirkan Beragam Keseruan dan Promo Spesial
Menurut President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awalddin, AeroBuddy akan melakukan analisis data tingkat lanjut (advanced data analytics) terhadap Big Data AP II, untuk kemudian memberikan masukan kepada personel AP II.
"AeroBuddy ini nantinya hadir dengan format percakapan melalui teks, di mana penggunaannya seperti halnya platform AI ChatGPT, namun memiliki pengetahuan yang lebih baik terkait bandara. Penggunaan AeroBuddy juga mencakup notifikasi otomatis yang dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan pengguna," ungkap
Awaluddin, Senin (18/9/2023).
Baca Juga:
Bandara Soekarno-Hatta Siap Sambut Kunjungan Kenegaraan Y.M. Paus Fransiskus
Dia mengatakan, hasil advanced data analytics berbasis Big Data AP II yang dilakukan AeroBuddy tentunya akan sangat jauh lebih baik dibandingkan dengan analisis secara manual.
Dengan demikian, AeroBuddy dapat mendukung personel AP II dalam mengambil keputusan atau merancang rencana operasi secara cepat dan tepat sesuai kondisi real time.
“Platform AI AeroBuddy memiliki kemampuan melakukan advanced data analytics terhadap Big Data operasional AP II. Manfaatnya bagi internal AP II, personel di lapangan dapat merumuskan rencana operasi hanya dalam satu menit. Para personel bisa bertanya apa saja ke AeroBuddy, misalnya apa potensi kendala operasional di bandara hari ini, maka AeroBuddy akan memberikan jawaban komprehensif agar potensi kendala tersebut dapat dihilangkan,” urainya.
AeroBuddy kata dia, tentunya diposisikan juga untuk mendukung Airport Operation Control Center (AOCC) sebagai pusat pengendali operasi di Bandara Soekarno-Hatta.
“AOCC merupakan wadah kolaborasi bagi seluruh stakeholder di Bandara Soekarno-Hatta untuk memastikan kelancaran operasional bandara dan penerbangan. Di sana banyak terjadi pertukaran data. AeroBuddy juga akan dilibatkan dalam operasional AOCC sehingga keputusan yang diambil dapat lebih tepat dan cepat untuk efisiensi di bandara dan penerbangan,” ujar Awaluddin.
Dia menghadirkan Platform AI AeroBuddy ini mendapat apresiasi dari Prof. Dr. Ahmad M. Ramli yang merupakan Guru Besar Cyber Law & Regulasi Digital Universitas Padjadjaran.
“AP II menjadi pelopor di Indonesia dalam mengeksplorasi pemanfaatan AI di bandara. Upaya ini diwujudkan melalui AeroBuddy yang berfungsi sebagai Engine dan Platform AI di bandara,” kata Prof. Ramli.
Dia menyebutkan, platform AeroBuddy yang dimiliki AP II berperan menganalisis berbagai kasus secara komprehensif termasuk analisis deskriptis, prediktif bahkan preskriptif dengan cepat dan mudah.
“Berbagai inovasi dan terobosan berbasis AI di berbagai sektor perlu terus mendapat dukungan regulator dan pemangku kepentingan. Karena, penggunaan AI untuk optimasi layanan publik penerbangan saat ini adalah keniscayaan. Pilihannya memang bertransformasi atau terdisrupsi,” ucap Prof. Ramli. (omy)