Jembatan Bekas Talang Air Peninggalan Belanda yang Sempit dan Karatan Masih Dilintasi Warga di Kampung Ciherang Sukabumi

  • Oleh : Fahmi

Selasa, 10/Okt/2023 10:55 WIB
Kendaraan sepeda motor dan beberapa warga melintasi jembatan bekas talang air peninggalan Belanda di Kampung Ciherang, Desa Gunungmalang, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Ahad (8/10/2023). Kendaraan sepeda motor dan beberapa warga melintasi jembatan bekas talang air peninggalan Belanda di Kampung Ciherang, Desa Gunungmalang, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Ahad (8/10/2023).

SUKABUMI (BeritaTrans.com) - Sejumlah warga  dengan berjalan kaki juga dengan menggunakan sepeda motor melintasi jembatan besi tua, di Kampung Ciherang, Desa Gunungmalang, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Ahad (8/10/2023).

Jembatan plat basi mencekung tersebut merupakan talang air atau gorong-gorong yang dibuat warga asal persetujan bersama untuk akses aktivitas perekonomian, pendidikan masyarakat sekitar.

Terlihat, jembatan ini tampak tinggi dari permukaan air sungai dan menghubungkan langsung pemukiman. Tampak sejumlah rumah di kedua sisi jembatan dan persawahan yang membentang.

Bahkan ada kendaraan yang saling ingin menyeberang dari kedua sisi jembatan, salah satunya harus berhenti dahulu dan menunggu giliran kendaraan satunya bisa lewat terlebih dahulu. Namun, untuk pejalan kaki, bisa berdiri mepet ke sisi dinding jembatan itu dengan berhati-hati agar tidak terjatuh ke bawah.

Diketahui, talang air tersebut, saat jaman dulu berfungsi dan berguna untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), perkampungan listrik tepat berada di wilayah Cikidang Kabupaten Sukabumi.

Menurut informasi, gorong-gorong tersebut dibuat sejak Indonesia masih berada di bawah kekuasaan kolonial sekutu Belanda pada tahun 1801.

Dipantau BeritaTrans.com pada Ahad, jembatan penyebrangan tersebut sudah tampak rapuh, rusak dan terlihat sangat berkarat. Sejumlah besi penyangga terlihat sudah tua dan rapuh. Banhkan sejumlah baut pengikat sudah tidak ada terlihat dan berlubang pada plat jembatan itu.

Masyarakat di sana membutuhkan jembatan yang layak untuk dilalui oleh kendaraan roda dua dan empat, mengingat akses penyebrangan ini menghubungkan tiga Kecamatan yakni Cikidang, Kalapanunggal dan Kabandungan. 

“Iya jembatan yang saat ini di gunakan warga dan menghubungkan tiga kecamatan ini sangat lah berguna bagi warga yang melakukan aktifitas. namun jembatan yang terbuat dari talang air bekas patilasan penjajah ini, saya nilai sudah rapuh dan rusak dari sisi penyanggah dan baud besi penguatpun sudah tidak ada,” ujar Mahmud.

Warga berharap, pemerintah pusat dan pemerintah daerah bisa memberikan akses yang laiak untuk akses warga.

“Pihak terkait harus melihat langsung dan segera memperbaikinya. Khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” tandasnya.(fhm)