Oleh : Fahmi
JAKARTA (BeritaTrans.com) - Kapal-kapal komersial yang melintasi Laut Merah mengirimkan sinyal untuk menunjukkan hubungan mereka dengan Cina, dalam upaya menghindari serangan kelompok pemberontak Syiah Yaman, Houthi.
Di tengah meningkatnya serangan Houthi terhadap kapal kargo di Laut Merah, banyak kapal kini menggunakan sinyal untuk menunjukkan bahwa mereka memiliki hubungan dengan Cina dalam upaya menghindari upaya pembajakan.
Baca Juga:
Kapal Kargo Mogok di Laut Aru, Kapal Pengawas KKP Lakukan Evakuasi
Sebagai tindakan tidak biasa terbaru yang diambil untuk mencoba dan menghindari serangan Houthi di Laut Merah, setidaknya ada lima kapal yang berlayar melalui Laut Merah mengumumkan bahwa “semua awak kapal berasal dari Cina” atau kapal serupa yang menyatakan berlayar ke Cina.
Meskipun dua kapal yang menandakan 'awak Cina' saat ini berada di Laut Merah, dua kapal lainnya telah melewati jalur perairan berisiko tersebut dan kini berlayar ke Asia. Seperlima tampaknya menuju Teluk Aden.
Baca Juga:
Imbas Serangan Yaman, Lalu Lintas Kapal di Laut Merah Merosot
Ketakutan para eksportir dan awak kapal kargo semakin meningkat ketika Laut Merah menyaksikan peningkatan serangan Houthi. Kelompok pemberontak Yaman menyerang kapal dagang berbendera Israel atau menuju Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap kelompok pejuang Palestina Hamas dan warga sipil Palestina dalam genosida Israel di Gaza.
Meskipun Houthi menyatakan bahwa mereka hanya menargetkan kapal dagang yang memiliki hubungan dengan Israel, beberapa kapal yang tidak memiliki hubungan atau awak kapal dengan Israel telah diserang.
Baca Juga:
Serangan Rudal Houthi Yaman Hantam Kapal Tanker Bendera Norwegia di Laut Merah
Akibat dari serangan-serangan ini terlihat dari penurunan ekspor global dan lonjakan harga minyak di negara-negara Barat.
Transit Terusan Suez telah menurun, jatuh ke level terendah sejak jalur air tersebut diblokir oleh kapal kontainer raksasa pada 2021. Banyak kapal memilih untuk menghindari Laut Merah dan malah berlayar ribuan mil mengelilingi Afrika untuk mengirimkan barang-barang mereka.
Setelah peningkatan pesat serangan Houthi di Laut Merah, Amerika Serikat dan Inggris melancarkan serangan udara gabungan terhadap sasaran pemberontak Houthi di Yaman. Hal serupa juga dikonfirmasi oleh Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak pada Jumat.
Pasukan militer AS dan Inggris – dengan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada, dan Belanda – menargetkan pemberontak Houthi melalui serangkaian serangan sejak Kamis malam sebagai pembalasan terhadap serangan di Laut Merah.(fhm)