Pemutaran Film `Pekaba Warisan Atok` Ramai Penonton, Dinikmati Berbagai Kalangan Ingin Mengenal Budaya

  • Oleh : Redaksi

Sabtu, 09/Mar/2024 00:49 WIB
Kru film Pekaba Warisan Atok saat melakukan perkenalan kepada penonton di saat sebelum pemutaran film perdananya di Aneska Cafee and Resto, Desa Durian, Aceh Tamiang, Jumat (8/3/2024) malam. Kru film Pekaba Warisan Atok saat melakukan perkenalan kepada penonton di saat sebelum pemutaran film perdananya di Aneska Cafee and Resto, Desa Durian, Aceh Tamiang, Jumat (8/3/2024) malam.

KUALASIMPANG (BeritaTrans.com) - Pemutaran film tentang budaya berjudul "Pekaba Warisan Atok" ramai dihadiri berbagai kalangan di Aneska Coffee Resto, Desa Durian, Rantau, pada Jumat (9/3/2024) malam.

Baca Juga:
Pembuatan Film Budaya Aceh Tamiang `Pekaba Warisan Atok` hingga Tayang Gratis di Cafe

Film yang termasuk kategori pendek tersebut nantiya akan diikut sertakan di berbagai ajang film di kancah nasional juga internasional. 

Sebelum gelaran penayangan perdana tersebut, sempat dilakukan pengenalan pemain, kru juga pencetus serta dari mana ide film. Tanya jawab di antara suasana tempat santai tersebut terasa penuh hangat.

Tampak masyarakat dari kalangan tua dan muda tampak menikmati suasana film yang hanya diputar dibalik kain putih dengan disorot proyektor sederhana. Sound yang berdiri juga melengkapi sesi pemutaran film hingga hiburan akustik malam itu.

Proses penggarapan Pekaba Warisan Atok dimulai pada akhir Januari 2024 dan memiliki target penanyangan sebelum bulan puasa. 

"Kalau Pra produksi waktunya sebulan. Proses syuting lima hari," kata Founder & Film Director of Studio Baswara, Muhammad Fadillah Ikhwan atau yang akrab disapa Mufai, Kamis (7/3/2024).

Adapun penulis film pendek ini adalah Syahrial. Dia menjelaskan, Pekaba Warisan Atok memiliki alur cerita tentang budaya masyarakat Aceh Tamiang. Di dalam budaya itu memiliki cara tersendiri dalam mendongeng, dengan menggunakan rempah dapur sebagai media bercerita.

"Di sini kita mengenalkan budaya, tetapi dengan karya yang bisa dinikmati dan mungkin bisa saja sebagai pengenalan wisata kita kepada dunia," ujar Syahrial, Jumat (8/3/2024) malam.

Film ini sendiri merupakan kolaborasi Studio Baswara, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah I, Komunitas Merakinoia, By Bumoe serta didukung oleh Ruang Baca dan Balas Budi Workshop. (fhm)