Kementerian-KP Fasilitasi Sertifikasi Internasional Nelayan Kalamo Biak

  • Oleh : Redaksi

Senin, 13/Mei/2024 21:35 WIB
Dirjen PDSPKP bersama Nelayan saat penandatangan perjanjian kerjasama antara Koperasi Samber Binyeri Maju dengan PT. Perikanan Nusantara di Kampung Nelayan Modern (Kalamo) Bian, Jumat 10 Mei 2024 Dirjen PDSPKP bersama Nelayan saat penandatangan perjanjian kerjasama antara Koperasi Samber Binyeri Maju dengan PT. Perikanan Nusantara di Kampung Nelayan Modern (Kalamo) Bian, Jumat 10 Mei 2024

BIAK (BeritaTrans.com) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memfasilitasi nelayan tuna asal Kampung Nelayan Modern Sambe Binyeri Biak, Papua untuk memenuhi sertifikasi Marine Stewarship Council (MSC). Hal tersebut dilakukan agar hasil tangkapan nelayan memenuhi standar penangkapan dan penanganan yang berkelanjutan.

"Ini keberpihakan kita pada nelayan Papua, kita percaya bahwa nelayan juga bisa memenuhi sertifikasi MSC atau penangkapan tuna berkelanjutan," terang Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo usai meninjau Kalamo Samber Binyeri.

Baca Juga:
Transaksi Indo Fisheries 2024 Ditaksir Capai Rp 151 Miliar

Budi menambahkan, dalam implementasinya,  tuna tangkapan nelayan tersebut akan disimpan Koperasi Samber Binyeri Maju, pengelola Kampung Nelayan Modern (Kalamo). Selanjutnya, ikan dari koperasi dilepas ke PT Perikanan Nusantara Jaya-grup PT Samudra Ulam, yang  telah menandatangani perjanjian kerjasama (PKS) dengan koperasi.

Budi mengatakan PT Perikanan Nusantara Jawa sebagai offtaker tuna nelayan  dengan kebutuhan mencapai 16 ton perhari. Kerjasama koperasi dengan perusahaan swasta tersebut sekaligus pemanfaatan cold storage koperasi berkapasitas 10 ton yang dilengkapi dengan mesin ABF kapasitas 1 ton. Fasilitas ini merupakan salah satu sarana dan prasarana yang dibangun KKP di Kalamo Samber Binyeri Biak. 

Baca Juga:
Kementerian-KP Serahkan Proses Hukum Kapal Asing Ilegal ke Kejaksaan Negeri

"Alhamdulillah fasilitas yang kita bangun bisa bermanfaat. Jadi ikan nelayan disimpan koperasi dan sudah ada swasta yang menyerap ikan tersebut," jelas Budi.

Dikatakannya, komoditas tersebut kemudian diolah menjadi fillet tuna dengan brand "Nusa Tuna" yang ditargetkan mampu memproduksi 300 ton per bulan. Dalam kesempatan ini, Budi mengapresiasi para nelayan dan pengelola Kalamo yang terus bergerak sekaligus bersinergi dengan swasta.

Baca Juga:
Pulihkan Alam, Pemerintah Indonesia Perkuat Blue Natural Capital

"Apa yang kami harapkan mulai terlihat. Bahwa nelayan dan masyarakat di Kalamo selalu aktif mengembangkan diri," tutur Budi.

Budi berharap kolaborasi di Biak bisa menginspirasi nelayan di daerah lain. Dia pun menitipkan fasilitas yang telah dibangun KKP untuk dijaga dan dioptimalkan.

"Semoga ilmu tuna dari Biak ini menjadi inspirasi bagi yang lain, bahwa selalu ada peluang jika kita terus bergerak," tutupnya.(fhm)