Oleh : Redaksi
BIAK (BeritaTrans.com) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memfasilitasi nelayan tuna asal Kampung Nelayan Modern Sambe Binyeri Biak, Papua untuk memenuhi sertifikasi Marine Stewarship Council (MSC). Hal tersebut dilakukan agar hasil tangkapan nelayan memenuhi standar penangkapan dan penanganan yang berkelanjutan.
"Ini keberpihakan kita pada nelayan Papua, kita percaya bahwa nelayan juga bisa memenuhi sertifikasi MSC atau penangkapan tuna berkelanjutan," terang Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo usai meninjau Kalamo Samber Binyeri.
Baca Juga:
KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan di Kalimantan Utara
Budi menambahkan, dalam implementasinya, tuna tangkapan nelayan tersebut akan disimpan Koperasi Samber Binyeri Maju, pengelola Kampung Nelayan Modern (Kalamo). Selanjutnya, ikan dari koperasi dilepas ke PT Perikanan Nusantara Jaya-grup PT Samudra Ulam, yang telah menandatangani perjanjian kerjasama (PKS) dengan koperasi.
Budi mengatakan PT Perikanan Nusantara Jawa sebagai offtaker tuna nelayan dengan kebutuhan mencapai 16 ton perhari. Kerjasama koperasi dengan perusahaan swasta tersebut sekaligus pemanfaatan cold storage koperasi berkapasitas 10 ton yang dilengkapi dengan mesin ABF kapasitas 1 ton. Fasilitas ini merupakan salah satu sarana dan prasarana yang dibangun KKP di Kalamo Samber Binyeri Biak.
Baca Juga:
Tuna Jadi Incaran, KKP Tangkap Kapal Pencuri Ikan Filipina di Talaud
"Alhamdulillah fasilitas yang kita bangun bisa bermanfaat. Jadi ikan nelayan disimpan koperasi dan sudah ada swasta yang menyerap ikan tersebut," jelas Budi.
Dikatakannya, komoditas tersebut kemudian diolah menjadi fillet tuna dengan brand "Nusa Tuna" yang ditargetkan mampu memproduksi 300 ton per bulan. Dalam kesempatan ini, Budi mengapresiasi para nelayan dan pengelola Kalamo yang terus bergerak sekaligus bersinergi dengan swasta.
Baca Juga:
Pasca Banjir Bandang, KKP Pastikan Operasional PPN Palabuhanratu Tetap Optimal
"Apa yang kami harapkan mulai terlihat. Bahwa nelayan dan masyarakat di Kalamo selalu aktif mengembangkan diri," tutur Budi.
Budi berharap kolaborasi di Biak bisa menginspirasi nelayan di daerah lain. Dia pun menitipkan fasilitas yang telah dibangun KKP untuk dijaga dan dioptimalkan.
"Semoga ilmu tuna dari Biak ini menjadi inspirasi bagi yang lain, bahwa selalu ada peluang jika kita terus bergerak," tutupnya.(fhm)