Oleh : Naomy
BANDUNG (BeritaTrans.com) - Mendukung target pemerintahan akan datang yang menyebut akan ada pertumbuhan ekonomi nasional hingga delapan persen, ditanggapi Suplly Chain Indonesia (SCI).
Founder & CEO SCI Setijadi meyampailam, berdasarkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun itu, diperlukan perencanaan dan upaya yang keras untuk mencapai pertumbuhan delapan persen.
Baca Juga:
SCI Gelar Indonesia Logistics Awards 2024
"Sektor logistik berpotensi penting untuk pencapaian target pertumbuhan itu,' tutur Setijadi di sela peluncuran logo baru SCI ber-tagline “SCI for the Excellent Indonesia” Ahad (7/7/2024) bertepatan dengan Tahun Baru Islam (1/1/1446H).
Untuk mendukung target pertumbuhan itu, menurutnya, perlu perencanaan pembangunan terintegrasi antarberbagai sektor termasuk dengan sektor logistik.
Baca Juga:
Triwulan 2-2024, Transportasi & Pergudangan Tumbuh 9,56%
Paradigma pembangunan dan pengembangan sektor logistik perlu diubah dari “ship follows the trade” menjadi “ship promotes the trade”, terutama untuk meningkatkan pertumbuhan wilayah-wilayah yang kontribusi terhadap PDB masih rendah.
"Pada Triwulan 1-2024, misalnya, wilayah Jawa berkontribusi tertinggi sebesar 57,70 persen, diikuti Sumatera (21,85 persen), Kalimantan (8,19 persen), dan Sulawesi (6,89 persen), Bali & Nusra (2,75 persen) serta Maluku & Papua (2,62 persen)," urainya.
Baca Juga:
SCI Sebut Tarif Kompetitif Jalan Tol Dorong Efisiensi Logistik 30-50 Persen
Walaupun, tingkat pertumbuhan tertinggi pada Triwulan itu adalah Maluku & Papua (12,15 persen) serta Sulawesi (6,35 persen).
Strategi Pengembangan Logistik
SCI memberikan rekomendasi komprehensif strategi pengembangan sektor logistik Indonesia untuk pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan lima pilar yang saling terkait.
Pertama, Rantai Pasok Komoditas, mencakup fokus komoditas, hilirisasi, pemetaan rantai pasok, dan pengembangan rantai pasok terintegrasi.
"Kedua, Pembangunan Wilayah, terdiri atas upaya pengembangan komoditas potensial wilayah dan peningkatan nilai tambahnya, serta upaya integrasi pengembangan dan pengubahan paradigma logistik," ungkap dia.
Ketiga, Konektivitas, meliputi pengembangan infrastruktur, penataan hub & spoke, pengembangan transportasi multimoda secara end-to-end, dan pemanfaatan teknologi informasi.
Keempat, Kompetensi dan Kapabilitas, mencakup pengembangan kompetensi SDM, serta peningkatan proses dan teknologi, serta pengembangan jaringan global.
"Kelima, Regulasi & Kelembagaan, terdiri atas pembentukan UU logistik sebagai target jangka menengah, revisi Perpres 26/2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional, pembentukan badan logistik nasional, dan harmonisasi regulasi," pungkas Setijadi. (omy)