Oleh : Ahmad
JAKARTA (BeritaTrans.com) - Tim Verifikasi Pelabuhan Sehat dari Kementerian Kesehatan mendatangi Pelabuhan Tanjung Priok untuk penetapan sebagai Pelabuhan Sehat.
Baca Juga:
KSOP Cirebon Permudah Registrasi dan Layanan Buku Pelaut Online, Hadirkan Moregan Bae
Sebanyak delapan lokasi Pelabuhan Tanjung Priok disurvei tim tersebut, Rabu (31/7/2024).
Survey dan memberi penilaian atas kegiatan operator dan penguna Pelabuhan Tanjung Priok dalam menjaga lingkungan sehat yang dilakukan dua tahun sekali melalui berbagai kegiatan, diantaranya penanganan limbah mulai kegiatan menampung sampai akhir pengolahanya dan yang akhirnya menciptakan lingkungan sehat.
Baca Juga:
Hadiri Pertemuan Ke-35 PSC di Wilayah Asia Pasifik, Indonesia Komit Tingkatkan Kerja Sama Maritim
Tim diterima Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Utama Tanjung Priok, M. Takwim Masuku. Dalam sambutannya, Kepala KSOP Utama Tanjung Priok menyampaikan, sebagaimana kita ketahui, pelabuhan merupakan salah satu pintu gerbang utama dalam aktivitas ekonomi suatu negara. Pelabuhan yang sehat tidak hanya menjamin kelancaran arus barang dan jasa, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar.
" Melalui acara ini, kita optimalkan sebagai sarana untuk mengevaluasi penerapan standar kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan pelabuhan. Mendorong seluruh stakeholders pelabuhan untuk terus meningkatkan kinerja dan kualitas layanan.
Baca Juga:
BKKP Luncurkan Layanan Dokter Spesialis Anak
Meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan pelabuhan. Membangun sinergi dan kerja sama yang lebih baik antar instansi terkait," papar M. Takwim.
M. Takwim berharap melalui kegiatan penilaian Pelabuhan Sehat ini, kita dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai kondisi kesehatan pelabuhan saat ini.
"Hasil verifikasi penilaian Pelabuhan Sehat ini akan menjadi bahan evaluasi bagi kita semua untuk melakukan perbaikan dan peningkatan di masa mendatang. Mari kita bersama-sama menjadikan pelabuhan kita sebagai pelabuhan Tanjung Priok yang sehat, bersih, dan Indah," ajak M. Takwim.
Kepala Pusat Penilaian Pelabuhan Sehat Kementerian Perhubungan, Hendri Wijaya dalam sambutannya juga menyampaikan verifikasi secara langsung ke lokasi di dalam kawasan pelabuhan. Kegiatan menjadi kawasan pelabuhan dinyatakan sebagai pelabuhan sehat merupakan respon atas kebijakan dari pemerintah pusat dan mengikuti Permenkes No 44 Tahun 2014.
"Kegiatan penilaian ini akan berlangsung dengan sungguh-sungguh dari hasil survey lapangan. Untuk itu hasilnya bisa diterima dengan lapang dada," kata Hendri Wijaya.
Eksekutif General Manager, Pelabuhan Indonesia 2 Tanjung Priok, Adi Sugiri ketika ditemui di Kantor KSOP Tanjung Priok menyatakan, kesiapannya mendapat penilaian dari tim verifikator, mengingat kegiatan yang dilakukan selama ini oleh pihak operator maupun mitra kerja sama di dalam pelabuhan Tanjung Priok memperhatikan faktor kesehatan. Baik kesehatan lingkungan kerja.
"Jadi silahkan diverifikasi dan apapun hasilnya akan merupakan bagian dari kegiatan selama ini," kata Adi Sugiri.
Tim Verifikator yang melakukan penilaian jumlah 4 orang dari Kementerian Kesehatan dan 1 orang dari Kementerian Perhubungan.
Kegiatan verifikasi yang pertama yakni lokasi TPS Limbah Pelabuhan Tanjung Priok. Di lokasi penampungan limbah ini tim survey mendapatkan penjelasan dari Deni Sanjaya, yang menjabat sebagai Manger Kepatuhan Bisnis, Pelabuhan Regional 2 Tanjung Priok.
"Di lokasi ini dengan sarana yang tersedia limbah diolah dan pada akhirnya bisa dimanfaatkan," kata Deni.
Tim survey kemudian melanjutkan dengan meninjau Terminal Umum Petikemas Adipurusa. Di dalam terminal ini tim survey mendapatkan informasi dan melihat sarana air minum untuk dimanfaatkan para pekerja di lokasi terminal yang luasnya 7 Ha.
Survey selanjutnya menuju ke lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang ada di Terminal Jakarta Internasional Center (JICT). Di kawasan IPAL. Melalui Affan Abdurachman, selaku petugas Environment JICT, tim verifikasi mendapat penjelasan bagaimana air yang ada di kawasan itu diserap IPAL, kemudian diolah dan selanjutnya dimanfaatkan.
"Produksi air yang layak digunakan dari IPAL sebanyak 45 M3 per hari. Air tersebut dimanfaatkan buat penyiraman tanaman, mobil pemadam dan sejumlah kegiatan lainnya," kata Affan.
Kegiatan survey berlanjut ke TPK Koja dan berakhir di Terminal Kendaraan PT IKT, untuk selanjutnya dilakukan kegiatan Focus Grup Disscusi (FGD).(ahmad)