Menteri BUMN Tepis Isu Layoff Karyawan pada Penggabungan Angkasa Pura I dan II

  • Oleh : Naomy

Selasa, 10/Sep/2024 06:56 WIB
Menteri BUMN dan Menhub di InJourney Menteri BUMN dan Menhub di InJourney

 

JAKARTA (BeritaTrans.com) . Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan, peleburan dua BUMN pengelola bandar udara yakni PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I dan PT Angkasa Pura II (AP II) menjadi PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports resmi dilaksanakan, Senin (9/9/2024).

Baca Juga:
InJourney Airports Digandeng Incheon, Segera Kelola Bandara di Luar Negeri

Penggabungan dua perusahaan ini menurutnya, agar Indonesia bisa bersaing dengan menekan biaya logistik dan meningkatkan kemudahan bertransportasi.

"Merger antara AP I dan AP II ini mencontoh dari apa yang telah dilakukan pada PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo yang dahulu terpisah," ujarnya.

Baca Juga:
InJourney Airports Tingkatkan Kolaborasi Ekosistem Aviasi, Bersama BBN Airlines Tingkatkan Konektivitas Udara di 4 Kota

Dia juga menepis adanya isu layoff karyawan kedua perusahaan BUMN tersebut.

“Ini sama AP I dan AP II jadi Angkasa Pura Indonesia. Isu layoff (karyawan) tidak ada, justru ini isu pengembangan, ini kita mengelola 37 bandara di mana akan menjadi satu sistem pelayanan."

Baca Juga:
Top, Bandara InJourney Airports Sukses Perkuat Konektivitas Selama MotoGP Mandalika

Erick menyampaikan, bercermin dari bandara-bandara di luar negeri, pengelolaan bandara saat ini bukan hanya untuk transportasi saja melainkan mampu membangun sebuah ekosistem baru untuk meningkatkan perekonomian yang berimbas pada pendapatan.

“Jadi kalau kita lihat di Singapura memang airport ini menjadi pusat kehidupan manusia. Kita akan memperbaiki bisnis model, income non aero-nya bisa terus meningkat,” jelasnya.

Konsolidasi ini bakal terlihat hasilnya setidaknya satu setengah tahun seperti yang terjadi pada Pelindo. 

Diakuinya, proses penggabungan ini bukan perkara mudah karena terdapat beberapa hal yang harus disingkronkan.

Direktur Utama InJourney, Doni Oskaria mengemukakan, proses merger ini telah disiapkan sejak sembilan bulan lalu. 

"Beberapa hal yang disatukan terkait operating policy, comersial policy, Human Resource (HR) Policy hingga sitem Teknologi Informasi (IT). Syukur Alhamdulillah proses ini sudah selesai termasuk di dalamnya kami menyelesaikan sembilan aturan supaya comply dengan aturan yang berlaku,” ujarnya.

Dengan dilakukannya merger ini, menjadikan Injourney Airports dinobatkan sebagai operator bandara terbesar kelima di dunia.

“Tepat hari ini kita menjadi operator airport nomor 5 terbesar di dunia. Ini adalah langkah awal dari sebuah transformasi panjang yang kita lakukan ke depannya, termasuk di dalamnya menempatkan bandar udara kita ke dalam best practices di industrinya,” imbuhnya. (omy)

?>
https://svps17huda.com/