Oleh : Naomy
CURUG (BeritaTrans.com) - Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) gelar uji publik Petunjuk Teknis (Juknis) Penetapan Ruang Udara Khusus untuk Uji Drone (Advance Air Mobility/AAM) di Curug Jumat (25/10/2024) .
Baca Juga:
Indonesia-Malaysia Tingkatkan Layanan dan Kemitraan Navigasi Penerbangan
Tujuan Uji Publik Peraturan tersebut adalah untuk memberikan informasi dan diskusi arah perkembangan teknologi transportasi modern yang semakin pesat guna memastikan keselamatan penerbangan.
Direktur Navigasi Penerbangan Syamsu Rizal dan dihadiri stakeholder yang terdiri dari regulator yaitu Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara, Direktorat Navigasi Penerbangan, Direktorat Bandar Udara, Badan Kebijakan Transportasi (BKT), Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan, Dinas Potensi Dirgantara TNI AU, PT Dirgantara Indonesia (PT DI).
Baca Juga:
Kemenhub Perkuat Sistem Manajemen Informasi Penerbangan
Operator Pengembang lokal yang mendesain dan mengembangkan wahana Air Taxi dan juga Logistik drone, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Airnav Indonesia, masyarakat melalui asosiasi antara lain FASI dan APDI, juga akademisi yaitu Kepala Pusat PSDM Udara dan Direktur PPI Curug, untuk bersama-sama mewujudkan visi melalui komitmen penerapan inovasi teknologi guna memberikan manfaat yang sebesarnya bagi masyarakat.
Regulasi tersebut sebagai bentuk implementasi kebijakan pemerintahan baru Presiden Prabowo melalui Asta Cita serta mengacu pada ICAO call for action hasil pertemuan 1st Advance Air Mobility Symposium September 2024 di Montreal Kanada.
"Kami merumuskan Juknis Penetapan Ruang Udara Khusus untuk Uji Drone (Advance Air Mobility) di Indonesia guna dapat memberikan sumbangan nyata bagi penerbangan," ujar Syamsu.
Dia menyampaikan, konsep Juknis penetapan Ruang Udara khusus Uji Drone ini sebagai platform kolaborasi antara regulator, operator, dunia industri, dunia riset akademisi untuk menyatukan dan menfokuskan sumber daya yang dimiliki baik teknologi dan SDM di bidang teknologi transportasi udara modern, sehingga Indonesia siap mengimplementasikan transportasi baru dan maju di masa depan.
Peserta public hearing juga melakukan kunjungan ke Bandar Udara Budiarto di Curug yang menjadi opsi lokasi uji terbang pertama di Indonesia.
Penentuan lokasi di Bandara Budiarto telah melalui proses evaluasi teknis baik assessmen keselamatan ruang udara, dan fasilitas penunjang lainnya sehingga kegiatan uji terbang dapat terlaksana dengan lancar dan memenuhi keselamatan penerbangan. (omy)