Layani Trayek Baru dari Pekalongan, Pengemudi Bus Sinar Jaya ini Kerap Diminta Uang oleh Preman Tanjung Priok, Padahal Penumpang Sepi

  • Oleh : Fahmi

Jum'at, 27/Nov/2020 07:53 WIB
Bambang (58 tahun) pengemudi bus PO Sinar Jaya jurusan Pekalongan-Jakarta Utara. Bambang (58 tahun) pengemudi bus PO Sinar Jaya jurusan Pekalongan-Jakarta Utara.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Membuka trayek baru atau perintis jalur bagi sopir bus antar kota antarprovinsi (AKAP) saat belasan tahun yang lalu tidaklah mudah, selain minimnya media informasi mengenai bus, ada juga preman yang kerap meminta sejumlah uang.

Adalah Bambang supir PO Sinar Jaya, saat ini dia sedang menjalankan bus dengan trayek Pekalongan-Tanjung Priok, Jakarta.

Baca Juga:
Mbak Wiwit Sopir Bus PO MTI, Baru Kerja 5 Hari Gajinya Fantastis

Awal merintis rute Pekalongan, Jawa Tengah sejak 18 tahun lalu di terminal Tanjung Priok, pria 58 tahun ini mengungkapkan terminal sangat sepi penumpang.

"Saya yang meristis di sini awal Sinar Jaya masuk (Tanjung Priok). Dulu sendiri cuma saya, rawan preman. Ya Alhamdulillah bisa ngimbangin, bilang aja 'kita juga orang lapangan, sama sama cari uang'," ceritanya di Terminal Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (26/11/2020).

Baca Juga:
Sopir Bus Mudik Gratis dari Jakarta Meninggal di Terminal Tirtonadi Solo

Dikatakannya juga, oknum yang telah meminta sejumlah uang kepadanya tersebut kini menjadi berteman baik dengannya. Dan diungkapkannya juga keadaan sekarang aman lantaran masyarakat juga semakin sadar untuk mengamankan.

Baca Juga:
Ini Perbedaan Tugas Sopir 1 dan Sopir 2 di Bus AKAP

"Sekarang enggak ada yang ngusik, Alhamdulillah semua sudah berteman," tambahnya.

Kini warga Comal, Pemalang tersebut merasa terminal Tanjung Priok sebagai rumah baginya dan masyarakat juga sebagai keluarganya.

Keadaan penumpang di terminal saat awal pembukaan rute tersebut, diceritakan Bambang, "dulu busnya, sepinya minta ampun," ujarnya.

Sebelum Terminal tersebut, dia juga 'pembabat jalur' di Terminal Bekasi dan Lebak Bulus untuk jurusan Pekalongan tersebut.

Bapak empat orang anak ini mengatakan sudah bergabung di PO Sinar Jaya dari 1994.

Bambang juga menceritakan, Kehadiran jalan tol sangat membantu meringkas waktu perjalanan dan lebih aman tentunya.

"Alhamdulillah sekarang di jalan enak adanya jalan tol. Sangat ngebantu sekali," ungkap Bambang.

Dengan menjalankan bus melewati jalan Tol Cipali kini perjalannya bisa dilalui selama tiga jam untuk jarak tertentu, yang sebelumnya bisa  dilewati selama delapan sampai sepuluh jam.

Dari selama menjadi 'pilot' bus tersebut dia bersyukur bisa hidup berkecukupan dan telah berhasil menyekolahkan ke empat anaknya walau sampai jenjang SLTA. Kini ke empat anaknya sudah bekerja dan diungkapkannya telah mandiri.

"Alhamdulillah anak sekolah semua. SLTA semuanya empat-empat. Sekarang sudah kerja semua," tambahnya.

Selama pandemi diungkapkan Bambang pendapatannya juga menurun, namun dia tetap berusaha dan berkeinginan pensiun atau berhenti dari sopir di tahun depan.

"Sekarang menurun sudah pasti," ungkapnya.

Dia berkeinginan berwiraswasta, Namun dia mengungkapkan belum terbayangkan jika akan membuka usaha lantaran dia masih terus sibuk di jalan.

Mengenai tarif, trek bus eksekutif berkapasitas dengan bangku 43 ini dihargai dengan Rp100 ribu per penumpang. Diungkapkan gajinya adalah sebesar Rp1.570 per pekepala (Per-KP) atau penumpang selama menjalankan trayek satu kali pulang pergi(PP) atau satu rit. (fahmi)