Roket NASA Pembawa Astronaut ke Bulan Mulai Dirakit

  • Oleh : Redaksi

Sabtu, 28/Nov/2020 20:52 WIB
Perakitan roket SLS. Foto: NASA Perakitan roket SLS. Foto: NASA

Florida (BeritaTrans.com) - Para engineer NASA mulai merakit roket SLS (Space Launch System) yang nanti akan membawa astronaut mendarat di Bulan. Misi kembali ke Bulan, yang terakhir kali dilakukan tahun 1970-an, ditargetkan digelar pada tahun 2024 atau 4 tahun lagi, tapi persiapannya sudah intensif.

Dikutip detikINET dari BBC, SLS terdiri dari bagian inti raksasa, setinggi 65 meter, dengan 4 mesin yang diapit oleh dua booster. Para teknisi di Florida mulai merakit komponen-komponen di booster tersebut.

Baca Juga:
Dibuka Lagi Usai Lebaran, 121.734 Calon Jemaah Sudah Lunasi Biaya Haji

Roket super ini dapat menyemburkan daya dorong 39,1 Meganewtons untuk menuju ke Bulan. Mulai dirakitnya roket tersebut merupakan terobosan besar dalam misi Artemis, sebutan NASA untuk program ini. Tahun depan, rencananya roket ini akan terbang perdana sebagai uji coba.

Saat sudah selesai dirakit, NASA menyebut bahwa roket SLS akan lebih tinggi dari patung Liberty. Selain itu, tenaganya 15% lebih besar saat lepas landas dibandingkan Saturn V, roket yang dipakai pada misi Apollo ke Bulan 50 tahun silam. Artinya, SLS merupakan roket terkuat yang pernah diciptakan.

Baca Juga:
Libur Lebaran, Pelunasan Biaya Haji Berhenti Sementara sampai 26 April 2023

"Ini adalah tonggak sejarah besar untuk program Artemis. Perakitan ini menunjukkan misi sudah mulai menjadi kenyataan dan segera akan ditempatkan di lokasi peluncuran," kata Andrew Shroble, manajer yang turut membuat roket SLS.

Roket SLS akan membawa kapsul Orion yang berisi maksimal 4 astronot untuk menuju ke Bulan. Beberapa kali jadwal pembuatannya tertunda dan tambahan biaya yang tidak sedikit. Anggarannya yang semula USD 6,3 miliar telah bengkak jadi USD 8 miliar.

Baca Juga:
Kunci Komando Dikendalikan Astronot NASA, Kosmonot Rusia Tinggalkan Stasiun Luar Angkasa

Barang bawaannya nanti ketika menuju Bulan kemungkinan mencapai sedikitnya 45 metrik ton. SLS menggunakan teknologi yang benar-benar baru. Sempat timbul pertanyaan, kenapa NASA tidak memakai saja teknologi di Apollo 11 yang 50 tahun silam sukses menaklukkan Bulan?

Jim Bridenstine menyebut teknologi Apollo 11 sudah usang untuk zaman sekarang sehingga diputuskan tak dipakai lagi. "Jika Anda bertanya-tanya kenapa NASA tidak langsung saja mengambil desain Apollo untuk menuju Bulan pada 2024, maka Anda tidaklah sendiri," kata Jim beberapa waktu silam.

"Ya, kami memang punya program ke Bulan yang sangat sukses di masa silam sehingga kami memenangkan perlombaan antariksa, tapi kami punya tujuan baru untuk Artemis yang adalah pijakan untuk Mars," terangnya. Roket SLS pun menjadi andalannya.

(lia/sumber:detim.com)