Arab Saudi dan Negara Teluk Akhiri Embargo 3,5 Tahun terhadap Qatar

  • Oleh : Redaksi

Selasa, 05/Janu/2021 22:22 WIB


RIYADH (BeritaTrans.com)  - Para pemimpin dewan kerja sama negara-negara Teluk (GCC) yang bertemu di Arab Saudi dalam pertemuan puncak menandatangani kesepakatan untuk mengakhiri sengketa antara sejumlah negara dan Qatar. Akses transportasi termasuk darat, laut dan udara kembali dibuka.

Inilah untuk pertama kalinya Emir Qatar Sheikh Tamin bin Hamad al-Thani ikut serta dalam pertemuan puncak negara-negara Teluk sejak Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain menerapkan embargo atas tuduhan negara itu mendukung terorisme. Doha membantah tudingan itu.

Baca Juga:
Qatar Airways dan Gategroup Luncurkan Kemitraan Baru

Emir Kuwait Sheikh Nawaf al-Ahmad al-Jaber al-Sabah menggambarkan kesepakatan ini sebagai "capaian historis" atas rekonsilasi Teluk.

Sebelumnya, Emir Qatar Sheikh Tamim Al Thani disambut oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman setibanya di al-Ula, dan keduanya tampak berpelukan.

Baca Juga:
Qatar Airways Cargo Mengatakannya dengan Bunga di Hari Valentine

Pada Senin malam (04/01), Arab Saudi membuka perbatasan dengan Qatar dan seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan perjanjian akan ditandatangani.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan dengan Qatar setelah menuding negara itu mendukung teroris.

Baca Juga:
Mulai Hari Ini, Qatar Airways Cargo Kembali Layani Pengangkutan Penumpang ke Penang Malaysia

Negara kaya gas ini menyanggah tuduhan dan menolak daftar permintaan yang dikeluarkan negara-negara tetangga pada saat dimulainya krisis tiga tahun lalu. Permintaan itu termasuk menurunkan hubungan diplomatik dengan Iran dan menutup jaringan Al Jazeera yang bermarkas di Doha.

Dalam beberapa bulan terakhir, Amerika Serikat meningkatkan tekanan untuk meraih resolusi dan menekankan bahwa kesatuan negara Teluk penting untuk mengisolasi Iran.

line

Analysis box by Frank Gardner, security correspondent

Dicabutnya embargo Qatar memerlukan kesabaran, diplomasi rumit selama berbulan-bulan, terutama oleh Kuwait, yang bertindak sebagai pemimpin mediator. Namun dengan tekanan Gedung Putih karena Donald Trump mendekati hari-hari terakhirnya sebagai presiden.

Blokade selama tiga setengah tahun sangat merugikan perekonomian Qatar dan kesatuan Teluk.

Warga Qatar tak akan pernah melupakan apa yang mereka anggap sebagai "penikaman dari belakang" oleh negara-negara tetangga Teluk, yang memutuskan hubungan diplomatik.

Tetapi di luar retorika diplomasi ini, Uni Emirat Arab khususnya ragu-ragu bahwa Qatar akan berubah. Qatar telah menyanggah bahwa mereka mendukung terorisme, gerakan di Gaza, Libia dan tempat lain, khususnya jaringan Ukhuwah Islamiyah yang dianggap UEA sebagai ancaman mereka.

Sementara embargo ini sendiri, mendekatkan Qatar kepada musuh Arab Saudi dalam ideologi: Turki dan Iran.

Langkah mencapai terobosan

Terobosan diumumkan di TV pada Senin malam (04/01) oleh Menteri Luar Negeri Kuwait, Ahmad Nasser Al Sabah.

Upaya mediasi yang dipimpin Kuwait tak banyak menghasilkan, namun dalam beberapa bulan terakhir terlihat adanya tanda-tanda tercapainya resolusi menyelesaikan sengketa.

AS memainkan peranan yang lebih terlihat baru-baru ini. Pejabat AS mengatakan menantu Trump dan penasehat seniornya, Jared Kushner, akan menghadiri penandatangan kesepakatan pada Selasa (05/01).

DohaQatar memiliki penduduk 2,6 juta namun hanya 300.000 yang warga Qatar. Sumber: Getty Images.

Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman mengatakan Senin (04/01), pertemuan puncak itu ditujukan untuk "reunifikasi dan solidaritas dalam menghadapi tantangan di kawasan", menurut kantor berita Saudi Press Agency.

Seorang sumber yang terlibat dalam pertemuan puncak mengatakan keputusan Saudi untuk membuka udara, darat dan laut merupakan langkah membangun kepercayaan yang diperlukan untuk memastikan hadirnya emir Qatar, lapor koresponden internasional BBC, Lyse Doucet.

Pada 2017, saat embargo diterapkan, emir mengatakan ia tidak akan bepergian ke negara manapun yang menerapkan pembatasan kepada warga Qatar.

"Ini adalah terobosan terbesar sejauh ini," kata pejabat senior Trump seperti yang dikutip Wall Street Journal.

"Tidak berarti mereka akan saling memperhatikan dan menjadi teman baik, namun perkembangan ini berrarti mereka akan dapat bekerja sama."

Sumber: bbc.com/indonesia

Tags :