Pengemudi Bus Raya: Sepi Penumpang, Penghasilan Terjun Bebas

  • Oleh : Bondan

Rabu, 13/Janu/2021 18:21 WIB
Abadi, sembilan tahun sebagai pengemudi bus Raya trayek Wonogiri-Solo-Jakarta. Foto: BeritaTrans.com dan Aksi.id. Abadi, sembilan tahun sebagai pengemudi bus Raya trayek Wonogiri-Solo-Jakarta. Foto: BeritaTrans.com dan Aksi.id.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Sejak Covid-19 melanda Indonesia. Banyak pengemudi bus yang mengeluhkan berkurangnya penghasilan akibat sepi penumpang.

Seperti, Abadi (47) asal Serang, Banten, yang tinggal di wilayah Semarang, menuturkan selama pandemi Covid-19 penghasilannya terjun bebas alias menurun drastis.

Baca Juga:
Terminal Kepuhsari Jombang Hanya Berangkatkan Sedikit Bus saat Libur Panjang

Dia mengutarakan meski penumpang sepi, Perusahaan Otobus (PO) Raya inilah yang masih memperhatikan nasib pengemudi di tengah pandemi Covid-19.

“Kita-kita (pengemudi, kernet) lagi sepi penumpang kaya gini, masih diperhatikan dan dikasih keringanan dari pihak PO Raya. Nggak ada sistem target atau yang lainnya. Kaya PSBB awal, bus AKAP sama sekali ngga boleh beroperasi selama tiga bulan otomatis ngga ada penghasilan. Tapi pihak PO masih peduli dengan kru bus, kaya ngasih bantuan berupa sembako,” tambahnya.

Baca Juga:
Lika-Liku Perjalanan Bus ALS Bekasi ke Medan, Lalui Lintas Tengah Sumatra Berhari-Hari

Abadi juga menceritakan, selama bekerja menjadi pengemudi di bus Rayabaru  sekarang ini sulit mendapatkan penumpang banyak akibat Covid-19.

“Biar sulit penumpang sekarang ini, alhamdulillah masih ada yang naik biar cuma 5 orang doang. Karena kalau di PO Raya biar penumpang cuma satu dua orang yang naik, kita masih bisa bawa pulang uang Rp220 ribu sekali trip. Sekarang dalam sebulan paling cuma Rp500 ribu, kalau dulu minimal bawa Rp2 juta. Penghasilan kita bukan dihitung dari banyaknya jumlah penumpang. Di Raya juga kita ngga usah mikir lagi biaya operasional selama di jalan. Kaya sekarang ini saya perpal (menginap) di pool. Tetap semua dapat uang makan Rp75 ribu sehari,” cerita Abadi kepada BeritaTrans.com dan Aksi.id, di pool PO Raya, Pulo Gadung, Jakarta, Selasa (12/1/2021).

Baca Juga:
Menhub: Perlu Perhatian Khusus Pada Pelaku Perjalanan Wisata

Pria dua anak ini juga mengatakan awal bus AKAP dilarang beroperasi saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dirinya kerap bekerja serabutan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari keluarga.

“Awal PSBB nganggur 3 bulan gara-gara bus nggak boleh beroperasi. Mau nggak mau saya kerja apa saja di Semarang. Ya jadi tukang parkir sampe pernah saya jadi pak ogah (membantu/mengatur) di jalan. Biar serabutan yang penting saya ngga di rumah dan masih menghasilkan buat kebutuhan sehari-hari. Alhamdulillahnya juga masih bisa terbantu dari usaha warung makan yang dikelola istri,” kata Abadi.

Masuk dan bekerja di PO Raya harus memiliki pengalaman bawa bus

Pool perusahaan otobus (PO) Raya di Pulo Gadung, Jakarta, Selasa (12/1/2021). Foto: BeritaTrans.com dab Aksi.id.

Sementara itu untuk melamar dan bekerja di PO Raya, Abadi menjelaskan persyaratannya terbilang ketat. Karena harus memiliki pengamalan dan tidak pernah mempunyai masalah di PO sebelumnya.

“Daftar jadi pengemudi di bus Raya ngga mudah, semua yang ngelamar harus ngikutin semua tes dan juga ngga pernah ada masalah di PO Sebelumnya. Karena PO Raya mementingkan keamanan dan kenyamanan penumpang selama dijalan. Makanya pengemudi di Raya kebanyakan wes (sudah) berumur. Karena kalau yang muda biasanya lagi seneng-senengnya bawa bus jadi kadang-kadang suka kebut-kebutan dijalan, tapi ngga semua sih,” jelasnya.

Dia menambahkan peraturan di PO Raya juga terbilang ketat untuk pengemudi. Mulai dari cara mengedarai bus hingga pelayanan kepada penumpang.

“Kalau di PO raya yang namanya kebut-kebutan dijalan ngga ada. Kenapa begitu, karena sekalinya ketahuan sama pihak manajemen bisa langsung dikeluarkan. Biasanya kalau kaya gitu ada laporan dari penumpang. Kaya bus nih, sama bos ngga boleh yang namanya dikasih aksesoris lampu-lampu kaya kebanyakan bus AKAP. Di Raya pentingkan keamanan dan kenyamanan penumpang selama dijalan,” tutupnya.

Tarif bus Raya trayek Solo-jakarta

Tarif bus Raya terbilang murah. Seperti trayek Solo-Jakarta untuk kelas junior eksekutif sebesar Rp225 ribu dan kelas super top hanya Rp350 ribu. Fasilitas yang didapatkan dari kedua kelas tersebut seperti dapat snack (makanan ringan), air mineral dan satu kali makan selama perjalanan. Sedangkan untuk selimut serta bantal ditiadakan selama masa pandemi sekarang.