Puluhan Desa di Lamongan Terendam, Tanggulangin Darurat Banjir

  • Oleh : Redaksi

Senin, 18/Janu/2021 22:47 WIB
Banjir di salah satu kecamatan Lamongan (Foto: Eko Sudjarwo/detikcom) Banjir di salah satu kecamatan Lamongan (Foto: Eko Sudjarwo/detikcom)

Jakarta (BeritaTrans.com) - Sebanyak 42 desa di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur terendam banjir. Sedikitnya 7.726 rumah terdampak banjir di kawasan Bengawan Jero tersebut.

Bupati Lamongan Fadeli sudah mengirim surat permohonan dukungan percepatan penanganan banjir di wilayah Bengawan Jero kepada pemerintah pusat.

Baca Juga:
Jalan Kabupaten di Brebes Terputus Diterjang Banjir Bandang

"Penanganan banjir ini memiliki peran dan arti yang sangat penting, kaitannya dengan penyediaan air baku irigasi dan drainase serta kegiatan pertanian, di mana sampai saat ini penanganannya masih terkendala infrastruktur yang belum terpenuhi," kata Fadeli, Senin (18/1) dikutip dari Antara.

Fadeli berharap pihaknya mendapat dukungan dari pemerintah pusat dan provinsi dalam percepatan penyelesaian permasalahan banjir di Bengawan Jero.

Baca Juga:
15 Desa di Kabupaten Purworejo Diterjang Banjir

Sementara itu, Bengawan Jero yang sudah tak mampu menampung luapan debit air mengakibatkan banjir di beberapa Kecamatan di Lamongan, yakni Pucuk, Maduran, Karanggeneng, Kalitengah, Turi, Karangbinangun, Glagah.

Banjir juga terjadi karena intensitas curah hujan yang tinggi dan terjadi hampir merata di wilayah Lamongan.

Baca Juga:
2.669 Warga 5 Desa di Aceh Utara Terdampak Banjir

Tanggulangin Darurat Banjir

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo berencana menaikkan status banjir Desa Kedung Banteng, Banjar Asri dan Banjar Panji, Kecamatan Tanggulangin dari status siaga menjadi darurat.

Rencana tersebut muncul saat rapat koordinasi yang dipimpin langsung Penjabat Bupati Sidoarjo Hudiyono dengan BPBD, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, PU Cipta Karya, PU BM SDA, Camat Tanggulangin dan tiga kepala desa di kantor Balai Desa Kedung Banteng, Tanggulangin, Senin.

"Teknis penanganan banjir akan langsung di bawah koordinasi Camat Tanggulangin dengan tetap melibatkan BPBD, PU Cipta Karya, PU BM SDA dan Dinas Sosial. Supaya koordinasinya mudah satu pintu saja lewat camat," kata Hudiyono, dikutip Antara.

Hudiyono mengatakan penanganan banjir yang selama ini langsung ditangani BPBD dan PU Cipta Karya, PU BM SDA akan diserahkan ke Camat Tanggulangin.

Ia menyebut ada anomali dalam penanganan banjir Tanggulangin karena selama ini dana BTT sudah dimanfaatkan untuk pengurukan situ. Namun, genangan air justru malah tak surut, tapi naik.

"Ini harus dicari penyebabnya kenapa bisa terjadi, bantuan dana BTT sudah digelontor miliaran tapi masih banyak rumah yang tergenang. Ini anomali kalau saya melihatnya. Saya minta camat serta Forkopimka mencari tahu penyebabnya," ujarnya.

Banjir di tiga desa terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Tingginya curah hujan ditunjang dengan lokasi yang rendah membuat banjir di tiga desa itu terus terjadi. Berbagai upaya sudah dilakukan di antaranya melakukan normalisasi sungai, tetapi hasilnya minim.

(lia/sumber:cnnindonesia.com)