Lulusan Sekolah Perikanan di Maluku Diminta Jadi Penyokong Industri Perikanan Dalam Negeri

  • Oleh : Fahmi

Minggu, 07/Feb/2021 14:38 WIB
Kunjungan KKP di Ambon. (Istimewa) Kunjungan KKP di Ambon. (Istimewa)

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Lulusan sekolah perikanan dinilai sebagai salah satu penyokong tegaknya industri perikanan dalam negeri diharapkan lebih memilih bekerja di dalam negeri dibanding menjadi pekerja asing di luar negeri. 

Hal ini disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saat mengunjungi Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Waiheru dan Politeknik Kelautan Perikanan Maluku di Ambon, Sabtu (6/2/2021). 

Baca Juga:
Kementerian-KP Raih Pengakuan Standar Internasional Anti Suap

"Lulusan-lulusan ini kita berdayakan di dalam negeri saja," ujar Menteri Trenggono saat berbincang dengan kepala SUPM Waiheru. 

Selain bekerja di industri, alumni sekolah perikanan juga didorongnya berwiraswata. Baik menekuni bidang penangkapan, budidaya, pemasaran maupun usaha pengolahan produk perikanan. 

Baca Juga:
KKP Pastikan Stok Ikan Aman Menjelang Idulfitri, Cold Storage Terisi 68 Ribu Ton Ikan

Menurutnya, para alumni dapat memanfaatkan dana BLU yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) KKP. Maupun dana kredit perbankan yang didukung pemerintah, yakni dana Kredit Usaha Rakyat (KUR). 

Di Ambon sendiri, keberadaan para alumni sekolah perikanan sangat bernilai sebab Maluku tengah dikembangkan menjadi Lumbung Ikan Nasional (LIN). Pemerintah segera membangun pelabuhan perikanan terpadu yang nantinya membutuhkan banyak tenaga kerja untuk mendukung jalannya proses produksi. 

Baca Juga:
Kementerian-KP Atur Kuota Wisata di Kawasan Konservasi Nasional

Kepala SUPM Waiheru Ahmad Jais Ely menjelaskan, sebanyak 66 persen dari total lulusan SUPM Waiheru bekerja di sektor swasta di dalam dan luar negeri. Mereka yang bekerja di luar mencapai 1.845 orang. 

Kemudian 15,2 persen lainnya didorong untuk berwirausaha. "Sisanya ada yang menjadi PNS, TNI/Polri dan melanjutkan pendidikan," ujar Ahmad Jais. 

Menurutnya, lulusan SUPM Waiheru yang kini mengalami peningkatan status menjadi Politeknik Kelautan dan Perikanan Maluku memang diplot menjadi sumber daya siap kerja. Sebab pola pendidikan yang diterapkan adalah sistem teaching factory yakni lebih banyak praktik. "Perbandingnya 70 persen praktik, sisanya teori," pungkas Jais. 

Turut hadir pada kunjungan kerja ini Gubernur Maluku Murad Ismail bersama para Pejabat Eselon I Kementerian Kelautan dan Perikanan. Mereka menyaksikan kegiatan pratik teaching factory taruna seperti di bengkel mesin, aktivitas pengolahan di cold storage, tebar benih ikan nila dan ikan kakap putih di tambak, serta menyemangati para taruna di atas kapal latih. (fhm)