2 Kapal Induk Amerika Latihan Militer di Laut China Selatan, Bikin China Marah

  • Oleh : Redaksi

Selasa, 09/Feb/2021 21:52 WIB


Jakarta (BeritaTrans.com)  - Dua kelompok kapal induk Amerika Serikat (AS) dilaporkan meluncurkan latihan bersama di Laut China Selatan (LCS) yang disengketakan. Latihan ini diadakan beberapa hari setelah kapal perang AS berlayar di dekat pulau-pulau yang dikuasai China di lautan itu.

Melansir Al Jazeera, dua armada tempur itu ialah USS Theodore Roosevelt dan USS Nimitz. Mereka melakukan latihan ini untuk memperkuat kemampuan keduanya dalam patroli di perairan.

Baca Juga:
Filipina dan Amerika Latihan Perang di Laut China Selatan, Libatkan 8.900 Tentara

"(USS Theodore Roosevelt dan USS Nimitz) melakukan banyak latihan yang bertujuan untuk meningkatkan interoperabilitas antara aset serta kemampuan komando dan kontrol", Angkatan Laut AS mengatakan pada hari Selasa (9/2/2021).

Latihan itu dilakukan beberapa hari setelah China mengutuk pelayaran kapal perusak USS John S McCain di dekat Kepulauan Paracel yang dikuasai China dalam apa yang disebut AS sebagai "operasi kebebasan navigasi". Misi ini merupakan misi pertama angkatan laut AS sejak Presiden Joe Biden menjabat.

Baca Juga:
Amerika Buru-Buru Cari Pesawat Tempur F-35 yang Jatuh, Khawatir Ditemukan China

 

AS telah membantah klaim teritorial China yang luas di wilayah tersebut, menuduhnya memiliterisasi Laut China Selatan dan mencoba mengintimidasi tetangga seperti Malaysia, Filipina, dan Vietnam, yang memiliki klaim yang tumpang tindih dengan China di wilayah yang kaya sumber daya.

Baca Juga:
Adu Jago di Laut China Selatan

"Kami berkomitmen untuk memastikan penggunaan yang sah dari laut yang dinikmati semua negara berdasarkan hukum internasional," kata Laksamana Muda Jim Kirk, komandan Nimitz Carrier Strike Group, dalam sebuah pernyataan.

Kementerian luar negeri Beijing menanggapi pengerahan tersebut dengan mengatakan akan mengambil "tindakan yang diperlukan untuk secara tegas menjaga kedaulatan dan keamanan nasional".

Sementara itu Jumat (5/2/2021) lalu di Washington, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada Yang Jiechi, seorang pejabat senior China, bahwa AS akan meminta pertanggungjawaban Beijing atas upayanya untuk mengancam stabilitas di Indo-Pasifik, termasuk di Selat Taiwan, dan juga andil Beijing dalam merusak sistem internasional berbasis hukum.

Laut China Selatan (LCS) sedang menjadi potensi konflik global yang meluas. Pasalnya China terus mengklaim 90% wilayah lautan itu miliknya dan melakukan ekspansi besar-besaran di lautan yang juga diklaim oleh beberapa negara-negara di Asia Tenggara. (lia/sumber:cnbcindonesia.com)