Anak-Anak di Christmas Island Sudah Diajarkan Tradisi Merayakan Tahun Baru Imlek Sejak Kecil

  • Oleh : Redaksi

Sabtu, 13/Feb/2021 00:03 WIB
Norazian Abdul Halim (kanan) punya keturunan Malaysia dan Indonesia dan dilahirkan serta dibesarkan di Christmas Island. Norazian Abdul Halim (kanan) punya keturunan Malaysia dan Indonesia dan dilahirkan serta dibesarkan di Christmas Island.

Canberra (BeritaTrans.com) - Pulau kecil Christmas Island adalah satu-satunya kawasan yang masuk dalam wilayah Australia yang menetapkan perayaan Tahun Baru Imlek sebagai hari libur.

Perayaan Tahun Baru Imlek di Christmas Island juga tidak akan dibatasi oleh peraturan COVID-19 seperti daerah lainnya di Australia, karena pulau yang lebih dekat ke Jawa ini belum terlalu terpengaruh oleh pandemi.

Baca Juga:
Ramaikan Tahun Baru Imlek 2537, Klenteng Hok Tik Bio Bagikan 2.000 Porsi Makan, 3.000 Paket Sembako dan 3.000 Kue Keranjang

Bagi sekitar 1.800 warga di Christmas Island, perayaan Tahun Baru Imlek akan digelar selama 15 hari, termasuk dengan sejumlah acara besar seperti Chap Goh Meh dan pertunjukan Barongsai di sejumlah tempat.

Menurut Norazian Abdul Halim, warga kelahiran Christmas Island, Tahun Baru Imlek menjadi waktunya warga berkumpul dan semua orang punya peranan dalam perayaan itu.

Norazian yang juga dibesarkan di Christmas Island tidak lupa mengajari anak-anaknya soal tradisi perayaan Tahun Baru Imlek.

Aariz and lion dance

Aariz sudah tertarik dengan tarian barongsai sejak usianya masih dua tahun dan langsung didukung kedua orangtuanya.(Koleksi Pribadi)

 

"Ayah saya keturunan Melayu dan Indonesia dan ibu saya orang China, orang tuanya berasal dari Cina."

"Anak laki-laki kami, Aariz, yang berumur enam tahun, menjadi tertarik dengan barongsai sejak usia dua tahun, ketika menonton pertunjukannya," katanya.

Norazian dan suaminya mengaku ikut mendorong minat anaknya sebagai penari barongsai.

"Ketika Aariz berusia tiga tahun, kami membeli [kostum] kepala singa untuk ulang tahunnya... Kemudian dia mulai belajar sendiri langkah-langkah dari tarian dengan menonton rekaman video pertunjukan," ujar Norazian kepada Mariah Papadopoulos dari ABC Indonesia.

"Kami akan terus mendukungnya selama dia menikmati berpartisipasi dengan klubnya, atau bahkan jika dia memutuskan mengambil tantangan lain."

Tahun ini Aariz akan berpartisipasi untuk pertama kalinya dalam pertunjukan barongsai dengan kelompok asosiasi Kung Fu setempat, yakni Christmas Island Kung Fu Association.

"Aariz telah menghadiri sesi pelatihan setiap minggu agar bisa berpartisipasi dalam Tahun Baru Imlek tahun ini," kata Norazian.

"Klub Kung Fu melakukan pertunjukan di banyak acara dan perayaan lokal di Christmas Island, yang selalu didukung oleh masyarakat," kata Norazian.

Perayaan tahun ini akan dimulai dengan Barongsai di malam Tahun Baru, Kamis kemarin.

Aariz

Aariz sudah berlatih untuk bisa tampil pada perayaan Tahun Baru Imlek di Christmas Island.(Koleksi Pribadi)

 

Kemudian warga akan berkendara pada tengah malam di sekitar pulau membunyikan klakson mobil dan memainkan drum.

"Barongsai akan melakukan pertunjukan lagi di pagi hari Tahun Baru di tempat tinggal setempat serta candi. Kemudian mereka akan melakukan pertunjukan untuk bisnis lokal pada hari berikutnya."

Chris Su, presiden dari Asosiasi Kung Fu Christmas Island adalah salah satu penyelenggara perayaan Tahun Baru Imlek.

Kepada Samuel Yang dari ABC, ia mengatakan perayaan Tahun Baru di Christmas Island hampir sama dengan perayaan di Malaysia dan Singapura.

Salah satu alasannya adalah karena kebanyakan penduduk di pulau ini berasal dari Malaysia dan Singapura.

Warga lainnya di Christmas Island adalah Foo Kee Heng, yang pertama kali menjejakkan kaki di pulau tersebut pada tahun 1970.

Foo Kee Heng 2

Setelah istrinya meninggal dunia dan kedua putrinya pindah ke Perth, Foo Kee Heng tinggal sendiri di Christmas Island. Tapi ia dikelilingi banyak teman, termasuk saat merayakan tahun baru imlek.(Koleksi Pribadi.)

 

Pria keturunan Tionghoa kelahiran tahun 1948 ini meninggalkan Malaysia untuk bekerja di perusahaan tambang sampai ia pensiun dua tahun yang lalu.

Sampai sekarang Kee Heng masih melakukan tradisi, termasuk membersihkan rumah dan memasang hiasan di pintu sebelum tahun baru imlek tiba.

"Hiasan di pintu biasanya berupa tulisan atau kalimat yang baik, seperti misalnya semoga keberuntungan dan segala hal yang baik menghampiri rumah kami di tahun yang baru ini," tutur kakek dari satu orang cucu saja.

Selain makan malam dan kumpul keluarga di malam tahun baru, keluarga di Christmas Island yang merayakan akan membukakan pintu rumah mereka untuk dikunjungi sanak dan kerabat, termasuk anak-anak.

"Biasanya, mereka yang datang bertamu akan membawa dua buah jeruk tuan rumah, dan sebelum pulang, gantian tuan rumah yang akan memberikan buah jeruk baru kepada tamunya."

Foo Kee Heng 1

Foo Kee Heng dan cucu semata wayangnya. Tahun ini ia merayakan imlek hanya bersama dengan teman-temannya di Christmas Island.(Supplied: Koleksi Pribadi.)

 

Dalam bahasa Mandarin, jeruk disebut dengan 'chi zhe'.

Chi artinya rezeki dan zhe artinya buah.

Saling memberikan buah jeruk saat imlek melambangkan doa agar keberuntungan dan rezeki selalu menyertai di sepanjang tahun yang baru.

Selain itu, tradisi Imlek lainnya di Christmas Island adalah sebelum rombongan barongsai mencapai perumahan dan mendapat angpau, amplop merah berisi uang, dari tiap rumah, mereka terlebih dulu berkeliling ke kuil-kuil yang ada di pulau itu.

Tahun baru imlek kali ini, Kee Heng menghabiskan waktu bersama teman-temannya di Christmas Island, karena kedua anak perempuannya berdomisili di Perth. 

(sumber:abc.net.au)