Bandara Arung Palakka Bakal Layani Lagi Pesawat ATR

  • Oleh : Bondan

Senin, 15/Feb/2021 06:17 WIB
Bandara Arung Palakka, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Foto: Beritasatu.com Bandara Arung Palakka, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Foto: Beritasatu.com

BONE (BeritaTrans.com) - Pengembangan Bandara Arung Palakka di Kabupaten Bone, menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel). Bandara Arung Palakka terletak di Desa Mappalo Ulaweng, Kecamatan Awangpone, dan mulai dibangun secara bertahap pada tahun 2007, dan baru beroperasi tahun 2013. Pemprov berencana mengaktifkan kembali Bandara Arung Palakka.

Bandara ini diharapkan menjadi gerbang utama transportasi udara bagi empat kabupaten di sekitarnya, yaitu Bone, Soppeng, Wajo, dan Sinjai. Bandara ini sempat difungsikan, namun terhenti pelayanan penerbangan komersialnya sejak empat tahun lalu.

Baca Juga:
Menhub Apresiasi Pemprov Sulsel Ambil Alih Bandara Sorowako

Dari segi teknis, bandara ini tetap siap beroperasi. Pemprov Sulsel akan mengembangkan dengan memperbaiki akses jalan masuk. Sedangkan pemerintah pusat akan memperpanjang landasan pacu atau runway dari 1.200 meter menjadi 1.600-1.700 meter.

Jika sebelumnya bandara hanya melayani pesawat caravan, selanjutnya akan melayani pesawat jenis ATR-72. Bahkan pengembangan lebih jauh dapat dilandasi pesawat jenis Boeing.

Baca Juga:
Wings Air Layani Kembali Penerbangan Bandara Rembele Bener Meriah-Kualanamu, Ini Jadwalnya

"Kami sedang merancang Sulsel terkoneksi termasuk Bandara Bone, ini sebenarnya bandara yang paling potensial. Kalau kita lihat dari segi lokasi, di antara seluruh bandara yang ada, Bone ini bisa kita jadikan hub," kata Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, di Bone, Minggu (14/2/2021).

Nurdin ke Bone dengan menggunakan helikopter dari Makassar, dan mendarat di bandara yang dulunya bernama Bandara Mappalo Ulaweng. Ia mengaku akan meminta Kementerian Perhubungan agar landasan pacu bandara ini diperpanjang hingga 2.100 meter.

"Kalau bisa 2.100 meter, Boeing sudah bisa masuk di sini," sebutnya.

Dengan demikian, juga akan dibangun kembali terminal. Nurdin juga menyampaikan, sejauh ini subsidi tiket diberikan untuk beberapa penerbangan di Sulsel, termasuk nantinya di Arung Palakka.

Bandara ini dikonektivitaskan dengan bandara di Makassar, Selayar, Bira, Bua, Masamba, dan Toraja.

"Kalau ini sudah terkoneksi semua, kita ingin Bone ini akan terhubung ke Palu, ke Kalimantan, karena memang Bone ini strategis sekali, apalagi perpanjangan runway tidak sulit. Jadi sekarang bandara ini sudah 60 hektare, kalau memang dibutuhkan perluasan lagi, insyaallah kita bisa bantu," terangnya.

Sedangkan, Kepala Kantor wilayah Otoritas Bandara (Kaotban) Wilayah V Makassar, Baitul Ikhwan, mengatakan, bandara ini secara operasional baik dari sisi udara maupun darat sudah siap beroperasi. Walaupun dalam empat tahun tidak beroperasi.

"Namun berdasarkan regulasi tentang ketentuan kita selalu dalam posisi stand-by, baik dalam personel, kelengkapan peralatannya, maupun operasionalnya yang dalam 24 jam harus siap siaga. Walaupun tidak ada penerbangan, posisi kita harus stand-by," jelasnya.

Kajian Kemhub dari sisi permintaan, bandara ini cukup menjanjikan baik dari jumlah penduduk maupun dari perekonomian.

Bandara ini akan dikembangkan dalam tiga tahap. Tahap pertama dengan landasan pacu 1.200 meter, tahap kedua 1.600 meter dan pengembangan selanjutnya pada tahap ketiga.

Sementara, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bone Andi Hidayat Pananrangi menyampaikan, dukungan Pemprov Sulsel adalah salah satu indikasi mendukung pengaktifan kembali Bandara Arung Pallaka.

Bandara ini bisa menjadi bandara penyangga untuk Bandara Sultan Hasanuddin, melihat kondisi kepadatan yang bisa dialihkan ke Bandara Arung Pallaka. Kedua, populasi penduduk Bone terbesar kedua di Sulsel.

Juga untuk kabupaten penyangga yang lebih dekat. Seperti Sinjai, Soppeng, dan Wajo. Masyarakat Bone dan masyarakat kabupaten sekitar itu banyak melakukan usaha ekonomi di luar Sulawesi. Seperti ke Kalimantan, Jawa, Maluku, dan Papua.

"Dengan terbukanya akses, akan memudahkan akses mereka," harapnya.

Hal penting lainnya lagi pada peningkatan sumber daya pendapatan kabupaten. Kemudian dari segi historisnya, bandara ini adalah cendera mata putra asli Bone, yakni mantan Wakil Presiden, Yusuf Kalla.

"Waktu menjadi wakil presiden di periode Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono). Itu cendera mata beliau dengan ukuran teknis maupun ukuran ekonominya bahwa Bone ini memang bersyarat ada bandara," ungkapnya.

Dari aspek wisata, beberapa destinasi wisata yang ada di Bone juga dapat lebih mudah dinikmati wisatawan dengan hadirnya bandara ini.

"Wisata ter-cover, baik yang ada di Kabupaten Bone ataupun di kabupaten terdekat. Jadi itu yang menjadi dasar pemikiran beliau," pungkasnya. (Beritasatu.com)

?>
https://svps17huda.com/