Mudik 2021, Perjalanan Laut Bakal Wajib Tes GeNose

  • Oleh : Redaksi

Rabu, 17/Mar/2021 20:57 WIB
Kemenhub berencana mewajibkan tes GeNose sebagai syarat perjalanan laut selama mudik lebaran 2021. (ANTARA FOTO). Kemenhub berencana mewajibkan tes GeNose sebagai syarat perjalanan laut selama mudik lebaran 2021. (ANTARA FOTO).

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Kementerian Perhubungan berencana mewajibkan tes GeNose sebagai syarat perjalanan laut selama periode mudik lebaran 2021.

Kepala Subbagian Humas Ditjen Perhubungan Laut Benny Sanjaya menyebut hal itu didasari oleh efektivitas uji coba di pelabuhan Tanjung Priok. Namun, ia belum dapat memastikan kapan tes GeNose akan diterapkan di seluruh pelabuhan.

Baca Juga:
Sepanjang Libur Lebaran, Penumpang ASDP Naik 3%, Kendaraan 9%

"Untuk selanjutnya, kami akan mempelajari kemungkinan untuk menerapkan penggunaan GeNose pada seluruh pelabuhan," katanya, Rabu (17/3/2021).

Terpisah, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan bahwa Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberi sinyal akan mensyaratkan tes GeNose untuk penumpang perjalanan laut.

Baca Juga:
Selama Angleb, ASDP Layani Hingga 4,14 Juta Penumpang di 8 Lintasan

Ia menyebut kebijakan kemungkinan hanya berlaku untuk periode mudik saja guna memperketat perjalanan orang. Belum dapat membeberkan secara rinci terkait rencana itu, Budi mengatakan diskusi akan dilakukan dengan Gugus Tugas pada pekan depan.

Pasalnya, jika aturan diubah, maka Surat Edaran (SE) Kemenhub juga harus disesuaikan. SE yang dimaksud, yakni SE Nomor 18 Tahun 2021 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dengan Transportasi Laut Pada Masa Pandemi Covid-19.

Baca Juga:
Inisiatif Green Port, Terminal Teluk Lamong Raih Dua Pengakuan Internasional di Ajang Global Ports Forum

"Kalau untuk perjalanan laut, pelabuhan, memang harus tuh. Rencananya (menjadi) satu keharusan untuk GeNose, hanya waktunya dibatasi untuk angkutan 2 minggu lah karena kan kita memperketat perjalanan orang," jelasnya.

Sementara, ia menyatakan belum ada perubahan untuk perjalanan darat jarak jauh seperti bus antar kota, yakni dilakukan tes acak (random check) Rapid Test Antigen atau GeNose. Jika pun akan diperluas, ia menyebut hanya diterapkan di terminal tertentu saja.

"Kalau untuk yang berhubungan dengan transportasi darat, bus itu masih sifatnya random sampling. Tapi, nanti akan kami perluas di beberapa terminal," tambahnya.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengumumkan penumpang pesawat bisa menggunakan layanan GeNose mulai 1 April mendatang di empat bandara.

Bandara tersebut, yaitu Bandar Udara Internasional Kualanamu di Medan, Bandar Udara di Bandung, Bandar Udara di Yogyakarta, dan Bandar Udara di Surabaya. Sementara Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta di Banten yang menjadi bandara utama Indonesia belum memberikan layanan GeNose. 

"1 April akan mulai di sektor udara dan kita juga akan lakukan bertahap. Pertama kali kami akan lakukan di empat bandara, bukan di Soekarno Hatta," kata Budi Karya saat rapat kerja dengan Komisi V DPR, Selasa (16/3/2021).

Budi Karya mengatakan pelayanan GeNose di empat bandara ibarat proyek uji coba. Bila sukses seperti yang sekarang sudah diterapkan di sektor transportasi perkeretaapian, maka rencananya layanan GeNose akan hadir di seluruh bandara di Indonesia mulai 1 Mei 2021.

"Baru secara perlahan akan kami lakukan untuk penggunaan GeNose ini, pada 1 Mei diharapkan sudah di seluruh Indonesia diberlakukan," tuturnya.

Ia pun membeberkan alasan pemerintah memperbolehkan penggunaan GeNose di bandara, yaitu karena harganya lebih terjangkau bagi kantong masyarakat. Hal ini tak seperti layanan pemeriksaan PCR dan rapid test antigen yang lebih mahal.

"Mengingat biaya PCR dan (rapid) antigen sedikit memberatkan, pemerintah bersama beberapa operator telah mendorong suatu temuan anak bangsa, yaitu GeNose, dan ini relatif lebih murah, lebih terjangkau," jelasnya.(amt/sumber:cnnindonesia com)