Cegah Siswa Nongkrong Lama, DKI Siapkan 50 Bus Sekolah

  • Oleh : Bondan

Kamis, 08/Apr/2021 07:11 WIB
Ilustrasi Bus Sekolah DKI Jakarta. Foto: Istimewa Ilustrasi Bus Sekolah DKI Jakarta. Foto: Istimewa

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan 50 unit bus sekolahuntuk mengantar-jemput siswa selama masa uji coba pembelajaran tatap muka di sekolah. Diharapkan, penjemputan ini bisa mencegah para siswa menongkrong terlalu lama.

Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taga Radja mengatakan penyediaan bus sekolah itu sebagai antisipasi agar siswa tidak keluyuran usai mengikuti uji coba sekolah tatap muka.

Baca Juga:
Skema Pembangunan Tol Berkeadilan Ala Anies, Warga Harus Diberi Saham hingga Dapat Biaya Operasional Tol

"Itu upaya kita juga agar anak-anak kita jangan berkerumun terlalu lama dengan teman-temannya," ungkap dia, saat dihubungi, Rabu (7/4/2021).

Untuk memantau pergerakan siswa itu, lanjut dia, nantinya di setiap sekolah menempatkan satu petugas piket yang akan menjaga hingga radius 500 meter dari sekolah.

Baca Juga:
Bobby Nasution Realisasikan Bus Sekolah di Kelurahan Belawan Sicanang

"Jadi sampai 500 meter dipastikan anak itu naik kendaraan pribadi atau ada jemputan, jadi tadi pun juga sama jadi kita juga sudah koordinasi dengan Dinas Perhubungan untuk menyiapkan bus sekolah," tuturnya.

Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menjelaskan bus tersebut melintasi sekolah-sekolah yang melakukan uji coba tatap muka.

Baca Juga:
Ramai Pengunjung CFD Berebut Foto dengan Anies, TransJ Tersendat

"Mulai hari ini kami sudah mengoperasinalkan bus sekolah di beberapa rute dan wilayah yang sekolahnya sudah melaksanakan tatap muka," kata dia, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (7/4/2021).

Pihaknya memprioritaskan pelayanan bus untuk sekolah jenjang SMP dan SMA atau sederajat.

Selain itu, operasional bus dibagi per wilayah administrasi kota. Untuk wilayah Barat, terdiri dari zonasi 3 (Kamal-Kalideres), Rute 18 (Meruya-Ciledug-Joglo), Rute 19 (Benhil-Kemanggisan).

Kemudian, wilayah Pusat terdiri dari Zonasi 5 (Pulogadung-Paseban), Rute 1 (Perintis Kemerdekaan-Lapangan Banteng), dan Zonasi 7 (Cikini-Rawamangun).

Wilayah Selatan mencakup Rute 6 (Pasar Minggu-Kebayoran), Rute 7 (Pasar Minggu-UI), Rute 11 (Blok M-Ciledug), dan Rute 14 (Blok M-Pondok Labu). Wilayah Utara antara lain Zonasi 11 (Kapuk-Cideng) dan Zonasi 12 (Rorotan-Rawa Bebek).

Selanjutnya, wilayah Timur terdiri dari Zonasi 1 (Pondok Gede-Ranco), Zonasi 7 (Rawamangun-Cikini), Zonasi 8 (Lubang Buaya-Ranco), Rute 3 (TMII-Gandaria), dan Rute 4 (Perintis Kemerdekaan-Pondok Kopi).

Syafrin memastikan operasional bus sekolah tetap sesuai dengan aturan PPKM, yakni kapasitas tetap dibatasi maksimal 50 persen dari jumlah kursi yang tersedia.

Kemudian, untuk jam operasional, bus sekolah mengikuti jam pembelajaran yang dilaksanakan masing-masing sekolah. Armada bus sekolah akan bergerak mulai pukul 04.30 WIB menuju titik start sampai dengan pukul 17.30 WIB.

"Titik start bus sekolah mendekat ke sekolah (fleksibel) atau jemput bola standby di sekolah saat jam pulang sekolah," pungkasnya.

Uji coba pembelajaran tatap muka di sekolah di Jakarta sudah dimulai pagi tadi. Rencananya uji coba akan berlangsung hingga 29 April 2021.

Sebanyak 85 sekolah dari semua jenjang pendidikan akan mengikuti uji coba. 85 sekolah tersebut tersebar di enam kabupaten/kota, dengan rincian; satu sekolah di Kepulauan Seribu, 25 sekolah di Jakarta Selatan, 25 sekolah di Jakarta Timur, 10 sekolah di Jakarta Pusat, 18 sekolah di Jakarta Barat, dan enam sekolah di Jakarta Utara.

Maksimalkan Praktik

Salah satu sekolah yang melakukan uji coba pembelajaran tatap muka, SMKN 15 Jakarta, memaksimalkan durasi belajar selama empat jam untuk praktik. Rasionya, 70 persen praktik dan 30 persen teori.

"Waktunya singkat ya cuma dua jam. Hari ini langsung praktik," ucap guru mata pelajaran Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran (OTKP) Dita Arlita, kepada CNNIndonesia.com, Rabu (7/4/2021).

Hal itu ia terapkan untuk mengejar ketertinggalan selama pembelajaran jarak jauh. Mengingat, pembelajaran jarak jauh sudah dilakukan lebih dari satu tahun.

"Kalau jarak jauh banyak hambatannya. Kalau praktik kan butuh sarana dan prasarana ya. Ada yang enggak punya laptop, kadang kuota internet juga," ujarnya.

"Makanya, ketika disuruh masuk gini, senang banget, jadi langsung praktik," imbuhnya. (dan/sumber: CNNIndonesia.com)