Rusia Peringatkan Amerika Jauhkan Kapal Perang Mereka dari Krimea

  • Oleh : Redaksi

Kamis, 15/Apr/2021 15:19 WIB


Jakarta (BeritaTrans.com) - Rusia memperingatkan Amerika Serikat untuk menjauhkan kapal perang mereka dari Krimea.

AS mengerahkan sejumlah kapal perang ke Laut Hitam pekan ini sebagai bentuk dukungan terhadap Ukraina yang terintimidasi oleh peningkatan kehadiran tentara Rusia di perbatasan kedua negara.

Baca Juga:
Kapal Perang AS Merapat di RI, Jalankan Operasi Bersama TNI AL di LCS

Moskow menyebut menuver kapal perang AS di Laut Hitam itu sebagai provokasi.

"Amerika Serikat adalah musuh kami dan melakukan segala cara untuk merusak posisi Rusia di panggung dunia," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov Selasa (13/4) seperti dikutip oleh kantor berita Rusia.

Baca Juga:
Makin Tegang, Joe Biden Siap Hajar China di Laut China Selatan

Moskow mencaplok Krimea dari Ukraina pada 2014.

Angkatan Laut AS memang beroperasi secara rutin di Laut Hitam. Namun, seorang pejabat pertahanan AS menuturkan pengerahan kapal perang ke kawasan itu saat ini bisa menjadi pesan khusus bagi Moskow bahwa Washington memantau ketat pergerakan militer mereka.

Baca Juga:
China Usir Kapal Perang AS Gegara Memasuki Laut China Selatan

"Kami memperingatkan Amerika Serikat bahwa akan lebih baik bagi mereka untuk menjauh dari Krimea dan pantai Laut Hitam kami. Itu demi kebaikan mereka sendiri," kata Ryabkov dikutip dari Reuters.

Pernyataan itu menunjukkan bahwa hubungan diplomatik Rusia dan AS dalam beberapa dekade terakhir semakin menipis.

Presiden AS Joe Biden pada Maret lalu menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin adalah seorang pembunuh yang akan "membayar harga" atas tuduhan campur tangan dalam pemilu AS. Namun tuduhan itu langsung dibantah Moskow.

Pasukan Rusia dilaporkan mendekati wilayah Donetsk dan Lugansk di timur Ukraina. Menurut laporan intelijen Ukraina, pasukan Rusia dan pemberontak memperkuat koordinasi dan diperkirakan bakal menggelar serangan pada pertengahan April.

Kekerasan di kawasan timur Ukraina yang dikuasai pemberontak Pro-Rusia kembali meletup.

Dilaporkan 20 tentara Ukraina meninggal dan 57 lainnya terluka dalam kontak senjata dengan pemberontak sejak awal 2021.

Padahal, kedua belah pihak sudah meneken perjanjian gencatan senjata. Namun, kesepakatan itu dinilai rapuh.

Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Jens Stoltenberg, juga telah meminta Rusia berhenti mengirim pasukan ke perbatasan Ukraina untuk menghindari peperangan antara kedua negara.

Sementara Rusia mengaku mengerahkan pasukan mereka sesuai keinginan, termasuk untuk tujuan pertahanan.

(lia/sumber:cnnindonesia.com)