Truk Gagal Nanjak di Sitinjau Lauik, KNKT: Perhatikan Dimensi dan Penggerak Kendaraan

  • Oleh : Redaksi

Jum'at, 18/Jun/2021 08:45 WIB
Ilustrasi truk di jalan raya (dok) Ilustrasi truk di jalan raya (dok)

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyampaikan ada beberapa penyebab kendaraan besar, seperti bus maupun truk gagal mendaki di tikungan sekaligus tanjakan.

Seperti yang tanjakan dan tikungan Sitinjau Lauik, Sumatera Barat, yang memiliki kemiringan jalan (slope) hingga 45 derajat.

Baca Juga:
KNKT Minta Jeep Wisata Jaga Kualitas Fisik Kendaraan Sesuai SOP

Menurut Senior Investigator KNKT Achmad Wildan, hal itu terjadi bukan hanya karena kekurangan torsi dan tenaga, hingga akhirnya truk tak kuat menanjak. Melainkan dari hasil investigasi, spesifikasi dimensi dan penggerak truk maupun bus yang tak cocok melewatinya bisa menjadi penyebab gagal nanjak.

"Kebanyakan yang lewat itu bus atau truk sumbu tiga tapi yang penggeraknya tunggal. Pada jenis truk tersebut, roda penggeraknya hanya sumbu dua yang di tengah yang bergerak, sumbu satu dan belakangnya diam," urai Wildan dalam diskusi Isuzu Peduli Keselamatan secara virtual, Kamis (17/6/2021) dikutip dari kumparan.com.

Baca Juga:
Ditjen Hubdat Ungkap Strategi Atasi Kecelakaan Berulang dalam FGD

Dimensi kargo juga ikut memperparah karena diperpanjang ilegal yang sebabkan over dimensi. Akibatnya membuat panjang julur belakang atau rear overhang semakin panjang.

"Jenis kendaraan tersebut berpotensi besar tersangkut di tengah-tengah tanjakan yang menikung. Jadi meskipun pengemudi terus mencoba akselerasi, tetap tidak akan bisa karena roda penggeraknya kehilangan traksi," bebernya.

Baca Juga:
Gandeng KNKT, Kemenhub Teliti Rangka Esaf Sepeda Motor Honda

Saat menaiki tikungan, yang nempel ke aspal justru sumbu satu dan tiga tidak bergerak, sementara roda penggeraknya menggantung, dia hanya berputar di tempat tidak menanjak.

Dengan tegas Wildan berpesan kepada perusahaan jasa ekspedisi, logistik, maupun transportasi, untuk tidak hanya mengutamakan kapasitas angkut dan kemampuan efisiensi bahan bakar. 

"Tapi juga memastikan kendaraan yang digunakan menyesuaikan medan jalan yang akan ditempuh," ungkapnya.

Pentingnya memahami lintasan yang akan dilalui, sangat penting untuk setiap pengemudi. Apalagi kata dia bila melalui jalur yang baru dijamah.

Dia menmnberikan rekomendasi, bika rute yang dilalui banyak tanjakan curam dibarengi jalan menikung seperti di Sitinjau Lauik, lebih baik memilih kendaraan yang sistem penggeraknya ganda. 

"Tentukan juga dimensinya, yang tidak begitu panjang supaya tak mudah tersangkut," imbuh Wildan. (red)