Disebut Nunggak Sewa Pesawat Rp 7 T, Begini Jawaban Lion Air Group

  • Oleh : Fahmi

Sabtu, 03/Jul/2021 06:49 WIB
Foto:Istimewa Foto:Istimewa

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Manajemen PT Lion Mentari Airlines, pengelola maskapai Grup Lion yakni Lion Air, Batik Air dan Wings Air, buka suara soal pemberitaan yang menyebutkan perusahaan telah mengandangkan 25 pesawat karena belum membayar lessor (penyewa pesawat) mencapai US$ 500 juta atau setara dengan Rp 7 triliun (kurs Rp 14.000/US$). 

Corporate Communication Strategic Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro mengatakan perseroan tengah melakukan pembicaraan dengan semua mitra termasuk lessor.  

Baca Juga:
Momen Bersejarah Itu Tiba, Airnav Sukses Alihkan Ruang Udara Sektor ABC dari Singapura

"Lion Air sedang melakukan pembicaraan dengan semua mitra kami termasuk lessor dan sedang berjalan untuk mendiskusikan serta mencari jalan keluar terbaik atas situasi dan kondisi akibat pandemic Covid-19 yang hampir dihadapi semua perusahaan penerbangan," kata Danang, dikutip dari CNBC Indonesia, Jumat (2/7/2021). 

Dia mengatakan hasil pembicaraan tersebut positif sehingga menjadi kabar baik bagi perusahaan ke depan. "Hasilnya cukup positif untuk kedua belah pihak dan kesepakatan itu tentunya akan dilaksanakan," tegas Danang tanpa menyebutkan jumlah tunggakan detail dan informasi tambahan lainnya. 

Baca Juga:
Ruang Udara di Atas Kepri-Natuna Resmi Diatur Indonesia

Laporan sumber Bloomberg mengungkapkan Lion Air tengah berjuang melakukan pembayaran kepada lessor atas sejumlah armada pesawatnya. 

Menurut sumber Bloomberg yang mengetahui masalah ini, kesulitan pembayaran ke lessor ini karena dampak pandemi yang semakin mendekati bahaya dari sisi finansial. 

Baca Juga:
"Ramadhan Bleisure Fair" 2024, Ajang Garuda Tebar Diskon Tiket hingga 80%

Sumber tersebut menyatakan, maskapai penerbangan bertarif murah (low cost carrier/LCC) terbesar di Indonesia ini mengandangkan sekitar 25 pesawat karena belum membayar lessor mencapai US$ 500 juta. 

Salah satu sumber yang meminta untuk tidak disebutkan namanya itu mengatakan bahwa Lion Air sedang mempertimbangkan untuk mengembalikan enam jet Boeing 737-900ER, varian pesawat penerbangan jarak jauh, kepada lessor pada Juli. 

Beberapa jet 737-900ER lain yang dimiliki sendiri oleh maskapai yang dibangun oleh pengusaha Rusdi Kirana ini juga mungkin ditawarkan sebagai pengganti pembayaran tunggakan, menurut sumber tersebut. 

Sumber Bloomberg juga menyatakan beberapa lessor Lion Air sedang mempertimbangkan untuk mengambil kembali jet mereka dari maskapai dan memasarkannya kembali ke maskapai lain. 

Menurut publikasi online The Air Current sebelumnya, disebutkan bahwa Delta Air Lines Inc. tertarik pada sekitar 30 pesawat jenis Boeing 737 bekas milik Lion Air. 

Namun maskapai penerbangan AS ini menolak berkomentar "tentang rumor atau spekulasi industri," kata manajemen Delta Air Lines kepada Bloomberg. 

Pada 28 September 2020, Lion Air sempat digugat di Pengadilan London, Inggris, hingga 10 juta pound (sekitar Rp 189 miliar). Goshawk Aviation Ltd menuntut maskapai milik Rusdi Kirana itu karena berutang pembayaran sewa tujuh jet Boeing. 

Dikutip dari media Law360, yang khusus membahas masalah hukum perusahaan berbasis di AS, ada perjanjian yang dilakukan kedua perusahaan di tahun 2015 hingga 2020. Lion setuju memberi uang muka (deposit) sebesar 5,5 juta pound untuk perjanjian sewa. 

Goshawks dan delapan perusahaan afiliasinya mengatakan jumlah tunggakan Lion Air mulai dari 1,6 juta hingga 2,5 juta pound. 

Para penggugat mengharapkan bisa memenangkan gugatan dan menerima 10 juta pound sebagai kompensasi. Media itu juga menulis formulir gugatan dimasukkan 24 Juli. Penggugat diwakili Holman Fenwick Willan.CNBC Indonesia masih mengonfirmasi hal ini ke Lion Air. 

Saat ini, Grup Lion memiliki beberapa maskapai dalam struktur grupnya yang secara total mengoperasikan armada lebih dari 250 jet. Beberapa merek lainnya termasuk Malindo Air Malaysia, maskapai penerbangan jarak pendek Wings Air, Thai Lion Air dan Batik Air. 

Sekitar 80% armada grup Lion dikelola lewat sekitar 42 lessor yang beroperasi. 

Menurut data dari Cirium, terlepas dari kesulitan Lion Air, tiga dari lessor yang ada yakni CDB Aviation, ICBC Leasing dan Orix Aviation Systems Ltd, telah memasok Airbus SEA320 ke maskapai penerbangan hemat baru milik grup Lion yakni Super Air Jet.(fh/sumber:CNBCIndonesia)