Oleh : Naomy
MEKKAH (BeritaTrans.com) -
Ratusan Perusahaan di Arab Saudi bersiap untuk menerima kembalinya jamaah umrah asing yang telah tervaksinasi mulai 9 Agustus tahun ini.
Melalui platform daring, jamaah akan diberikan akses ke 500 perusahaan yang menyediakan layanan penerbangan, transportasi, hotel, dan juga penyedia jasa umrah.
Baca Juga:
Citilink Mulai Layani Penerbangan Umrah
"Data dari Komite Nasional Haji dan Umrah Saudi Arabia menyatakan sekitar 30 website dan platform akan tersedia untuk reservasi umroh dari negara asing," ujar Chairman World Hajj and Umrah Care Foundation (WHUC), Mohsin Tutla dalam keterangan tertulis, Rabu (28/7/2021).
Dia berpendapat bahwa Pandemi Covid-19 telah mengubah lansekap pelayanan haji dan umrah. Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung lebih dari 18 bulan, telah melemahkan kekuatan dari industri perjalanan ke tanah suci ini.
Baca Juga:
Menhub Hadiri Diskusi ICAO Tingkat Menteri di Arab Saudi
Namun Mohsin optimistis tantangan-tantangan yang ada tidak akan mengganggu pembukaan kembali kedataan jamaah umrah asing ke Arab Saudi.
Prosedur Kesehatan yang ketat menjadi solusi penyelenggaraan umrah yang aman.
Baca Juga:
Garuda Proyeksikan Trafik Penerbangan Umrah di 2024 Tumbuh Positif
“Kunci dari pemulihan dan pembangkitan kembali industri haji & umrah bergantung pada pengembangan mekanisme protokol kesehatan global yang menjamin jamaah yang datang bebas dari paparan covid-19, dan kembali ke negaranya dalam keadaan sehat,’’ tuturnya.
Untuk menjamin keamanan dan kesehatan jamaah, WHUC mengembangkan program Hajj & Umrah Safe Corridor atau Koridor Keselamatan Jamaah Haji dan Umrah. Program WHUC ini menerapkan prosedur standar protokol kesehatan sejak dari negara asal jamaah, selama perjalanan, selama beribadah di Saudi Arabia, hingga protokol kesehatan saat kembali ke negara masing-masing.
Pihaknya kara Mohsin, menjalin kerja sama dengan institusi kesehatan di berbagai negara asal jamaah umrah.
“Saat ini program koridor keselamatan haji dan umrah sudah di aplikasikan di 25 negara di seluruh dunia,” ujar dia.
Mohsin percaya bahwa keinginan para jamaah umrah untuk mengunjungi tanah suci dan melaksanakan ibadah di sana akan melampaui hambatan apapun, termasuk pandemi.
Oleh karena itu, sekalipun secara angka jumlah jamaah haji akan berkurang sekitar 40% karena adanya persyaratan vaksinasi dan jamaah yang terpaksa mengundurkan diri karena terbukti positif setelah tes PCR, dia optimistis kemajuan teknologi akan membantu industri haji & umrah dalam menghadapi pandemi.
“WHUC telah bekerjasama dengan lebih dari 200 lembaga dan mitra terkait untuk mengembangkan mekanisme keamanan terbaru lewat implementasi dari Program Hajj and Umrah Safe Corridor," imbuhnya.
Regional Relationship Manager WHUC untuk Indonesia, Raihan Sujatmoko berpendapat bahwa keberadaan perwakilan WHUC di Indonesia adalah untuk membantu umat Islam yang telah rindu dengan tanah suci untuk bisa mewujudkan keinginannya kembali dalam mengunjungi tanah suci.
Raihan juga menjawab kekhawatiran publik mengenai masuknya Indonesia ke dalam daftar negara yang dilarang masuk ke Arab Saudi.
“Kami terus berkoordinasi dengan otoritas haji dan umrah Arab Saudi untuk membuat umrah menjadi lebih inklusif bagi setiap negara, termasuk Indonesia.
"Oleh karena itu, kita mengkampanyekan program Tes PCR Otentik untuk para jamaah haji asing yang ingin melaksanakan umrah," katanya.
Tujuannya adalah agar perjalanan jamaah ke tanah suci hingga balik dari tanah suci semuanya 100% bebas dari Virus Covid-19," ucapnya.
Untuk mencapai tujuannya, Raihan menjelaskan bahwa pihaknya telah menghubungi fasilitas-fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, klinik, dan laboratorium kesehatan untuk menjadi mitra WHUC dalam mewujudkan perjalanan umrah yang aman dari virus Covid-19.
“Saat ini kami telah bekerjasama dengan beberapa fasilitas kesehatan di dua kota di Indonesia yaitu, Jakarta dan Surabaya. Kami masih membuka diri untuk bekerjasama dengan fasilitas kesehatan di kota lain," tutup Raihan. (omy)