Menhub Hadiri Diskusi ICAO Tingkat Menteri di Arab Saudi

  • Oleh : Naomy

Senin, 04/Des/2023 17:03 WIB
Peserta Diskusi ICAO di Arab Saudi Peserta Diskusi ICAO di Arab Saudi


RIYADH (BeritaTrans.com) – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menghadiri diskusi panel tingkat Menteri pada acara Air Service Negotiation Events (ICAN) 2023, yang diselenggarakan International Civil Aviation Organization (ICAO) di Riyadh, Arab Saudi, Ahad (3/12/2023). 

Menhub menjad panelis diskusi bertema “Air Transport Impact on Economic Development’ bersama Menteri Transportasi dan Logistik Kerajaan Arab Saudi Saleh Al-Jasser, Menteri Transportasi Ghana Kwaku Ofori Asiamah, dan Menteri Transportasi Seychelles Anton Gerard De Jacques.

Baca Juga:
Periode Mudik Lebaran, Airnav Telah Layani 36.994 Penerbangan

"Tansportasi udara berperan penting dalam meningkatkan potensi pariwisata dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk itu, pemerintah Indonesia terus mendorong kemitraan Business to Business (B to B) dalam penyediaan fasilitas, serta pengembangan bandara dan infrastruktur penerbangan lainnya di Indonesia," urainya.

Pihaknya ingin menciptakan iklim persaingan yang sehat di industri penerbangan agar semakin efisien dan kompetitif.

Baca Juga:
ICAO Berkunjung ke Jakarta, Bahas Peluang Kerja Sama Bidang Penerbangan Sipil

Menhub menyebut, masih terdapat sejumlah tantangan yang perlu diatasi industri penerbangan, di tengah kembali meningkatnya permintaan penerbangan pascapandemi Covid-19 dan tingginya ekspektasi masyarakat untuk mendapatkan tiket yang terjangkau.

Tantangan tersebut di antaranya yaitu meningkatnya harga avtur, terbatasnya ketersediaan suku cadang, dan berkurangnya jumlah armada pesawat. 

Baca Juga:
Menhub Tekankan Antisipasi Permasalahan Balon Udara Saat Libur Lebaran di Jateng

“Oleh karenanya untuk mengatasi tantangan tersebut, kolaborasi dan sinergi antarpemangku kepentingan penerbangan sangat penting. Selain itu, kami juga terus mendorong investasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan dan melakukan modernisasi infrastruktur penerbangan di Indonesia,” tuturnya.

Dalam diskusi itu, Menhub membeberkan kondisi penerbangan di Indonesia saat ini dan sejumlah peran strategis penerbangan dalam menciptakan keterhubungan antarwilayah. 

Dia juga menyatakan pentingnya menjaga keseimbangan liberalisasi jalur/akses udara internasional yang menguntungkan semua pihak. 

"Saat ini penerbangan domestik melayani 261 rute yang menghubungkan 121 kota di Indonesia, dan dilayani 13 maskapai penerbangan, termasuk dua penerbangan kargo,"  ujarnya. 

Sedangkan untuk penerbangan internasional, saat ini melayani 121 rute yang menghubungkan 14 kota di dalam negeri dan menghubungkan 53 kota di 26 negara. 

Penerbangan internasional dilayani oleh tujuh
 operator Indonesia dan 45 operator asing. 

Selanjutnya Menhub mengungkapkan, angkutan udara perintis berperan penting dalam membangun daerah terpencil yang belum terlayani oleh moda transportasi lain dan tidak menguntungkan secara komersial. 

"Pemerintah Indonesia memberikan besaran subsidi tarif perintis hingga 80% agar lebih terjangkau bagi masyarakat," imbuhnya. 

Pada tahun 2023, terdapat 227 jalur perintis yang menghubungkan 213 bandara dan 103 wilayah, sebanyak 41 rute didedikasikan khusus untuk penerbangan kargo guna menurunkan disparitas harga barang antarwilayah di Indonesia.

Lalu Menhub menjelaskan, tingkat pemulihan penerbangan di Indonesia alhamdulillah lebih cepat dari kawasan Asia Pasifik dan negara-negara lainnya. 

Tercatat, hingga September 2023 pergerakan pesawat dan penumpang domestik sudah mencapai 85% dan internasional mencapai 75% dari kondisi sebelum pandemi Covid-19.

"Dari data per Januari s.d Oktober 2023, total jumlah penerbangan internasional mencapai lebih dari 141 ribu dengan rata-rata 14 ribu lebih penerbangan per bulan. Sedangkan total jumlah penumpang internasional mencapai lebih dari 23 juta penumpang, dengan rata-rata 42 ribu lebih penumpang per bulan. Lalu, total jumlah muatan kargo yang diangkut mencapai lebih dari 267 ribu ton, " bebernya. 

Menhub menegaskan, salah satu peran penting ICAO dalam mendukung negara-negara anggota pada pembangunan sektor udara adalah memberikan perhatian penuh pengembangan sektor udara di negara-negara kurang berkembang/Least Developed Countries (LDCs) dan negara-negara berkembang kepulauan kecil/Small Island Developing States (SIDS). 

Hal ini sesuai dengan motto dari ICAO yaitu “no country is left behind in aviation development”, yakni program yang bertujuan mendorong semua negara agar mendapatkan kesempatan yang sama untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan penerbangan sipil, baik nasional maupun internasional. (omy)