Sering Rugi, Boeing Akhirnya Cetak Keuntungan Rp 8 Triliun

  • Oleh : Redaksi

Rabu, 28/Jul/2021 20:40 WIB


Jakarta (BeritaTrans.com) - Produsen pesawat terbang asal Amerika Serikat (AS), Boeing, membukukan keuntungan pada Q2-2021. Keuntungan ini didorong oleh lonjakan pengiriman pesawat jet komersial yang dihela oleh pemulihan perjalanan udara.

Dilansir CNBC International, pabrikan yang berkantor pusat di Chicago itu menyebut bahwa di Q2-2021 mereka berhasil mencatatkan keuntungan sebesar US$ 567 juta (Rp 8 triliun). Sementara itu pendapatan Boeing naik 44% menjadi hampir US$ 17 miliar (Rp 240 triliun) dari US$ 11,8 miliar (Rp 117 triliun) tahun lalu.

Baca Juga:
Pesawat Boeing 787 LATAM Airlines Terjun Bebas, Penumpang Terlempar dari Kursi hingga 50 Terluka

"Sementara kami masih memiliki cara untuk pergi sebelum rebound penuh, ini mendorong untuk melihat pasar komersial membaik, dimungkinkan oleh distribusi vaksin yang berkelanjutan dan peningkatan permintaan perjalanan, terutama di pasar domestik," kata CEO Dave Calhoun dalam memo karyawan.

Keuntungan ini sendiri merupakan laba kuartalan pertama perusahaan itu dalam hampir dua tahun. Di tahun 2020, Boeing melaporkan kerugian bersih sebesar US$ 2,96 miliar (Rp 42 triliun).

Baca Juga:
CEO Boeing Buka Suara Atas Insiden Kecelakaan Pesawat 737 Max 9

Selain pandemi Covid-19 yang mempengaruhi perjalanan udara, Boeing sebelumnya juga dirunding beberapa permasalahan. Pada Mei lalu Otoritas keselamatan udara Amerika Serikat (AS) meminta Boeing untuk melengkapi analisis baru mengenai masalah kelistrikan pada beberapa model pesawat berbadan sedang Boeing 737 MAX yang ditemukan pada April lalu.

Ini bukan masalah terbaru yang dialami varian pesawat berbadan sedang ini. Boeing 737 MAX sebelumnya sempat tidak diizinkan terbang setelah terjadi dua kecelakaan fatal yang menimpa unit pesawat itu.

Baca Juga:
Boeing: Armada Pesawat di Asia Tenggara Akan Bertambah Hampir 4 Kali Lipat dalam 20 Tahun ke Depan

Pertama, kecelakaan menimpa Maskapai Indonesia Lion Air pada Oktober 2018 lalu yang jatuh di Laut Jawa. Lalu diikuti kecelakaan Ethiopian Airlines pada maret 2019 lalu. Kedua kecelakaan ini menewaskan seluruh penumpang pesawat.

Lalu pada November 2020, regulator AS FAA kembali memberi izin pesawat berbadan sedang itu untuk mengangkasa kembali.

Tak hanya di seri pesawat berbadan sedang, Boeing juga mengalami permasalahan pada seri pesawat berbadan lebar 787. Pihaknya menyebut telah ditemukan cacat produksi dalam beberapa pesawat yang telah dikirim.

(lia/sumber:cnbcindonesia.com)

Tags :