Potensi Tsunami Raksasa Intai Ancol & Wilayah Ini, Waspada...

  • Oleh : Redaksi

Minggu, 17/Okt/2021 06:44 WIB
Foto:ilustrasi/istimewa Foto:ilustrasi/istimewa

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Potensi tsunami 'raksasa' setinggi 20 meter mengintai pesisir selatan Pulau Jawa hingga Selat Sunda, dampaknya diperkirakan bisa sampai ke pesisir utara seperti wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

Kepala Laboratorium Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) Heri Andreas menjelaskan data dari Global Navigation Satellite System (GNSS) melaporkan terdapat akumulasi energi di bagian megathrust Selat Sunda hingga Pelabuhan Ratu.

Baca Juga:
Update Gempa Bumi Magnituto 7,3 di Mentawai, Ini Penjelasan BMKG!

Selain itu juga ada di Parangtritis dan Pantai Jawa Timur di bagian Selatan. Jika terjadi gempa dengan kekuatan sekitar 8,7 sampai 9,0, potensi akan ada tsunami setinggi 20 meter.

Sementara itu di Jakarta, gelombang tsunami diprediksi mencapai 1 - 1,5 meter. Hal ini lebih kecil dibandingkan dengan perkiraan tsunami yang berada di bagian selatan Jawa.

Baca Juga:
Antisipasi Potensi Bencana Wilayah Jakarta, Kepala BNPB dan PJ Gubernur DKI Koordinasi Mitigasi dan Kesiapsiagaan

"Berdasarkan hasil simulasi model, run-up tsunami dapat mencapai sebagian besar Pluit, Ancol, Gunung Sahari, Kota Tua, hingga Gajah Mada. Kalau kita perhatikan modelnya ternyata nyaris menyentuh istana," ungkapnya.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mewanti-wanti pada skenario terburuk di wilayah Pacitan, Jawa Timur.

Baca Juga:
Personel Special Response Team Bakamla RI Latihan Menyelam di Laut

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan kesiapan perlu dilakukan untuk menghindari dan mengurangi risiko bencana gempa dan tsunami yang mengintai pesisir selatan Jawa akibat pergerakan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia.

"Pantai Pacitan memiliki potensi tsunami setinggi 28 meter dengan estimasi waktu tiba sekitar 29 menit. Adapun tinggi genangan di darat berkisar sekitar 15-16 meter dengan potensi jarak genangan mencapai 4-6 kilometer dari bibir pantai," ujarnya dalam keterangan resmi.

Bulan lalu Dwikorita bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji melakukan verifikasi zona bahaya dan menyusuri jalur evakuasi bencana di daerah asal Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Masyarakat yang berada di zona bahaya menurutnya perlu rutin melakukan langkah evakuasi mandiri bila mendapatkan Peringatan Dini Tsunami maksimum lima menit setelah gempa terjadi.

Bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir pantai harus segera mengungsi ke dataran lebih tinggi jika merasakan guncangan gempa yang besar.

"Untuk masyarakat yang berada di pantai, tidak perlu menunggu perintah, aba-aba, atau sirine, segera lari karena waktu yang dimiliki hanya sekitar 29 menit, sedangkan jarak tempat yang aman yang lebih tinggi cukup jauh," imbuhnya.

Lebih lanjut dia menyampaikan sampai saat ini belum ada satupun teknologi yang bisa memprediksi kapan terjadinya gempa dan tsunami secara tepat dan akurat.

Lengkap dengan perkiraan tanggal, jam, lokasi, dan magnitudo gempa. Semua masih sebatas kajian yang didasarkan pada salah satunya adalah sejarah gempa di wilayah tersebut.(amt/sumber:cnbcindonesia.com)