Mas Satiman Ngegas Bus Rosalia Indah Jurusan Jakarta-Ponorogo: Tak Selalu Panen Penumpang

  • Oleh : Fahmi

Jum'at, 11/Feb/2022 20:26 WIB
Satiman pengemudi bus jurusan Jakarta-Ponorogo saat menaiikan penumpang di pool bus Rosalia Indah, Bulak Kapal, Bekasi, Jumat (11/2/2022). Satiman pengemudi bus jurusan Jakarta-Ponorogo saat menaiikan penumpang di pool bus Rosalia Indah, Bulak Kapal, Bekasi, Jumat (11/2/2022).

BEKASI (BeritaTrans.com) - Mengendarai bus lintas antarkota antarprovinsi (AKAP) tidak selalu penuh penumpang, terlebih pada saat pandemi. Hal itu dialami Satiman yang merupakan pengemudi bus PO Rosalia Indah. 

Satiman yang membawa bus jurusan Jakarta-Solo-Ponorogo. Memulai perjalanan dari Pondok Ungu, Bekasi, dia juga akan menyinggahi beberapa terminal atau pool hingga sampai Kerawang untuk menaikkan penumpang. 

Baca Juga:
Hari Kedua Ramp Check Jelang Angleb, Dishub Kota Bekasi Temukan 4 Bus Tak Laik Jalan di Terminal

"Alhamdulillah ini penuh. Penuhnya nanti sampai Kerawang," kata Satiman saat ditemui di pool bus Rosalia Indah, Bulak Kapal, Bekasi, Jumat (11/2/2022). 

Satiman menceritakan, saat perjalanan sebelumnya dari arah Ponorogo, dia hanya membawa 15 orang penumpang. Jumlah itu juga tidak mencukupi separuh dari kapasitas kursi penumpang yang ada di bus. 

Baca Juga:
Mbak Wiwit Sopir Bus PO MTI, Baru Kerja 5 Hari Gajinya Fantastis

"Dari Ponorogo selamam sih sepi, cuma bawa 15 tok," ucapnya.

Satiman juga bercerita, bahwa penumpang menurun saat pandemi. Terlebih lagi pada saat penerapan dilarang mudik tahun lalu. 

Baca Juga:
Sopir Bus Mudik Gratis dari Jakarta Meninggal di Terminal Tirtonadi Solo

Kru bus yang menggantungkan rezekinya pada penumpang dan perjalanan bus ini berharap agar pandemi segera berakhir. Dia meminta kepada Pemerintah untuk tidak ada aturan pembatasan mengenai perjalanan yang memberatkan bagi kru bus, terlebih untuk mencari pendapatan harian. 

"Kalau bisa jangan sampai seperti kemarin itu loh. Saya dua bulan enggak kerja akibat corona," katanya. 

Dia menceritakan, saat dilarangnya beroperasinya bus. Dia dan teman-temannya tidak bekerja selama dua bulan. Bukan hanya itu adanya larangan mudik terpaksa dia harus meliburkan diri mengikuti aturan yang ada. Saat itu pendapatannya tidak ada. "Kalau bisa, kedepan mudah-mudahan janganlah sampai gitu," pintanya. 

Warga Ngawi yang mengenakan dasi dan pangkat balok tiga di bahu tersebut, mengendarai bus eksekutif class dengan nomor seri SHD 529. Bus tidak berhenti lama, beberapa penumpang dari pool Bekasi tersebut langsung menaiki bus, selanjutnya bus langsung melaju ke arah Solo hingga ke Ponorogo. 

Bus yang diberangkatkan Satiman biasaya akan tiba ke tujuan akhir sekitar pukul 5.00 atau 6.00 pagi, hal itu tergantung keadaan kepadatan kendaraan di jalan. 

Memasuki musim hujan, Satiman juga menceritakan bahwa perjalanan bus lebih lambat dari pada biasanya. Hal itu dikarenakan kondisi jalan basah dan mengakibatkan jalan lebih terasa licin. 

"Kalau hujan, kendalanya jalan licin, lebih hati-hati, ya pelan-pelan," kata Satiman. 

Pengemudi saat hujan, dikatakan Satiman harus lebih menguasai jalan terutama adanya jenis permukaan jalan yang berbeda. 

"Soalnya kalau ban sama coran, sama aspal lain. Kalau coran enggak gigit, kalau aspal gigit, langsung sett," cerita Satiman sambil menirukan mobil yang sedang melaju dan mengerem. 

Dia mengungkapkan, kehati-hatian dalam berkendara bukan hanya karena jalan licin namun ada juga kendaraan lain yang melambatkan lajunya sehingga sebagian jalan terasa padat. 

Satiman mengendarai bus Ponorogo tersebut ditemani beberapa orang kru, yang termasuk sopir dua dan kenek. Mereka akan melayani perjalanan penumpang sampai dengan selaman aman dan nyaman. (Fahmi)