Model Rusia yang Sebut Putin Psikopat Tewas, Tubuhnya Ditemukan Setahun Kemudian

  • Oleh : Redaksi

Rabu, 16/Mar/2022 08:51 WIB
Foto:istimewa Foto:istimewa

Jakarta (BeritaTrans.com) - Tubuh Gretta Vedler, seorang model Rusia berusia 23 tahun ditemukan setahun setelah ia terbunuh. Sebelum tewas, Gretta Vedler menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai seorang psikopat.

Gretta Vedler terbunuh sebulan setelah dia mengkritik presiden Rusia di media sosial atas upayanya untuk meningkatkan integritas Rusia, menurut laporan dari The Mirror. Lebih dari setahun setelah dia menghilang, pacar Vedler, Dmitry Korovin, mengaku mencekik Vedler sampai mati karena masalah keuangan di Moskow, kata The Mirror mengutip video dari Komite Investigasi Rusia.

Baca Juga:
Model Dunia Kelahiran Lhokseumawe dan Besar di Karawang ini Pernah Gagal jadi Pramugari

Penemuan tubuh Gretta Vedler berawal dari laporan seorang temannya Evgeniy Foster, seorang blogger dari kota Kharkiv Ukraina. Foster curiga atas menghilangnya Vedler. Ia meminta seorang teman di Moskow untuk mengajukan laporan orang hilang.

Korovin mengaku kepada pihak berwenang bahwa dia tidur di kamar hotel selama tiga malam dengan mayat Gretta Vedler. Tubuh Vedler itu dimasukkan ke dalam koper yang baru dibeli.

Baca Juga:
2 Putri Putin Jadi Target Sanksi Amerika

Pria tersebut mengemudi dengan membawa tubuh Vedler ke wilayah Lipetsk di bagian barat Rusia. Ia meninggalkan mayat tersebut selama satu tahun di bagasi mobil. Media Rusia melaporkan penemuan mayat di bagasi mobil pada hari Minggu lalu.

Untuk menghilangkan jejak pembunuhan, Korovin terus memposting foto dan pesan di media sosial Gretta Vedler untuk memberi kesan palsu bahwa dia masih hidup. Korovin akhirnya mengakui kejahatannya dan memperagakan cara bagaimana dia membunuh sang model. Pembunuhan itu, disebut oleh The Mirror, tak terkait dengan kritik Gretta Vedler terhadap Putin.

Baca Juga:
Uni Eropa Akan Masukkan 2 Putri Putin ke Daftar Hitam Sanksi Terkait Ukraina

Gretta Vedler, pada Januari 2021, menyuarakan keprihatinan atas tindakan keras Presiden Putin terhadap protes dan keinginan meningkatkan integritas Rusia. “Saya hanya bisa berasumsi, menurut pendapat saya, psikopati atau sosiopati yang jelas terlihat dalam dirinya. Untuk psikopat, penting untuk terus-menerus mengalami rasa kepenuhan dan ketajaman hidup, sehingga mereka menyukai risiko, pengalaman intens, komunikasi intens, aktivitas intens, kehidupan yang intens dan dinamis,” tulis Vedler di akun media sosialnya.(amt/sumber:tempo.co)