Oleh : Redaksi
JAKARTA (BeritaTrans.com) - Pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis RON 92 atau Pertamax naik jadi Rp 12.500 - Rp 13.000 per liter, kabar mengenai kelangkaan BBM RON 90 atau Pertalite tak terhindarkan.
Maklum saja, karena Pertamax harganya mahal, kebanyakan orang khususnya kendaraan roda doa lebih memilih untuk memakai bensin Pertalite yang harganya cenderung tidak mengalami perubahan atau saat ini masih di harga Rp 7.650 per liter.
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Regional JBB Kembangkan UMKM dengan Small Medium Enterprise Market
Tak hanya isu soal kelangkaan saja, bahkan isu adanya pemangkasan kuota Pertalite di beberapa lokasi Stasiun Pengisian Bahan Bahan Bakar Umum (SPBU).
Namun, mengenai isu pemotongan kuota Pertalite di SPBU itu dibantah oleh pihak PT Pertamina (Persero). Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan bahwa mengenai pemotongan kuota di SPBU tidak benar.
Baca Juga:
BGCC 2024: UMKM Binaan Pertamina Patra Niaga Regional JBB Raih Omset Puluhan Juta
"Berita itu ngga benar, saat ini tidak ada pemotongan. Kami salurkan sesuai kebutuhan di SPBU," kata Irto kepada wartawan, Selasa (5/4/2022).
Mengetahui adanya berita pemangkasan itu, Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Saleh Abdurrahman menyatakan, bahwa Pertamina tidak memangkas kuota Pertalite di SPBU.
Baca Juga:
Kemenhub Terus Upayakan Regulasi Dukung Ekosistem Lognas
Ia menilai, kemungkinan kelangkaan bisa saja terjadi karena demandnya begitu besar pasca harga Pertamax naik. "Jadi pasokan cepat habis dan perlu waktu dikirim, dugaan saya seperti itu," tandas dia kepada wartawan, Selasa (5/4/2022).
Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution mengatakan bahwa, pihaknya menjamin stok Pertalite. Bahkan, pihaknya sudah menggelontorkan 15% stok di atas konsumsi rata-rata Pertalite.
"Jadi tidak ada (kelangkaan), kami menjamin stok pada posisi yang baik di Pertamina. Kami menggelontorkan 15% di atas konsumsi rata-rata pertalite di SPBU, sehingga stok terjamin," ungkap Alfian kepada wartawan dalam Energy Corner, Senin (4/4/2022).
Alfian juga memastikan stok BBM Pertalite di daerah-daerah juga terjamin, pihaknya bersama dengan induk usaha Pertamina sudah beberapa kali melakukan inspeksi ke seluruh daerah. inspeksi itu dilakukan menngigat apakah ada peralihan besar dari Pertamax yang harganya naik ke bensin Pertalite tersebut.
"Kami lihat di kota besar kondisi aman, antrean relatif lebih normal. Kita bisa penuhi ekspektasi masyarakat atas kebutuhan Pertalite," tandas Alfian.
Adapun Alfian meyakini, bahwa lonjakan permintaan Pertalite yang mencapai 10% - 15% hanya sementara. Pasalnya, pihaknya memiliki program khusus untuk memberikan promo dan edukasi masyarakat atas penggunaan BBM yang berkualitas tinggi, sehingga pergeseran ke Pertalite tidak terlalu lama.
"Ada kenaikan sekitar 10-15% pergeseran kenaikan ke Pertalite. Ini tantangan kami untuk mendorong konsumsi Pertamax lagi. Sehingga kami berharap konsumsi sadar ke kualitas," tandas Alfian.
Data Pertamina per 27 Maret 2022, stok Pertalite secara nasional 1,16 juta kilo liter (kl) atau bisa bertahan hingga 15,7 hari ke depan. Stok tersebut adalah akumulasi stok pada Terminal BBM, kilang dan instransit kapal. (dn/sumber: cnbcindonesia.com)