PBB Nyatakan Serangan Rudal terhadap Stasiun Kereta Api Ukraina Sama Sekali Tak Dapat Diterima

  • Oleh : Fahmi

Sabtu, 09/Apr/2022 20:22 WIB
Barang-barang masih tampak berserakan di stasiun Kramatorsk, Ukraina timur pasca serangan rudal yang menewaskan sedikitnya 50 orang hari Jumat (8/4). Barang-barang masih tampak berserakan di stasiun Kramatorsk, Ukraina timur pasca serangan rudal yang menewaskan sedikitnya 50 orang hari Jumat (8/4).

JAKARTA (BeritaTrans.com) - PBB menyebut serangan mematikan hari Jumat (8/4) terhadap stasiun kereta api Ukraina dan serangan-serangan lainnya “sama sekali tidak dapat diterima” dan merupakan “pelanggaran berat hukum humaniter (kemanusiaan) internasional dan hukum hak asasi manusia internasional, dan untuk itu pelakunya harus bertanggung jawab.” 

Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengulangi seruan Sekretaris Jenderal Antonio Guterres untuk “segera diakhirinya perang brutal ini.” 

Pejabat kereta api negara Ukraina mengatakan 50 orang tewas, termasuk lima anak-anak, dan sedikitnya 87 terluka dalam serangan rudal terhadap sebuah stasiun di Ukraina timur yang digunakan untuk mengevakuasi warga sipil. 

Dua rudal dikatakan telah menghantam stasiun di Kramatorsk. Gubernur wilayah Donetsk mengatakan ribuan orang berada di stasiun untuk berusaha pergi ke daerah-daerah yang lebih aman selagi wilayah itu bersiap untuk serangan besar Rusia, lapor Reuters. 

Pejabat Ukraina menyalahkan Rusia atas serangan itu. Rusia telah membantah bertanggung jawab. 

Juga pada hari Jumat, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin berbicara dengan Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov tentang “kebutuhan militer Ukraina untuk mempertahankan negaranya,” lapor koresponden wartawan. 

Austin memuji pengumuman yang disampaikan oleh Slovakia pada hari Jumat (8/4) bahwa negara itu akan mengirim sistem pertahanan udara S-300 ke Ukraina. Austin menyebut sistem itu sebagai “kemampuan pertahanan yang kritis.” 

AS “akan terus berkoordinasi dengan sekutu dan mitra kami untuk mendukung kebutuhan militer dan rakyat Ukraina,” tambah Lloyd Austin. (fh/sumber:voa)