Oleh : Fahmi
JAKARTA (BeritaTrans.com) - Dua kapal patroli laut China yang kedapatan berlayar di dekat Pulau Diaoyu/Senkaku pada Selasa (5/7/2022) ternyata telah berada di perairan Jepang selama 81 hari.
Badan Patroli Laut Jepang mengatakan pihaknya mendapati dua kapal China itu mendekati Pulau Diaoyu/Senkaku pada Selasa pagi sekitar pukul 04.35 waktu setempat. Jepang pun bergegas mengerahkan patroli laut untuk mengusir dua kapal tersebut.
Baca Juga:
17 WNI Jadi Korban Kapal Ikan China Terbalik di Samudera Hindia, Kemlu: 7 Jenazah Sudah Ditemukan
Menteri Luar Negeri Yoshimasa Hayashi mengatakan Jepang telah mengutarakan 'protes serius' ke China lewat jalur diplomatik.
Hayashi juga mengatakan tindakan kedua kapal China itu merupakan pelanggaran hukum internasional.
Baca Juga:
Insiden Kapal Ikan China Terbalik di Samudra Hindia: Tidak Ada yang Selamat, Termasuk WNI?
Dalam kesempatan yang berbeda, Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi menyampaikan "aktivitas militer [China] menjadi semakin aktif.
Insiden pada Selasa (5/7) merupakan yang ke-15 kali tahun ini.
Baca Juga:
Ini Kata Kementerian Luar Negeri Soal Kapal Cina Mondar-Mandir di Natuna
Kepulauan Diaoyu/Senkaku selama ini masih jadi rebutan Jepang-China. Terlepas dari protes berulang kali dari Tokyo, Beijing terus mengirim kapal-kapalnya ke perairan dekat kepulauan yang kini di bawah administratif Jepang itu.
Sebagaimana diberitakan South China Morning Post (SCMP), insiden Selasa itu berlangsung sehari setelah satu kapal angkatan laut China mengejar satu kapal perang Rusia agar pergi dari kepulauan itu.
Pada Senin (4/7) pukul 07.44 pagi waktu setempat, satu kapal fregat China sempat mengejar satu kapal perang Rusia dari kepulauan itu.
Menurut keterangan seorang pejabat Kementerian Pertahanan Jepang, kapal Rusia berada di perairan itu selama satu jam dan tampaknya sedang berupaya menghindari topan.
Dari insiden pengejaran itu, China tampak berupaya menunjukkan mereka sedang berpatroli dalam teritori mereka. Jepang menilai tindakan tersebut sebagai cara China untuk menunjukkan klaim teritorial atas Kepulauan Diaoyu/Senkaku, kata pejabat itu.(fhm)