Kecelakaan Truk Tangki Cibubur, Pengamat: Harus Ada Perbaikan Sarana Prasarana

  • Oleh : Redaksi

Selasa, 19/Jul/2022 14:28 WIB
Kecelakaan truk tangki pertamina di Cibubur, Bekasi pada Senin (18/7/2022). Kecelakaan truk tangki pertamina di Cibubur, Bekasi pada Senin (18/7/2022).

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Kecelakaan lalu lintas yang libatkan truk tangki pertamina dengan sebuah mobil dan beberapa kendaraan roda dua di Cibubur pada Senin (18/7/2022) kemarin, dinilai jangan melihat faktor pengemudi saja.

Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno mengatakan ada empat faktor menjadi penyebab kecelakaan, yaitu faktor lingkungan, sarana, prasarana, dan manusia. 

Baca Juga:
Kecelakaan Beruntun di Tol Cikampek KM 58, 9 Orang Tewas

"Kita nanti lihat dari temuan dari KNKT, kan faktor penyebab kecelakaan ada empat, nanti dilihat dari faktor lingkungan, sarana, prasarana dan manusianya," ujarnya Djoko yang juga merupakan Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat kepada wartawan, Selasa (19/7/2022).

Djoko Setijowarno.(Ist)

Baca Juga:
Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim, Ini Kronologi Penyebabnya!

Dia menyebutkan pada kecelakaan yang menewaskan 10 orang pengendara tersebut merupakan adanya kesalahan akibat salah satu faktor tersebut. 

Menurutnya selama ini kecelakaan selalu disalahkan pengemudinya. Namun, dia mengatakan bisa dilihat berbagai faktor lain termasuk ke empat yang disebutkannya tersebut.

Baca Juga:
Kecelakaan Beruntun di Puncak Bogor, Korban 17 Orang Luka

"Jangan terulang lagi lah, orang takut jalan di jalan raya, yang jelas ini harus diusut tuntas. Jangan sopirnya dijadikan tumbal, apa-apa sopir, orang enggak mau jadi sopir truk nanti. Yang rugi juga negara," katanya.

Dia menambahkan saat ini minat profesi menjadi sopir truk saat ini telah menurun. Hal itu dikarenakan banyak kejadian yang mengkhawatirkan terutama kecalakaan. 

Dia mengatakan para sopir juga memiliki keluarga tanggunagan yang harus dinafkahi dan tidak ada lasan para sopir untuk tidak berhati-hati dalam membawa kendaraanya. 

Djoko menyayangkan saat ini pemerintah dalam hal ini penyedia sarana dan prasarana seperti kementerian PUPR dan Kementerian Perindustrian terkesan tidak memberikan dampak yang baik terutama untuk pengguna jalan. 

Sebagai informasi, pada kejadian kecelakaan Cibubur terjadi merupakan persimpangan yang baru dibuka di awal tahun 2022 ini. Titik persimpangan persis berada pada kontur jalan menurun dan menikung dari kedua arah. Ruas jalan Trans Yogi (Alternatif Cibubur) status sebagai Jalan Nasional. 

Informasinya Traffic Light dipasang atas biaya pihak pengembang perumahan dengan ijin dari Dishub Kota Bekasi.

Perkembangan atas kasus tersebut, tadi malam pada Senin, dilakukan penutupan persimpangan menggunakan pemisah beton.

Djoko menyarankan pemerintah dalam mengantisipasi dan upaya memberikan keselamatan harus ditingkatkan dan saling bersinergi. Dia juga menyarankan agar Presiden ikut mengambil kebijakan serius karena ini juga menyangkut masalah ekonomi.

"Di Dirjen Hubdat pernah ada Dit. Keselamatan Transportasi Darat. Melihat angka kecelakaan yang makin tinggi, perlu dibentuk lagi Direktorat ini, meskipun ada batasan jumlah direktorat dalam satu Ditjen, namun kondisi sekarang sudah 'pandemi kecelakaan lalu lintas'. Kepala Negara harus mengambil alih masalah keselamatan transportasi darat," tegasnya.

Dia mengatakan saat ini korban meningv dalam kecelakaan lalu lintas sudah melebihi korban Covid-19. Dalam satu hari ada 3 orang korban meninggal akibat Covid-19, sementara juga dalam satu jam ada 3 korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas.(fahmi)